MALAYSIA aman untuk dikunjungi wisatawan. Malaysia is Safe. Malaysia adalah negara dengan kesungguhan dan pengalaman teruji dalam mengatasi berbagai ancaman wabah atau virus.

Tiga potong kalimat tersebut getol disuarakan pria berpostur tegap yang lama berkecimpung di bidang traveling dan kepramuwisataan ini. Kapan dan dimana saja, tak bosan-bosannya ia meyakinkan khalayak bahwa negaranya, Malaysia, tidak saja ramah wisatawan, namun juga telah memiliki kesiapan menangkal segala kemungkinan masuknya wabah atau virus, termasuk Covid-19 yang saat ini menjadi momok menakutkan bagi masyarakat di berbagai belahan dunia. 

Begitu pun ketika ia beserta rombongan pelaku industri kepariwisataan Malaysia berkesempatan mengikuti Astindo Travel Fair (ATF) 2020 di Padang, Sumatera Barat, 6-8 Maret ini. Setiap berkesempatan tampil berbicara di forum, penegasan bahwa Malaysia aman untuk dikunjungi wisatawan, Malaysia is safe, Malaysia siap mengatasi ancaman wabah atau virus, selalu ia sampaikan. 

Hishamuddin Mustafa, demikian nama lengkap pria yang saat ini menjabat Direktur Tourism Malaysia Medan tersebut. 

Menurut Hisham, baik selaku pribadi maupun dalam kapasitas selaku praktisi dan penggerak kepariwisataan Malaysia, ia merasa berkewajiban moril menepis rasa was-was dan kekhawatiran berlebihan masyarakat Indonesia khususnya di Sumatera Barat terhadap jangkitan virus corona atau Covid-19, sehingga menghalangi niat untuk berwisata ke Malaysia yang pada saat ini tengah mengkampanyekan "Visit Malaysia 2020".


Hishamuddin Mustafa didampingi Ketua DPD Astindo Sumbar Nasirman Chan dan Sekjend DPP Astindo Pauline, dalam press conference selepas gala dinner di Kryad Bumiminang Hotel, Padang, Jumat (6/3/2020).
Sindrom Covid-19 akhir-akhir ini diakuinya cukup mempengaruhi trend berpergian ke luar negeri. Penurunan jumlah wisatawan mancanegara terjadi di hampir semua negara di dunia.

Malaysia, tekan Hisham, adalah negara yang pemerintahnya memiliki kesungguhan serta pengalaman teruji mengatasi ancaman beragam wabah atau virus. Kondisi ini tentu saja membangkitkan spirit para pelaku industri wisata setempat untuk jor-joran menjemput peluang pasar ke berbagai negara tetangga, termasuk Indonesia, khususnya Sumatera Barat. 

Potensi wisata layak jual di negara mereka benar-benar dioptimalkan. Tanpa harus membebani fikiran dengan fikiran-fikiran buruk tentang jangkitan Covid-19 yang diyakini telah diantisipasi dan ditangani secara sungguh-sungguh dan profesional oleh pihak berkompeten di negara mereka, para pelaku industri wisata Malaysia justru lebih menonjolkan sikap proaktif mengundang para pelancong dari Indonesia khususnya Sumatera Barat untuk datang dan merasakan pengalaman menyenangkan melancong di Malaysia. 

Seperti diungkapkan Hisham, guna memantau perkembangan serta penanganan terhadap jangkitan Covid - 19, Pemerintah Malaysia telah membentuk satu badan yang dinamai Tourism Recovery Committee. Bahkan, khusus penumpang maskapai dari Singapura, Vietnam dan Jepun, masing-masing bandara internasional di Malaysia telah menerapkan sistem double gate guna mendeteksi kemungkinan jikalau penumpang dari tiga negara tersebut membawa virus Covid - 19. "Insya Allah pemerintah kami sangat siap melindungi rakyat dan para pelancong dari Covid-19," ujarnya optimis.

