Oleh: H. Irsyad Syafar, Lc. M.Ed

KALAU mobil anda bagus dan alarmnya juga bagus dan berfungsi dengan baik, maka mobil anda relatif aman dari gangguan. Apalagi kalau sangat sensitif. Sedikit saja disentuh orang, maka alarmnya langsung berbunyi. Kadang bunyi klacson kendaraan lain yang lewat-pun bisa membuatnya berbunyi.

Tapi kalau alarm mobil anda kurang bagus atau rusak, maka ia tak akan merespon gangguan yang ada. Bahkan sudah dibongkar maling mobil anda, ia tak juga berbunyi. Malah bisa jadi mobil andapun akan hilang. Itulah resiko alarm yang rusak (tidak berfungsi).

Dalam teori kesehatan, tubuh kita juga punya alarm. Orang yang sehat tubuhnya dan terjaga makanannya, bila ada virus atau bakteri yang masuk, maka alarmnya akan berfungsi. Tubuh akan meresponnya dalam bentuk demam atau suhu badan yang panas. Jika anda deman jangan dulu cemas atau buru-buru makan obat. Itu alarm tubuh anda lagi berfungsi. Perlu dipantau dan dicermati perkembangannya.

Sebaliknya, tubuh yang tidak sehat dan sering mengkosumsi makanan yang tidak sehat, bisa-bisa alarmnya tidak berfungsi. Bila ada virus atau bakteri yang masuk, tubuh tidak meresponsnya. Jangan senang dulu, khawatirya sudah stadium tinggi penyakitnya baru terdeteksi. Dan ketika itu, penyembuhannya sudah sangat susah.

Ada orang yang mengatakan, "Kenapa orang gila itu gak pernah sakit. Padahal makanannya gak jelas, pakaiannya gak bersih dan tidurnya juga gak menentu?" Tunggu dulu. Belum tentu dia sehat-sehat saja. Bisa jadi alarmnya sudah tidak berfungsi.

*****

Dalam konteks keimanan, orang yang taat kepada Allah, shaleh dan rajin beribadah serta berbuat baik, juga punya alarm. Jika sedikit saja dapat "teguran" dari Allah berupa sakit, datang musibah, urusan kurang lancar dan sejenisnya, maka alarmnya langsung "nyala". Ia langsung introspeksi diri dan segera bertobat kepada Allah, memohon ampun dan pertolonganNya. Ia akan berpikir mungkin ada dosa yang telah dia perbuat sehingga Allah menegurnya.

Ibnul Jauzi dan Al Hafizh Ibnu Katsir menukilkan perkatan Fudhail bin 'Iyadh (seorang Ulama dan senior Tabi'in) yang menyatakan: "Sesungguhnya aku jika bermaksiat kepada Allah, akan aku lihat pengaruhnya pada tungganganku, pembantuku, istriku, dan (bahkan) tikus di rumahku." (Kitab Shifatush Shafwan dan kitab Al Bidayah wa An Nihayah).

Begitulah halusnya rasa (alarm) seorang Fudhail bin 'Iyadh yang merupakan imam di Makkah dan Madinah. Bila dia dapatkan kendaraannya atau pembantunya, atau istrinya banyak bertingkah, maka dia sadari itu penyebabnya dosanya sendiri. Sehingga dia-pun segera memohon ampun kepada Allah.

Dalam sebuah hadits Rasulullah menggambarkan bahwa kualitas shalat malam (qiyamullail) seseorang bisa menjadi barometer sehatnya iman seseorang tersebut. Rasulullah bersabda:

 مَنْ قَامَ بِعَشْرِ آيَاتٍ لَمْ يُكْتَبْ مِنَ الْغَافِلِينَ، وَمَنْ قَامَ بِمِائَةِ آيَةٍ كُتِبَ مِنَ الْقَانِتِينَ، وَمَنْ قَامَ بِأَلْفِ آيَةٍ كُتِبَ مِنَ الْمُقَنْطِرِينَ.

Artinya:

"Barangsiapa yang bangun (shalat malam) dan membaca sepuluh ayat, maka dia tidak dicatat sebagai orang-orang yang lalai. Barangsiapa yang bangun (shalat malam) dengan membaca seratus ayat, maka dia akan dicatat sebagai orang-orang yang tunduk dan patuh. Dan barangsiapa yang bangun (shalat malam) dengan membaca seribu ayat, maka dia akan dicatat sebagai orang-orang yang berlimpah-limpah pahalanya.” (HR Abu Daud, Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban).

Hadits ini sepertinya memberikan standar yang cukup tinggi tentang keshalehan seseorang. Dimana orang yang tidak lalai itu adalah yang qiyamullail-nya minimal 10 ayat. Artinya, kalau kurang dari 10 ayat maka dia dianggap masih lalai. Kira-kira orang tidak qiyamullail itu apa statusnya?.

Sebaliknya, orang yang lemah imannya, minim ibadahnya, dan bahkan sering berbuat dosa, alarmnya bisa rusak dan tidak berfungsi. Bila dia tertimpa musibah, sakit, kehilangan harta dan lain sebagainya, ia tidak introspeksi diri. Ia tidak menganggap itu sebagai peringatan Allah atas dosa dan kelalaiannya. Sehingga ia-pun tidak akan bertobat. Lama-kelamaan dosanya semakin menumpuk, hatinya semakin tertutup (hitam), maka ia tidak lagi bisa diselamatkan. Apapun bentuk kajian atau nasehat untuknya, tidak lagi berguna dan tidak akan berpengaruh.

Mungkin akan ada orang yang berkata, "Saya jarang shalat, gak pernah mengaji, malas berdzikir, dosa-dosa saya lakukan. Tapi rezki saya melimpah, urusan saya lancar dan saya jarang sakit..." Maka kepada orang seperti ini kita katakan: "Anda jarang shalat, tidak baca Al Quran dan tidak berdzikir kepada Allah itulah musibah besar yang sedang menimpa anda. Anda banyak berdosa dan bermaksiat tapi aman-aman saja, itulah sebenarnya petaka dan bencana yang dijatuhkan Allah kepada anda.

Wallahu A'laa wa A'lam





 
Top