JAKARTA -- Dosen UIN Raden Intan Lampung, Dr. Abd Rahman Hamid memaparkan Sejarah Bandar Lampung dalam seminar yang digelar oleh Masyarakat Sejarawan Indonesia bekerja sama dengan UHAMKA Jakarta, Sabtu (13/12/2025). Kegiatan ini digelar di FKIP UHAMKA Jakarta, dalam rangka peringatan Hari Sejarah tahun 2025 dengan metode hybrid (luring dan daring) yang diikuti lebih 100 peserta dari berbagai perguruan tinggi dan lembaga di Tanah Air.

Abd Rahman Hamid, yang juga Ketua Prodi SPI UIN RIL, mengawali presentasinya dengan mengangkat isu penamaan Kota Bandar Lampung yang saran dengan nuansa maritim yakni “Bandar” yang bermakna pelabuhan atau kota pelabuhan.

Menurutnya, Kota Bandar Lampung lahir dari aktivitas dua pelabuhannya, yakni Pelabuhan Telukbetung dan Pelabuhan Timur (Oosthaven). Dua kota yang kemudian menjadi cikal bakal Kota Bandar Lampung yang dimaksud adalah Kota Telukbetung dan Kota Tanjungkarang. Kota yang disebut terakhir lahir dari aktivitas Oosthaven dan Stasiun Kereta Api Tanjungkarang.

Selain melahirkan kota, aktivitas pelayaran dan perniagaan di dua pelabuhan dan kota tersebut berkontribusi menciptakan masyarakat perkotaan Lampung yang multukultur dan warisannya masih bertahan sampai sekarang. Jadi, “Bandar Lampung ini adalah kota yang perlu dipelajari dengan pendekatan sejarah maritim”, kata Dr. Hamid.

Presentasi ini merupakan bagian dari diseminasi hasil penelitian (Litapdimas) tahun 2025 yang dikerjakan oleh Dr. Abd Rahman Hamid, Uswatun Hasanah, M.Hum, Maylatul Luvi, dan Jihan Nur Azizah.

Narasumber lain yang ikut presentasi dalam sesi ini antara lain adalah Dr. Kusuma (Universitas Pertahanan), Dr. Didik Pradjoko (Universitas Indonesia), Dr. La Ode Rabani (Universitas Airlangga, Surabaya), serta beberapa peneliti dari Universitas Diponegoro, Universitas Pendidikan Indonesia, UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan, Universitas Muhammadiyah Prof. Hamka, Universitas Riau, dan Universitas Udayana.

Seminar ini merupakan bagian dari acara peluncuran Buku Sejarah Nasional Indonesia baru oleh Kementerian Kebudayaan RI yang digelar pada 14 Desember 2025, dihadiri oleh para penulis dan editor, serta organisasi/instansi terkait. Dalam kaitan ini, Abd Rahman Hamid merupakan satu-satunya penulis dari PTKIN luar Jawa yang berkontribusi dalam penulisan buku ini. (*) 



 
Top