Prof. Irwan Prayitno
Penggiat Literasi Siswa dan Pendidikan Karakter
DALAM rangka merealisasikan gerakan literasi di sekolah yang diharapkan mampu mendorong penguatan pendidikan karakter dan peningkatan kompetensi siswa, Gubernur Sumatra Barat menginstruksikan agar seluruh jajaran pendidikan SLTA se Sumbar melakukan gerakan literasi.

Hal ini disampaikan Prof. Irwan Prayitno, penjabat Gubernur Sumbar yang juga penggiat literasi siswa dan pendidikan karakter, kepada beberapa awak media di gubernuran, jalan Jenderal Soedirman, Padang, Rabu (8/11/2018).



"Kita mendorong agar budaya literasi dapat lebih berkembang lagi dan harus kita lakukan," ungkap gubernur, diamini Kepala Dinas Pendidikan Sumbar, Burhasman Boer, yang mendampingi pada kesempatan tersebut.

Menurut Irwan Prayitno, Sumbar sejak dulu banyak melahirkan tokoh-tokoh nasional dan semua mereka berangkat dari kecintaan mereka kepada membaca dan menulis atau literasi. Ini sesuatu yang perlu kita galakkan lagi, karena tanpa cinta literasi, mustahil akan jadi orang pintar dan berwawasan. 



"Kita prihatin, saat ini peringkat literasi Indonesia sangat rendah di dunia. Kita ingin membalikkan keadaan, bahwa budaya literasi kembali membudaya di Indonesia dan itu berawal dari Sumbar" ungkap Irwan optimis.

Gerakan Masiv, Sistematis dan Terstruktur


Lebih lanjut Irwan menegaskan "Literasi harus kita laksanakan dalam bentuk sebuah gerakan, tanpa gerakan yang masiv, sistematis dan terstruktur, mustahil pendidikan karakter siswa akan tercipta dengan baik. Saya telah instruksikan Dinas Pendidikan Provinsi Sumbar, agar seluruh SLTA se Sumbar merealisasikan gerakan literasi yang diharapkan mampu mendorong penguatan pendidikan sebagai upaya untuk meningkatkan kompetensi siswa".



Burhasman Boer
Kadisdik Sumbar
Menindaklanjuti instruksi Gubernur Sumbar tersebut, Burhasman Boer selaku Kadis Pendidikan mengaku telah mengeluarkan surat edaran nomor: 20/5311/Sek-2018 tanggal 8 November 2018 tentang Gerakan Literasi di Sekolah kepada seluruh SMA, SMK baik negeri dan swasta se Sumbar, agar:

1. Menyusun kegiatan yang terkait dengan gerakan literasi di sekolah baik terintegrasi pada intrakurikuler maupun ko dan ekstrakurikuler


2. Pada semester Juli-Desember 2018 mewajibkan siswa kelas X, XI dan XII membaca minimal 1 (satu) buku, baik buku fiksi maupun non fiksi dengan membuat resume buku tersebut yang dijadikan persyaratan untuk penerimaan rapor semester Juli-Desember 2018.

3. Pada semester Januari-Juni 2019 dan semester berikutnya, siswa kelas X, XI dan XII diwajibkan membaca minimal 2 (dua) buku yang terdiri dari 1 (satu) buku fiksi dan 1 (satu) buku non fiksi dengan membuat resume buku yang dibaca dan menjadi syarat penerimaan rapor pada semester tersebut.

4. Untuk menggairahkan siswa dalam gerakan literasi ini, sekolah dapat memberikan reward kepada siswa yang dinilai baik (bisa dilihat dari kualitas resume maupun jumlah buku yang dibaca).

Lebih lanjut Burhasman berharap, instruksi gubernur ini bisa menjadi pemicu lahirnya literator-literator muda handal yang akan melahirkan siswa berkarakter kuat dari Sumbar untuk Indonesia.


Sejumlah Kabupaten Kota Telah Memulai


Secara inisiatif, sejumlah daerah tingkat dua di Provinsi Sumatera Barat sebenarnya telah memulai menggalakkan gerakan literasi siswa di lingkungan pendidikan setempat. 



Bupati Limapuluh Kota Irfendi Arbi
dalam salah satu kegiatan GLSF
Kabupaten Limapuluh Kota melalui Dinas Pendidikan, sejak pertengahan Juni 2017 telah mencanangkan Gerakan Literasi Sekolah Filoting (GLSF) tingkat Sekolah Dasar (SD). Sedikitnya 14 SD berkomitmen untuk mewujudkan GLSF melalui pemanfaatan sudut baca, dalam kegiatan pencanangan yang dipusatkan di SD Negeri 01 Sarilamak, Purwajaya, Tanjung Pati, Kamis (15/6/2017). 

