PADANG -- Direktur Utama PT. Semen Padang, Yosviandri, mengungkapkan, di tengah persaingan tajam industri persemenan nasional, perseroan saat ini sedang giat memperdalam dan memperluas pasar di Sumatera. 

“Dalam holding Semen Indonesia Group, PT Semen Padang mendapat penugasan untuk fokus menggarap pasar Sumatera. Di Sumatera, PT Semen Padang masih menjadi market leader dengan market share di atas 42- 44 persen,” paparnya, saat menerima kunjungan Komisi II DPRD Kota Padang, di ruang kerjanya, Jumat (19/10/2018). 

Yosviandri  mengakui, sebagai dampak persaingan, dalam lima tahun terakhir kinerja PT Semen Padang mengalami penurunan. 

“Saat ini PT Semen Padang juga menghadapi sejumlah tantangan, diantaranya over supply ,dimana rata–rata produksi semen hanya diserap sebesar 66 persen. Sekarang industri semen Cina tengah gencar masuk dan melakukan penetrasi ke pasar Indonesia. Termasuk ke wilayah Sumatera,” ujarnya.

Menurut mantan Direktur Pemasaran PT Semen Indonesia ini, PT Semen Padang harus terus berupaya untuk menghadapi tantangan tersebut dengan meningkatkan daya saing. “Di balik tantangan itu perseroan  juga memiliki peluang yang harus dimanfaatkan dengan baik,” katanya.

Salah satu peluang tersebut adalah pembangunan jalan tol Padang – Pekanbaru sepanjang 140 km yang akan digarap PT Hutama Karya dan peluang program dana desa di Sumatera Barat yang nilainya mencapai Rp 40 miliar yang digunakan untuk pembangunan fisik yang pasti membutuhkan semen.

“Manajemen PT Semen Padang berharap dapat melewati tantangan dan mampu menangkap peluang – peluang tersebut sehingga kembali bisa survive di tengah sengitnya persaingan,” kata Yosviandri.

Dalam kunjungan tersebut, dari Komisi II DPRD Kota Padang antara lain hadir Faisal Nasir, Ilham Maulana dan Amrizal Hadi. Dari unsur pimpinan dewan, hadir Wakil Ketua DPRD Kota Padang, Wahyu Iramana Putra. 

PT Semen Padang adalah perusahaan semen pertama di Indonesia dan Asia Tenggara berdiri sejak 18 Maret 1910 di Kota Padang. BUMN ini pada 2017 memproduksi semen sebanyak 7,4 juta ton dan mencatatkan laba bersih sebesar Rp 498,76 miliar lebih. Laba 2017 ini turun dari laba tahun 2016, sebesar Rp 723 miliar.

(usi/ede/f.humasdprdpadang)
 
Top