Rimbawan UGM Dr. Transtoto Handadhari bersama mantan Menteri Kehutanan Republik Indonesia, Ir. Djamaluddin Suryohadikusumo 
JAKARTA -- Hutan tropis Indonesia terbesar ketiga di dunia boleh lega, ketika para rimbawan senior dan masyarakat bersatu padu, bergabung dalam sebuah gerakan peduli hutan, Gerakan Masyarakat Peduli Hutan Indonesia (GMPHI). 

Dr. Transtoto Handadhari, rimbawan Universitas Gajah Mada (UGM) selaku penggagas dan koordinator gerakan menyatakan bahwa gerakan ini merupakan implementasi moral tanpa pamrih untuk bersama bergabung memperbaiki hutan kita yang rusak.

"Paling tidak 40 juta lahan hutan telah kosong. Banyak juga yang sudah alih fungsi jadi non hutan. Yang dianggap sudah hijau isi hutannya juga berubah menurun kualitas tegakannya. Sedangkan usaha perbaikannya masih belum juga signifikan akibat berbagai faktor dan alasan. Salah satunya masih adanya kejahatan kehutanan dan ketidakpedulian kita semua", ungkap Transtoto di Jakarta, Kamis (6/2/2020). 

Menurutnya, pemerintah yang telah berupaya keras mengelola hutan, selayaknya didukung dan dibantu memecahkan kerumitan masalah-masalahnya. Kehadiran GMPHI sekaligus memperkokoh peran rimbawan alumni UGM Yogyakarta berpadu bersama rimbawan IPB Bogor yang sering dinyatakan kurang harmonis dalam bekerja mengelola hutan. 

Ir. Djamaludin Suryohadikusumo, legenda Menteri Kehutanan terbaik yang paling dihormati di dalam dan luar negeri memberikan dukungan khusus, memuji langkah baik  tersebut.

Dari komposisi pengurus dan pendukungnya nampak sekali integrasi kedua pihak rimbawan yang kental. Sebut saja nama-nama alumnus IPB para mantan eselon I Dephut seperti Waskito Suryodibroto, Roja'i Zakaria, Titus Sariyanto, AA. Malik, Harry Santoso,  Hendarsun, Iman Santoso. Juga barisan pengurusnya ada Tjipta Purwita, Diah Suradiredja, Dian Novarina, Prof. Hariadi Kartodihardjo, Irsyal, Soewarso, Agus Wahjudi.

Dari pihak UGM aktif para mantan eselon satu Dephut seperti Wardono Saleh, Untung Iskandar, Djarot Kusumayakti, Sutino Wibowo, unsur akademisi Prof. Sri Adiningsih, Prof. M. Naiem, Prof. Sambas, Prof. Djoko Marsono, serta para pengurus gerakan antara lain Erwansyah, Agus Awali, Agung Nugraha, Petrus Gunarso, Bambang Supriyambodo, Abdul Hamid dan Masyhud Nur.

Di luar IPB dan UGM justru telah bergabung anggota-anggota dari berbagai elemen pendukung. Di antaranya Rukmi Hadihartini ( SOMAL/Dir. Pertamina), Agustanzil Sjahroezah, Prof. Daniel, Prof. Marlon, Gerson Njurumana, Suhendy, Johanis Cianes (akademisi/profesional), Handriyo, Rudhito Widagdo (Kemlu), Irjenpol p. Bekto Suprapto (Polri/Kompolnas), Letjen TNI Burhanudin Amin, Mayjen TNI Suwandi, Mayjen Heru Tjahjono (purbawirawan TNI), Firman Subagyo, Idham Samawi, Darori Wonodipuro, Ratu Wula, Umbu Tagela, Arnanto Nur, Dina Hidayana (DPRRI/politikus), Aryan Wargadalam, Purwadi, David, Bambang Soepianto, Sobur, Ardy Sutandi, Joko Supriyono, Daud Dharsono, Jansen Manansang TSI, Jak Tunewan, Soewarni (ASOSIASI/Korporasi).

Dalam perjalanannya, GMPHI memprakarsai lahirnya Yayasan Peduli Hutan Indonesia (Yayasan PHI) dengan Sekjen terpilih, Asep Karsidi (UI), mantan Kepala Badan Informasi Geografis. Didampingi Dodi Susanto (Unpad) mantan Kepala BPDAS Jawa Barat.

Unsur seniman dan public figur antara lain Samsudin BIMBO, Ach. Albar, Harry Capri, Anya Dwinov, Olga Lydia, Brigita Manohara, Davina, dr. Reisa, Wachyana Giri, Herdina, Aya Ross Jully. Di luar itu semua bergabung unsur-unsur birokasi, Perum Perhutani, Lembaga Masyarakat Desa Hutan, pesantren, wartawan, serta pencinta hutan dan lingkungan lainnya yang tersebar di nusantara. Komunitas aktif seperti Perkumpulan Green Network Indonesia-BERBANGSA, Snake Hunter Club Indonesia, Cobro Husada Indonesia, Merti Budoyo Nuswantoro, Gen Hijau Sumba-BERBANGSA, Yayasan Sapawana, ST-12 Kalsel, Muria Hijau Kudus, bahkan Perhimpunan Koperasi Digital Indonesia yang dipimpin Jak Tumewan beserta ormas-ormasnya yang anggotanya ribuan ikut mendaftarkan bergabung GMPHI.

Sebelum berkiprah penuh YPHI akan mendeklarasikan keberadaan dan visi misinya segera, serta melakukan sosialisasi secara penuh. Komunikasi dengan baik terus menerus sudah dilakukan dengan Menteri LHK Siti Nurbaya mapun Sekjen KLHK Bambang Hendroyono. Proses Badan Hukum ditangani Notaris Dr. Tintin Surtini.

"Yayasan PHI yang dimotori oleh GMPHI tersebut akan bekerja keras mewujudkan kembali kebangkitan pengelolaan hutan dengan hati bersih dan tanpa kecurangan (No Cheating). Bekerja bersama secara profesional, sosial, non partisan/non politik, dan jernih", tutup Transtoto dengan senyumnya yang khas lepas.

(rel)
 
Top