WASHINGTON, USA -- Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) memperkirakan ekonomi Indonesia dan India menjadi yang paling menderita pada tahun ini di antara negara-negara G20 akibat vaksinasi yang tertinggal.

Sehubungan hal tersebut, IMF kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2021 menjadi 3,9% dari perkiraan semula bulan April sebesar 4,3%. 

"Negara tertinggal dalam vaksinasi seperti India dan Indonesia, akan paling menderita di antara ekonomi G20." tulis dalam laporan IMF bertajuk World Economic Outlook edisi Juli 2021, Rabu (28/7/2021).

Namun, IMF memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh 5,9%, lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya 5,8%. Sementara itu, proyeksi pertumbuhan ekonomi India tahun ini dipangkas dari 12,5% menjadi 9,5%. Ekonomi India diprediksi tumbuh melambat menjadi 8,5%. 

Menurut IMF, tingkat vaksinasi negara-negara ekonomi berkembang, termasuk Indonesia dan India baru mencapai 10%. Angka ini jauh dibandingkan negara ekonomi maju  yang mencapai 40% maupun global sebesar 12%. 

Di ASEAN, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di bawah Malaysia yang mencapai 4,7% tahun ini dan 6% tahun depan, serta Filipina yang akan tumbuh 5,4% tahun 2021 dan 7% tahun 2022. Kendati demikian, Indonesia akan lebih baik dibandingkan Thailand yang tahun ini diperkirakan tumbuh 2,1% dan 6,1% pada tahun depan.

IMF pun memperkirakan, ekonomi Asia secara keseluruhan tumbuh 7,5%, turun dari perkiraan semula 8,6%. Proyeksi ekonomi Tiongkok juga dipangkas dari 8,4% menjadi 8,1%. Sementara pada tahun depan, ekonomi Negara Tembok Raksasa ini diperkirakan hanya tumbuh 5,7%. 

Sementara itu, IMF mengerek prospek ekonomi sebagian besar negara maju. Ekonomi Amerika Serika (AS) tahun ini diperkirakan tumbuh 7%, naik dari perkiraan awal 6,3%. Namun, ekonomi AS hanya akan tumbuh 4,9% pada tahun depan.

Ekonomi Inggris juga tahun ini diproyeksi lebih baik dari prediksi semula 5,3% menjadi 7%, tetapi melambat menjadi 4,8% pada tahun depan. 

Jepang akan menjadi negara maju yang mencatatkan pertumbuhan ekonomi terendah  pada tahun ini, yakni hanya mencapai 2,8%. Prediksi ini turun dari perkiraan awal 3,3%. Namun, ekonomi Negeri Sakura ini pada tahun  diproyeksikan tumbuh 3%. 

IMF juga memprediksikan negara-negara berpendapatan rendah turut menghadapi perlambatan ekonomi. Rata-rata pertumbuhan ekonomi untuk kategori negara ini hanya mencapai 3,9%, turun dari perkiraan semula 4,3%. Namu, ekonomi kelompok negara ini diperkirakan tumbuh 5,5% pada tahun depan.

Akses vaksinasi yang sangat rendah di sebagian negara berpendapatan rendah juga jadi sorotan IMF. Tingkat vaksinasi di negara ini rata-rata masih kurang dari 5%, terburuk dibanding kelompok negara lainnya. Sementara analisis IMF menunjukkan negara berpendapatan rendah menjadi negara yang paling menderita karena keterbatasan anggaran untuk memulihkan ekonomi. 

"Analisis IMF menunjukkan bahwa negara berkembang berpenghasilan rendah akan membutuhkan hampir US$ 200 miliar biaya untuk mengatasi pandemi dan tambahan US$ 250 miliar  untuk bisa kembali ke level sebelum pandemi." demikian tertulis dalam laporan IMF0

Sebelumnya, Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021. PDB nasional yang diperkirakan tumbuh 4,5% pada outlook April 2021 turun menjadi 4,1% pada outlook Juli 2021.

#aas/katadata





 
Top