PADANG -- Kekurangan Alat Perlindungan Diri (APD) sangat akut di Sumatera Barat (Sumbar). Bahkan, Rumah Sakit (RS) dr. M Djamil Padang saja mengakui stock APD di rumah sakit utama Provinsi Sumbar ini sangat minim.

Hari ini, Sabtu (21/3/2020), RS Universitas Andalas (Unand) juga tak berdaya, untuk menangani pasien Orang Dalam Pengawasan (ODP). Awak medis terpaksa mengenakan jas hujan untuk perlindungan diri mereka.

“APD butuh empat stel untuk satu pasien ODP sekali periksa dan untuk satu hari butuh enam stel APD,” ujar Sekretaris Umum Ikatan Alumni (Sekum IKA) Fakultas Kedokteran Unand dr Arina Widya Murni di whats'app group (WAG) DPP IKA Unand, Sabtu (21/3/2020).

Padahal sejak Covid19 mewabah dan Sumbar termasuk daerah yang terancam, RS Unand menerima pasien ODP itu lima sampai 10 pasien satu hari.

“Kita sudah minta bantu APD ke Dinkes, dapat satu karena Dinkes stoknya juga terbatas, pasien harus nomor satu sehingga banyak awak medis jadikan jas hujan sebagai APD,” ujarnya.

Sekjen DPP IKA Unand, Prof. Reni Mayerni juga berupaya mencari APD di berbagai vendor di Jakarta.

“Kita usaha semua cari ke vendor cari ke Dinkes yang penting ada dan segera dikirin ke Padang,” ujar Reni.

Untuk menyikapi kelangkaan APD tersebut pihak Gugus Nasional Penanganan Covid-19  memastikan hari ini alat kesehatan dan APD dikirim ke Sumbar dan selutuh provinsi di Indonesia.

Tapi dengan jumlah pasien ODP meningkat terus di Sumbar, dipastikan rumah sakit dan para medis butuh banyak APD.

Pemprov Sumbar juga sudah berkeliling mencari APD bahkan memanfaatkan searching dunia maya, tetap belum dapat.

Berdayakan UMKM produksi APD

Prof. Elfindri di WAG Kawal Covid-19 meminta Pemprov berdayakan UMKM untuk produksi APD.

“Berdayakan UMKM konveksi ambil speks APD standar WHO atau Kemenkes, saya rasa kita bisa cepat mengatasi keminiman APD. Jangan berpikir ada dijual sekarang ini karena sebaran corona itu seluruh dunia, kita butuh, pasti di daerah lain butuh juga,” ujar Elfindri.

Sementara pantauan di RS M Djamil banyak paramedis sudah kelelahan menangani pasien ODP yang setiap hari bertambah jumlahnya. Bahkan tenda perawatan yang didirikan kemarin, hari ini juga sudah dipakai.

Banyak pihak mendoakan dan mengapresiasi dokter dan paramedis supaya diberikan kekuatan dan ketabahan dalam menangani pasien Covid 19.

“Para medis adalah pahlawan kita dalam menangkal mewabah masive-nya virus corona di Sumbar dan Indonesia. Doa kami untuk kuat dan sehatnya kamu pahlawan kami,” ungkap banyak netizen di berbagai media sosial.

Wagub Jaga Tapal Batas

Sementara itu, Jumat (20/3/2020) kemarin, Wagub Sumbar Nasrul Abit menjadi penjaga tapal batas Sumbar-Riau di Pangkalan.

Wagub turun tangan memeriksa suhu tubuh warga yang masuk Sumbar lewat jalur darat.

“Ini kita lakukan untuk mendeteksi dini setiap orang masuk Sumbar dalam rangka menjaga Sumbar tidak jadi zona merah wabah corona yang tengah mengancam dunia,”ujar Nasrul Abit.

Sementara itu, penggagas Gerakan Bersama Lawan Corona Virus Sumbar, Sari Lenggogeni, kembali lantang berteriak supaya siapa saja masuk Sumbar, pemerintah gunakan protokol penaganan yang dikeluarkan Presiden Jokowi.

“Tetap ketat dengan Social Distancing, jaga jarak, hindari kerumunan orang, lebih baik berdiam di rumah, terpenting lagi orang masuk Sumbar dari daerah merah Corona harus diisiolasi 14 hari,” ujar Sari di berbagai group whatsapp.

Sumber: Relis IKA Unand
 
Top