JAKARTA -- Kabar duka kecelakaan pesawat Sriwijaya Air menyita banyak perhatian publik. Jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 memicu banyaknya ungkapan duka sekaligus beragam komentar di media sosial.

Pesawat Sriwijaya Air SJ182 diketahui membawa 62 orang, dengan 52 penumpang pesawat dan 10 awak pesawat. Beberapa keterangan diduga dari keluarga korban, serta identitas mereka tak sedikit bermunculan di media sosial.

Tanpa disadari, masih ada orang yang mengesampingkan rasa empati di tengah kabar duka Sriwijaya Air. Sejatinya, dalam kondisi seperti ini rasa empati yang harusnya lebih dikedepankan.

Menanggapi hal ini, Nuzulia Rahma Tristinarum, seorang psikolog sekaligus trainer dan konselor parenting Yayasan Kita dan Buah Hati, menjelaskan ada beberapa batasan agar kita masih bijak menggunakan media sosial.

1. Usahakan tidak upload foto yang menimbulkan kesedihan

Jika kita menemukan sebuah foto mengenai kondisi korban, jangan diteruskan lagi untuk dilihat lebih banyak orang. Hal ini bisa menimbulkan kesedihan, kecemasan, dan ketakutan bagi siapapun yang melihatnya, terutama keluarga korban.

2. Tidak asal rekam atau upload kondisi keluarga korban

Mereka sedang dalam kondisi tidak begitu sadar dengan dirinya. Sehingga bisa jadi ada gerakan atau posisi yang tidak layak dilihat orang banyak. Misalnya, kondisi pakaian yang tersingkap, dan hal hal lain yang tidak untuk konsumsi publik.

3. Tuliskan kata-kata yang baik saja

Jangan bercanda pada situasi duka. Apalagi menuliskan candaan mengenai kejadian, korban atau keluarganya. Usahakan tulisan yang kita upload di media sosial merupakan kata-kata yang baik dan mengandung empati.

"Apalagi sekarang sedang dihimbau untuk menjaga imunitas. Foto-foto yang ngga layak dapat menimbulkan energi negatif dan menurunkan imunitas," ungkap penulis Buku Kesehatan Mental Wanita dan Keluarga yang disapa Rahma ini.

Sumber: detik/red

 
Top