JAKARTA -- Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membuktikan komitmen melakukan pembenahan internal Polri untuk jauh lebih baik. Salah satunya adalah berkomitmen “potong kepala” agar Polri semakin dicintai dan menjadi apa yang diharapkan oleh masyarakat.

Komitmen itu ditunjukan Kapolri dengan mencopot tujuh pejabat kepolisian di beberapa wilayah jajarannya. Bahkan, dari enam orang Kapolres, satu di antaranya adalah Kapolres di jajaran Sumbar. Sementara seorang Direktur berpangkat Kombes diganti menjadi perwira menengah pelayanan markas (Pamen Yanma Polri) dalam rangka evaluasi jabatan.

BACA JUGA: Kapolri Listyo Sigit Beri Penghargaan 2.850 Personil Polri Berprestasi

Rinciannya sebagai berikut: 

Kombes Pol Franciscus X Tarigan dari Dirpolairud Polda Sulbar ke Pamen Yanma Polri

AKBP Deni Kurniawan dari Kapolres Labuhan Batu Polda Sumut, menjadi  Pamen Yanma Polri

AKBP Dedi Nur Andriansyah dari Kapolres Pasaman Polda Sumbar ke Pamen Yanma Polri

AKBP Agus Sugiyarso dari Kapolres Tebing Tinggi Polda Sumut ke Pamen Yanma Polri.

AKBP Jimmy Tana dari Kapolres Nganjuk Polda Jatim menjadi Pamen Yanma Polri.

AKBP Saiful Anwar dari Kapolres Nunukan Polda Kaltara ke  Pamen Yanma Polri

AKBP Irwan Sunuddin dari Kapolres Luwu Utara Polda Sulsel ke Pamen Yanma Polri.

Pergantian satu perwira berpangkat kombes  tertuang dalam surat telegram nomor ST/2279/X/KEP./2021 per tanggal 31 Oktober 2021. Sedangkan, enam perwira berpangkat AKBP dicopot dalam telegram Nomor ST/2280/X/KEP./2021 tanggal 31 Oktober 2021.

Kedua telegram itu ditandatangani oleh AS SDM Polri Irjen Wahyu Widada atas nama Kapolri.

“Ya ini tentunya sebagaimana komitmen dan pernyataan pak Kapolri, soal ‘ikan busuk mulai dari kepala’, kalau pimpinannya bermasalah maka bawahannya akan bermasalah juga serta semangat dari konsep Presisi.  Komitmen ini jelas untuk melakukan perubahan dan perbaikan untuk menuju Polri yang jauh lebih baik lagi,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Senin (1/11/2021).

BACA JUGA: Kapolri Ingatkan Jajaran Tak Anti Kritik, Lakukan Introspeksi Jadi Lebih Baik

Dengan adanya keputusan tersebut, Argo menegaskan, seluruh personel Polri harus mampu memiliki jiwa kepemimpinan yang mengayomi dan melayani masyarakat dan anggota dengan sangat baik serta menjadi prioritas.

Tak hanya itu, Argo juga berharap, dengan adanya komitmen ini, bisa menjadi efek jera bagi siapapun personel Kepolisian yang melanggar aturan.

“Jadilah pemimpin yang teladan, bijaksana, memahami, mau mendengar, tidak mudah emosi dan saling menghormati. Dengan begitu, Polri kedepannya akan semakin mendapatkan kepercayaan di masyarakat,” ujar Argo.

Sebelumnya, terkait kepemimpinan, Kapolri Jenderal Sigit mengutip peribahasa, ‘Ikan Busuk Mulai dari Kepala’. Atau dengan kata lain, segala permasalahan internal di kepolisian, dapat terjadi karena pimpinannya bermasalah atau tidak mampu menjadi teladan bagi jajarannya.

“Ada pepatah, ikan busuk mulai dari kepala, kalau pimpinannya bermasalah maka bawahannya akan bermasalah juga. Pimpinan harus jadi teladan, sehingga bawahannya akan meneladani. Karena kita tidak mungkin diikuti kalau kita tidak memulai yang baik, kita tidak mungkin menegur kalau tidak jadi teladan, harus mulai dari pemimpin atau diri sendiri. Ini yang saya harapkan rekan-rekan mampu memahami. Hal yang dijalankan penuh keikhlasan akan menjadi buah keikhlasan. Tolong ini diimplementasikan bukan hanya teori dan pepatah,” papar Sigit.

Sebagai Kapolri, Sigit memastikan dirinya beserta pejabat utama Mabes Polri memiliki komitmen untuk memberikan reward bagi personel yang menjalankan tugasnya dengan baik dan bekerja keras untuk melayani serta mengayomi masyarakat.

“Saya dan seluruh pejabat utama memiliki komitmen kepada anggota yang sudah bekerja keras di lapangan, kerja bagus, capek, meninggalkan anak-istri. Akan selalu komitmen berikan reward, kalau saya lupa tolong diingatkan.” ucap Sigit.

Namun sebaliknya, Sigit menegaskan, sanksi tegas akan diberikan kepada seluruh personel yang tidak menjalankan tugasnya dengan baik, atau melanggar aturan yang ada.

Bahkan, Sigit tak ragu untuk menindak tegas pimpinannya apabila tidak mampu menjadi tauladan bagi jajarannya, apabila kedepannya masih melanggar aturan. Menurut Sigit, semua itu dilakukan untuk kebaikan Korps Bhayangkara kedepannya.

“Namun terhadap anggota yang melakukan kesalahan dan berdampak kepada organisasi maka jangan ragu melakukan tindakan. Kalau tak mampu membersihkan ekor maka kepalanya akan saya potong. Ini semua untuk kebaikan organisasi yang susah payah berjuang. Menjadi teladan, pelayan dan pahami setiap masalah dan suara masyarakat agar kita bisa ambil kebijakan yang sesuai,” tegas Sigit.

#rel/hrs




 
Top