WASHINGTON DC, USA -- Sebuah tragedi yang merenggut nyawa seseorang telah terjadi di lokasi film.

Polisi berkata aktor Alec Baldwin menembakkan senjata yang tanpa sepengetahuannya berisi peluru betulan dan menewaskan ahli sinematografi Halyna Hutchins.

Peluru yang sama membuat sutradara Joel Souza mengalami luka di bahu. Mereka tengah melakukan pengambilan gambar di lokasi syuting untuk film Rust, di Negara Bagian New Mexico, AS.

Penghormatan mengalir untuk Hutchins, 42 tahun, sementara Baldwin dilaporkan sangat terpukul atas peristiwa ini.

Saat ini investigasi tengah berlangsung dan belum diketahui secara pasti mengapa insiden ini bisa terjadi.

Insiden semacam ini jarang terjadi di lokasi film, dan peristiwa ini dengan segera membuat industri perfilman terperanjat.

Penggunaan senjata api di dalam produksi film umumnya dilakukan dengan standar keamanan yang sangat ketat.

"Dalam sebuah film yang baru-baru ini saya buat, bahkan senjata plastik yang kami pakai, harus saya serahkan kembali dan diberikan lagi kepada saya, setiap hari," kata aktor asal Australia Rhys Muldoon.

"Karena itulah, kasus ini khususnya, sangat mengherankan."

Meskipun terdengar tidak mengancam, baik senjata properti maupun peluru kosong bisa berbahaya.

Berikut ini sekilas referensi tentang 'prop gun' atau senjata yang dipakai dalam film.

Apa itu senjata properti?

Peluru kosong biasa dipakai di industri film untuk memberi efek seperti amunisi sungguhan.

Ada alasannya mengapa senjata semacam ini tampak begitu meyakinkan, yakni karena mereka pada intinya diisi dengan peluru sungguhan yang telah dimodifikasi.

Meskipun istilah "peluru" sangat umum digunakan untuk menjelaskan apa yang diisi ke dalam sebuah senjata, sebutan yang lebih tepat untuk benda ini adalah katrid.

Katrid adalah selongsong yang diisi oleh amunisi yang terbuat dari casing dengan bubuk mesiu, yang ketika ditembakkan akan melesatkan proyektil, atau peluru.

Peluru kosong berbeda karena meskipun dilengkapi dengan peledak, ia tidak menggunakan proyektil.

Pistol properti untuk kebutuhan syuting bisa berarti banyak hal, dari senjata non-fungsional maupun pistol mainan.

Namun itu juga bisa berarti senjata betulan, atau yang telah dimodifikasi untuk menembakkan peluru kosong.

Senjata ini digunakan untuk menambah unsur keaslian dalam proses produksi menembakkan peluru kosong dengan senjata properti akan menimbulkan suara keras, efek mundur di tangan dan apa yang dikenal sebagai muzzle flash, yakni kilatan cahaya yang tercipta dari pembakaran bubuk mesiu

Apakah insiden serupa pernah terjadi sebelumnya?

Ya. Brandon Lee, anak dari legenda seni bela diri Bruce Lee, mengalami insiden serupa.

Brandon Lee tewas dalam usia 28 tahun pada 1993 saat proses syuting The Crow, ketika sebuah senjata properti yang secara keliru berisi peluru dummy ditembakkan ke arahnya.

Peluru dummy tidak dilengkapi dengan bahan peledak dan dalam kasus ini dipakai untuk mengambil gambar secara close-up. Ketika peluru kosong ditembakkan, sebagian dari peluru dummy tertinggal di dalam senjata.

Setelah Lee tertembak, kamera terus merekam. Hanya ketika dia tidak bangun lagi di akhir pengambilan adegan lah ketika kru film menyadari ada sesuatu yang salah telah terjadi.

Dalam insiden lain, pada 1984, aktor AS Jon-Erik Hexum bercanda di lokasi syuting acara televisi setelah kesal karena waktu pengambilan gambar yang ngaret.

Dia mengisi revolver dengan peluru kosong, memutar sarangnya, meletakkan moncong senjata ke pelipisnya dan menembak.

Tidak seperti Lee, Hexum tidak langsung tewas karena proyektil, namun efek dorong tembakan kosong itu sangat kuat hingga meretakkan tengkoraknya. Dia meninggal dunia beberapa hari setelahnya di rumah sakit.

Bagaimana peluru kosong bisa digunakan dengan aman?

Kematian Hexum menggarisbawahi permasalahan dengan peluru kosong bahkan tanpa proyektil, mereka bisa menjadi alat yang berbahaya.

Semakin menambah risiko, beberapa set film menggunakan bubuk mesiu ekstra untuk membuat efek visual lebih kuat.

Set film biasanya memiliki aturan ketat tentang penggunaan senjata properti. Para spesialis menyediakan senjata untuk digunakan dalam film dan memberi pengarahan akan penggunaannya.

"Ada langkah-langkah keamanan mendasar di setiap set film," kata Mike Tristano, ahli senjata yang telah bekerja dengan Alec Baldwin di masa lalu.

"Anda tidak boleh mengarahkan senjata, meskipun itu bukan senjata betulan, ke orang lain. Saya tidak habis pikir mengapa insiden ini bisa terjadi dan bagaimana ini bisa menjadi sangat parah."

Adegan yang umum diambil dalam film biasanya menunjukkan seorang aktor menembak ke arah kamera dan Steven Hall, yang sebelumnya pernah bekerja dalam film seperti Fury dan The Imitation Game, berkata adegan ini pun harus diambil dengan alat pengaman.

"Jika Anda berada di garis tembakan Anda harus memakai masker wajah, kacamata goggle, harus berdiri di belakang kaca pengaman dan Anda harus meminimalisir jumlah orang di dekat kamera," katanya.

"Yang saya tidak mengerti dalam kejadian ini adalah, bagaimana bisa dua orang terluka, yang satu terbunuh, dalam peristiwa yang sama?," ujarnya.

Beberapa orang lain yang bekerja di industri film bertanya-tanya, di masa ketika efek senjata bisa ditambahkan dengan murah menggunakan komputer, peluru kosong masih digunakan untuk syuting.

"Tidak ada alasan lagi untuk menggunakan senjata yang terisi dengan peluru kosong atau peluru apapun di set syuting. Seharusnya ini melanggar hukum," cuit Craig Zobel, aktor dan sutradara yang terlibat dalam Westworld dan Mare of Easttown.

"Senjata properti adalah senjata," cuit penulis naskah TV, David Slack. "Peluru kosong memiliki bubuk mesiu betulan di dalamnya. Mereka dapat melukai dan membunuh orang dan ini sudah pernah terjadi sebelumnya.

"Dan jika Anda berada dalam set di mana senjata properti dipakai tanpa kehati-hatian tinggi dan standar keamanan, sebaiknya Anda meninggalkan set itu.

"Tidak ada film atau adegan yang sepadan bila risikonya adalah nyawa manusia," imbuhnya.

#dtc/bin




 
Top