JAKARTA -- Pertemuan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan dengan Penasehat Perdana Menteri Jepang, Izumi Hiroto membuahkan hasil manis. Jepang menyambut baik dan berjanji akan ikut berpartisipasi dalam 'dana abadi RI' yakni Sovereign Wealth Fund (SWF) Indonesia atau Nusantara Investment Authority (NIA).

Dalam pertemuan di Kantor Perdana Menteri Jepang pada Kamis (3/12/2020), Luhut didampingi Menteri BUMN Erick Thohir dan Duta Besar RI untuk Jepang Heri Akhmadi. Sementara Hiroto didampingi Gubernur Japan Bank of International Cooperation (JBIC) Maeda Tadashi dan Dubes Jepang untuk Indonesia Kanasugi Kenji.

"Tujuan saya dan Menteri Erick ke Tokyo adalah untuk mengundang Jepang tingkatkan investasi melalui lembaga SWF yang akan dibentuk berdasarkan amanat UU Omnibus," kata Luhut melalui siaran persnya, Jumat (4/12/2020).

"NIA akan memberikan fleksibilitas bagi investor untuk menanamkan investasi dalam bentuk ekuitas atau aset dengan pengelolaan yang transparan dan profesional."

Erick mengatakan SWF sangat diharapkan dapat menjadi partner bagi investor asing untuk berinvestasi di beberapa sektor atraktif dan prioritas di Indonesia, termasuk jalan tol, bandar udara dan pelabuhan.

"Kita ingin nilai aset-aset yang dimiliki BUMN dapat dioptimalisasikan," kata Erick.

Sementara Heri mengatakan Jepang secara umum mendukung pembentukan SWF Indonesia. Beberapa kalangan bisnis Jepang pun sudah menyatakan ketertarikannya untuk berpartisipasi dalam beberapa proyek pembangunan di Indonesia.

"(Proyek tersebut termasuk) health tourism (wisata kesehatan) di Bali, manajemen operator pelabuhan serta tingkatkan investasi di Kawasan Industri Batang," papar Heri.

Sebelum pertemuan dengan Hiroto, Luhut dan Erick juga telah bertemu dengan Sekjen Partai Liberal Democratic Party (LDP) untuk Majelis Tinggi, Seko Hiroshige, yang merupakan Mantan Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang.

Dalam pertemuan itu, mereka membahas dukungan parlemen Jepang atas investasi pemerintah dan swasta Jepang di SWF Indonesia dan mendapat sambutan positif.

Selain itu, pada kesempatan terpisah, Luhut dan Erick juga telah melakukan serangkaian pertemuan sejumlah pimpinan kalangan bisnis Jepang, antara lain Mitsui & Co, Mitsubishi Corp, Sojitz, Nippon Steel, dan Hanwa.

SWF Indonesia yang akan mulai beroperasi awal tahun 2021 ini ditargetkan menjadi salah satu kerangka pemulihan ekonomi Indonesia, dimana komponen pertumbuhan ekonomi tidak hanya dari permintaan domestik, melainkan juga dengan mendorong masuknya investasi.

Dalam melancarkan operasi ini, Pemerintah Indonesia juga siap menyuntikan modal awal sebanyak Rp 75 triliun untuk pembentukan NIA.

Luhut dan Erick dijadwalkan untuk berada di Tokyo, Jepang hingga Sabtu (5/12/2020) besok. Selain rangkaian pertemuan yang berlangsung pada hari ini, kedua Menteri juga dijadwalkan untuk bertemu Menteri Ekonomi Jepang, Gubernur JBIC, dan perwakilan sejumlah pension funds/finance groups.

Sumber: cnbcindonesia

 
Top