Bupati Limapuluh Kota, Irfendi Arbi pada kesempatan itu menekankan agar kegiatan literasi benar-benar dilaksanakan di sekolah demi tercipatanya generasi bangsa yang cerdas dan berilmu pengetahuan. Sekolah diharapkan mampu mewujudkan minat baca kepada pelajar, menumbuh kembangkan budaya literisasi.



“Kita mengimbau para pengajar yang ada untuk membuat sedemikian rupa sudut baca, lorong baca yang menarik anak didik untuk membaca, smbil memberikan puluhan paket buku pelajaran kepada pelajar. Sebagai bentuk penunjang terwujudnya kegiatan literiasi di sekolah,” papar Irfendi Arbi.

Selanjutnya, pada awal tahun 2018, Bupati Limapuluh Kota juga meresmikan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar (SD) 07 Mungka, Kecamatan Mungka. 


Irfendi mengapresiasi gerakan literasi sekolah ini. Dia mengatakan, gerakan literasi sekolah ini merupakan program positif dari pemerintah melalui Kemendikbud yang bertujuan agar siswa memiliki budaya pembiasaan membaca dan menulis, sehingga tercipta pembelajaran sepanjang hayat.


"Untuk mendukung program literasi ini, kita perlu meningkatkan kesadaran agar membaca dan menulis itu kita jadikan keharusan dan merupakan sesuatu yang sangat penting, karena budaya literasi harus kita mulai dari diri kita sendiri," ujar Irfendi pada kesempatan tersebut, Selasa (23/1/2018).  



Wabup Agam Trinda Farhan Satria
dalam salah satu kegiatan pencanangan GLSM
Pencanangan gerakan literasi sekolah juga telah dimulai Pemerintah Kabupaten Agam. Senin (30/10/2017), bertempat di GOR Rang Agam Lubukbasung, Pemkab Agam mencanangkan program Gerakan Literasi Sekolah Madani (GLSM) dalam upaya meningkatan pemahaman terhadap nilai-nilai konsep Agama Islam kepada pelajar.

Pencanangan itu ditandai dengan pemukulan tambua oleh Wakil Bupati Agam Trinda Farhan Satria, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Agam, Isra dan Ketua Bundo Kanduang Agam, Rosmiati.



Wabup Trinda Farhan Satria, pada kesempatan itu mengatakan, pencanangan GLSM ini merupakan momentum yang sangat penting dalam kehidupan peserta didik atau siswa di Agam dan ini berhubungan dengan pembangunan sumber daya manusia yang mencoba mengintegrasikan lima ranah kecerdasan yakni, kecerdasan spiritual, emisional, sosial, intelektual dan fiskal.


Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah
menandatangani MoU bidang pendidikan dan literasi
Di kota Padang, gerakan literasi sekolah juga terus digalakkan. Bahkan, tak sekadar menjadikan Padang sebagai pusat budaya literasi (membaca, menulis dan menyimak) Sumatera Barat, lebih dari itu, Padang bertekad menjadi pusat literasi Sumatera. 
Hal tersebut diungkapkan Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah pada momentum penandatangan nota kesepahaman (MoU) di bidang pendidikan dan literasi antara Pemkot Padang dengan Yayasan Gemar Membaca (Yagemi), Indonesia Bermutu (IIB), Gerakan Ayo Membaca Indonesia (AMIND) dan Maxima, di Jakarta, Selasa (24/10/2018) malam. 
Didampingi Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang Barlius, MoU tersebut ditandatangani oleh Walikota Padang, Ketua AMIND Dedi Panigoro, Direktur Zulfikri Anas, Ketua Yagemi  Firdaus Umar dan Direktur Maxima Ivan Ahda.
“Program terdekat dari MoU ini adalah Kids Book & Edu Fair  yang akan digelar di Masjid Agung Nurul Iman Padang, 20-26 November 2017.  Pameran buku dan pendidikan ini diadakan dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional 2017,” kata  Mahyeldi kala itu.
Jauh-jauh hari sebelumnya, melalui sederet kegiatan seminar maupun workshop, Pemko Padang juga gencar mengkampanyekan gerakan literasi siswa.
Dalam Workshop Forum Jaringan Penelitian dan Pengembangan (Jarlitbang) Pendidikan di Hotel Pangeran Beach, Kamis (8/3/2018) lalu, Walikota Padang melalui Staf Ahli Bidang Ekonomi Pembangunan dan Kesra Afrizal Khaidir (kala itu, sekarang sudah almarhum-red) menjabarkan bahwa Pemko Padang menempuh upaya pembiasan membaca peserta didik, nantinya dipadukan dengan pengembangan keterampilan reseptif maupun produktif untuk menumbuhkembangkan budi pekerti.
Dalam pelaksanaannya, akan dilakukan asesmen secara berkala agar dampak keberadaan literasi dapat diketahui dan dilaksanakan secara berkelanjutan. Semua elemen di sekolah dan stakeholder bergerak secara bersama-sama dalam pelaksanaannya.
Di Kota Padangpanjang, semangat literasi siswa juga bergelora. Pencanangan Kota Padang Panjang sebagai Kota Literasi bertepatan dengan kegiatan Temu Penyair Asia Tenggara (TPAT) dan pemecahan rekor Musium Rekor Indonesia (MURI) baca puisi tentang bahaya narkoba terbanyak, yang diadakan di kota berjuluk "serambi mekah" itu, Sabtu (5/5/2018). 
Hadir dalam pencanangan itu, antara lain Kepala Perpustakaan Nasional RI, Syarif Bando dan epala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Mustari Irawan.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Padang Panjang Alvi Sena pada 24-25 April 2018 lalu melakukan audiensi dengan Kepala Perpusnas dan Kepala ANRI di Jakarta. Ikut mendampingi Kabid Perpustakaan, Joni Aldo dan Ketua Forum Penggiat Literasu Padang Panjang, Muhammad Subhan.
Dalam pertemuan tersebut, Kepala Perpusnas dan Kepala ANRI memberi apresiasi kepada Kota Padang Panjang yang terpantau melakukan gerakan literasi masif, aktif dan menyentuh langsung ke masyarakat.
Selain pencanangan Padang Panjang Kota Literasi, dalam rangkaian kegiatan yang sama Gubernur Sumbar Irwan Prayitno secara resmi membuka Temu Penyair Asia Tenggara yang dihadiri 300 penyair dari negara-negara Serumpun Melayu. Negara-negara itu di antaranya Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand dan Timor Leste.
Pembicara lainnya tampil mewakili Indonesia, yaitu Prof. Dr. Abdul Hadi WM (Judul Makalah: “Estetika Puisi Religius”) dan Rusli Marzuki Saria (“Dunia Penyairan Sumatera Barat”).
Dari Thailand tampil Asst. Prof. Dr. Phaosan Jehwae dari Universiti Fatoni Thailand (“Keterampilan Jatidiri Bangsa Melayu Melalui Pantun di Patani, Selatan Thai”), Prof. Madya Dr. Rahimah Binti A. Hamid dari Universiti Sains Malaysia (“Bacaan Heuristik dan Hermeneutik terhadap Sajak-Sajak Malaysia-Indonesia Terpilih”) dan Dr. Hjh. Fatimah Hj. Awg Chuchu dari Universiti Brunei Darussalam (“Manifestasi Ciri Kepimpinan Muda Omar Ali Saifuddien Dalam Syair Perlembagaan Negeri Brunei”).
Acara itu dipandu Dr. Sahrul N, S.S., M.Si., penulis dan Dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang.
Sebelumnya, sejumlah sekolah di Kota Padang itu pun mempersiapkan diri menjadi Sekolah Literasi. Salah satunya SMP Negeri 4 Padangpanjang. Sebagai langkah menuju Sekolah Literasi, sekolah yang dipimpin Ermita, S.Pd itu, melakukan sejumlah tahapan sebagai upaya membangun Gerakan Literasi Sekolah (GLS).
”Kami akan memulainya pelan-pelan, bertahap, dan hari ini kami lakukan sosialisasi kepada majelis guru,” ujar Ermita, Sabtu (3/6/2017), di sela-sela diskusi dan sosialisasi GLS di SMP Negeri 4 Padangpanjang.
Turut diundang sebagai narasumber Muhammad Subhan, Koordinator FSL Padangpanjang yang juga Ketum Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia. Guru-guru dan tenaga kependidikan SMP Negeri 4 Padangpanjang yang mengikuti kegiatan itu tampak antusias. Awalnya guru menganggap literasi hanya urusan guru bahasa Indonesia.
(***)
 
Top