f: dok.riaubangkit
PEKANBARU -- Seorang "Bang Jago" berprofesi sebagai Kepala Rombongan (KR) salah satu perusahaan sawit di Riau terpaksa dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Syafira Pekanbaru dalam kondisi kritis, setelah tumbang di tangan pemuda 21 tahun anak tetangganya.

Informasi dihimpun awak media, menyebutkan, perkelahian terjadi pada Senin (3/1/2022) di mess perusahaan sawit yang berlokasi di Jalan Badak Ujung, Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru.

Perkelahian dipicu masalah volume loundspeaker musik yang besar dan kerap membuat tetangga terganggu.

Pada Senin (3/1/2022) sekitar pukul 16.00 wib, korban berinisial BH (40) selaku tuan rumah melakukan aktifitas karaokean di rumahnya bersama sejumlah rekannya. 

Sekitar pukul 18.00 WIB, BH pergi keluar meninggalkan temannya inisial HL yang sedang karaokean hingga pukul 19.00 WIB.

Saat itu, seorang ibu memiliki bayi umur 4 bulan yang sedang sakit, mengeluhkan suara loudspeaker yang begitu besar dari rumah BH.

Lantas seorang tetangga bernama Pima mendatangi rumah BH dan memohon kepada HL agar volume loudspeakernya dikecilkan sedikit.

Permintaan itu pun langsung diiyakan oleh HL, namun malah sebaliknya, ia justru menaikkan volume loudspeaker.

“Oke, satu lagu lagi…,” jawab HL singkat, sambil menambah volume loudspeaker.

Melihat sikap HL yang demikian, Pima kembali menegur dan menegaskan bahwa sikap HL tersebut pertanda tidak terima permohonannya. Sebab, ia malah memperbesar volume loundspeaker.

“Itu tandanya kawan, kamu tidak terima permintaan saya. Ada anak saudara kita yang sedang sakit, kecuali kalau kantin (komplek perumahan-red) ini lokasi karaokean,” ujar Pima kesal sambil meninggalkan rumah tetangga tersebut.

Mendengar ucapan Pima, isteri BH inisial IN (36) keluar dari rumahnya lalu memaki-maki pima dalam bahasa Nias.

Namun makian itu tidak dihiraukan oleh Pima dan membiarkan aktifitas karaokean itu terus berlangsung hingga berhenti pukul 21.00 WIB.

Sekira pukul 24.00 WIB, tak berselang lama setelah lampu listrik perusahaan padam, terdengar suara genset pribadi milik BH dihidupkan. Kemudian aktifitas karaokean dilanjutkan kembali. Sontak hal ini diduga membuat warga sekitar terbangun dan kesal.

Salah satunya yang terbangun adalah Bima yang kebetulan adalah anak kamdung Pima.

Bima keluar dari rumahnya dan berdiri tidak jauh dari depan pintu rumah sambil melihat ke arah rumah BH yang sedang memutar musik. Lalu BH melihat kearah Bima sambil membentak.

“Apa kau lihat-liha," bentak BH sambil menuju ke arah Bima.

Mendengar bentakan itu, Bima merespons dengan sikap menantang dan bertanya kembali.

“Emangnya bapa talu tidak boleh dilihat?,” jawab Bima.

Mendengar jawaban itu, lantas BH emosi. Ia langsung mendekat dan hendak menghajar Bima.

Namun di luar dugaan, Bima dengan gesit mengelak dan terjadilah pertarungan tangan kosong antara keduanya.

Akibat duel tangan kosong tersebut, area wajah BH mengalami pendarahan, sebaliknya Bima tidak mengalami cedera berarti.

Akibat keributan tersebut, tetangga yang terbangun datang untuk melerai, namun momen itu digunakan BH untuk kembali ke rumahnya dan mengambil sepotong broti berukuran sekitar 1,5 meter dari dalam rumahnya.

Setelah itu ia kembali mengejar dan membalas Bima dengan cara menyundulkan kayu tersebut ke arah dada Bima, namun sundulan kayu tersebut ditangkis dan mengenai lengan ayah Bima, Pima, yang sedang berada tepat di belakangnya. Pima berusaha dan berhasil mengambil broti tersebut dari tangan BH lalu dibuang ke tanah.

Setelah broti lepas dari tangannya, BH semakin beringas dan kembali ke rumahnya mengambil sebilah parang. Melihat hal tersebut Pima masuk ke dalam rumahnya dan mengambil agrek sawit di dalam rumah.

Namun sebelum sempat berhadapan dengan BH, Broti yang terletak di tanah langsung diambil oleh Bima lalu dipukulkan ke kepala dan punggung BH sehingga seketika "bang jago" itu sempoyongan.

Dalam kondisi sempoyongan, BH memohon perlindungan kepada Pima yang berjalan ke arahnya sambil membuang parang yang digenggamnya.

“He Lafau (Pima-red)..,” Pima menirukan kata BH yang memelas.

Mendengar kata “memelas” dari sang "Bang Jago", Pima merasa kasihan lalu mendorong BH sambil mengajak anak anaknya untuk mengamankan diri ke pos security.

Tak berselang lama setelah kejadian, pada Selasa dini hari, (14/01/2022) sekitar pukul 03.00 WIB, petugas dari Polsek Tenayan Raya datang mengamankan Bima dan membawa pemuda tersebut ke mapolsek guna pemeriksaan lebih lanjut. 

Sering Aniaya Warga

Berdasarkan informasi yang dihimpun awak media dari warga sekitar, terkuak bahwa korban BH selama ini terkenal garang serta ditakuti warga sekitar. Ia disebut sering menganiaya warga di sekitarnya, namun selalu lolos dari jeratan hukum karena berakhir damai.

Hingga berita ini diturunkan, awak media masih terus melakukan upaya konfirmasi kepada pihak-pihak terkait termasuk pihak perusahaan.

#sumber: riaubangkit




 
Top