Sekaitan ajang Astindo Travel Fair (ATF) 2020 di Padang, Hisham atas nama Tourism Malaysia sangat mengapresiasi inisiatif dan kesungguhan jajaran Dewan Pengurus Daerah (DPD) Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) Sumatera Barat untuk menyelenggarakannya. 
Diawali kalimah "Bismillaahirrahmaanirrahiim," pemukulan gendang "tambur" di acara pembukaan ATF 2020 di Padang menandai kobaran semangat pelaku industri wisata Sumatera Barat dan negara jiran Malaysia untuk saling memperkuat networking seraya menggairahkan sektor kepariwisataan lintas zona. ~ redaksi sumatrazone

Gelaran travel fair ini menurut Hisham, selain menjadi ajang networking sesama pelaku industri pariwisata, juga sejalan dengan kampanye Visit Malaysia 2020 sehingga memberikan peluang atau kesempatan bagi para pelaku industri pariwisata Malaysia untuk mempromosikan produk-produk pelancongan yang dimiliki. Momen ini sekaligus digunakan oleh Tourism Malaysia untuk meyakinkan masyarakat Indonesia, khususnya warga Sumatera Barat bahwa Malaysia aman untuk dikunjungi wisatawan.  

Sebagai wujud apresiasi dan dukungan atas terobosan berani Ketua DPD Astindo Sumbar Nasirman Chan beserta jajaran menggelar travel fair di tengah kelesuan dunia pariwisata di Sumatera Barat ditambah deraan sindrom Covid-19, papar Hisham, Tourism Malaysia mengambil 15 booth di arena ATF 2020 di Plaza Andalas Padang untuk diisi oleh agen perjalanan, produk pelancongan luar negeri, edutourism, industri kerajinan, kuliner dan sebagainya. 

Adapun produk pelancongan Malaysia yang menyertai ATF 2020 di Padang meliputi Melaka River Cruise, The Pines Melaka, Googolplex Hospitality, Berjaya Hotels & Resorts, Mahkota Medical Centre, iTTi Academy Malaysia. Sementara produk-produk pelancongan dari negeri Perak di bawah Perak Bumiputra Tourism Association antara lain Homestay Labu Kubong Kuala Kangsar, KS Eco Tours, Kellie’s Castle, Kurau Inn, dan Adventure360 Tours. 

Frekuensi penerbangan Padang - Kuala Lumpur (KL) yang cukup tinggi saat ini menurut Hisham juga melandasi pemikiran bahwa momen ATF 2020 di Padang merupakan peluang emas bagi Tourism Malaysia untuk memperkenalkan ragam keunggulan wisata Malaysia kepada masyarakat Sumatera Barat. 

"Saat ini penerbangan ke Kuala Lumpur dari Padang dilayani oleh AirAsia sebanyak 21 kali seminggu, dengan kapasitas sebanyak 3,780 seats per minggu. Saat ini harga tiket pesawat ke KL juga sangat murah, dari Padang mulai lima ratus ribuan. Hal ini kami harap dapat menarik sebanyak-banyaknya pelancong ke Malaysia”, ujarnya.
   
Ia juga memaparkan pencapaian di tahun 2019, dimana Tourism Malaysia menerima kunjungan wisata dari Indonesia sebanyak 3.6 juta pelancong, meningkat 10.5% dari tahun 2018.  

Dalam kurun waktu Januari-September 2019, Malaysia mencatat kedatangan 2,792,776 orang pelancong Indonesia dengan peningkatan sebanyak 14.5% dari tahun 2018. Artinya, Indonesia merupakan pasar kedua terbesar bagi kedatangan pelancong asing ke Malaysia setelah Singapura. 

Total keseluruhan pelancong mancanegara periode Januari-September 2019 adalah 20,109,203 meningkat 3.7% dengan pendapatan sebesar 66.14 billion ringgit meningkat 6.9% dari tahun 2018. 

Sedangkan total wisatawan selama tahun 2019, dari Januari-Desember mencapai 26 juta pelancong, meningkat 1% dibandingkan tahun sebelumnya.

"Tourism Malaysia menargetkan 30 juta wisatawan mancanegara, termasuk 4 juta pelancong dari Indonesia, dengan pendapatan pelancongan sebesar RM100 billion pada tahun 2020 ini," ungkap Hisham optimis.

(ede)
 
Top