H. Hendri 
Kepala Kanwil Kemenag Sumbar




BERSEDEKAH merupakan amalan yang sangat diajurkan dalam agama Islam, siapapun bisa bersedekah sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Allah akan memberi balasan kebaikan kepada yang gemar beredekah, Nabi SAW bersabda yang artinya “tangan yang di atas lebih baik dari tangan di bawah, tangan di atas adalah orang yang memberi dan tangan di bawah adalah orang yang meminta” (HR. al-Bukhari no. 1429 dan Muslim no. 1033)

Umat Islam selalu dianjurkan untuk senantiasa bersedekah setiap hari terutama di pagi hari. Cara terbaik untuk menunjukkan keislaman adalah dengan bersedekah dengan berbagi makanan atau hal lainnya, terutama kepada orang yang membutuhkan.

Disebutkan dalam sebuah hadis yang bersumber dari Abdullah bin Umar, dia berkata; “Seorang laki-laki bertanya kepada Nabi saw., ‘Bagaimanakah Islam yang paling baik?.’ Nabi saw. menjawab, ‘Memberi makan, mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal dan orang yang tidak kamu kenal”.

Dalam kitab Ihya’ Ulumuddin, Imam Al-Ghazali menyebutkan tiga tingkatan sedekah. Setiap tingkatan sedekah ini menunjukkan kualitas keislaman dan keimanan seseorang kepada Allah. Berikut ketiga tingkatan sedekah tersebut.

1.Al-Aqwiya’ atau orang-orang yang imannya sangat kuat

Tingkatan ini adalah tingkatan orang yang menyedekahkan seluruh hartanya dan tidak menyisakan sedikitpun untuk dirinya sendiri. Ia sangat percaya atas janji dan jaminan Allah kepada dirinya.

Keimanannya kepada Allah sangat kuat sehingga ia tidak khawatir sedikitpun atas dirinya. Seperti yang dilakukan oleh Sayidina Abu Bakar Al-Siddiq ketika memberikan seluruh hartanya kepada Nabi Saw. Ketika Nabi Saw bertanya, ‘Apa yang kau sisakan untuk dirimu?’ Abu Bakar menjawab, ‘Allah dan Rasul-Nya.

2. Al-Mutawassithun atau orang-orang yang imannya pertengahan

Tingkatan ini adalah tingkatan orang yang tidak bisa menyedekahkan seluruh hartanya. Namun demikian, dia akan segera menyedehkan sebagian hartanya jika melihat orang yang membutuhkan. Dia tidak hanya mengeluarkan zakat wajib saja, namun juga mengeluarkan hartanya.

3. Al-Dhu’afa atau orang-orang yang imannya lemah

Tingkatan ini adalah tingkatan orang yang hanya mencukupkan diri pada sedekah wajib atau hanya mengeluarkan zakat wajib. Dia enggan untuk mengeluarkan hartanya sebagai sedekah sunnah.

Jadi menurut Imam Al-Ghazali semakin kuat tingkat sedekahnya, maka hal itu menunjukkan semakin kuat tingkat keislaman dan keimanannya. Sebaliknya, semakin lemah tingkat sedekahnya, maka hal itu menunjukkan semakin lemah tingkat keislaman dan keimanannya.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Setiap persendian manusia wajib bersedekah, setiap matahari terbit didalamnya: engkau berlaku adil kepada dua orang (yang bertikai/berselisih) adalah sedekah, engkau membantu seseorang menaikannya ke atas hewan tunggangannya atau engkau menaikkan barang bawaannya ke atas hewan tunggangannya adalah sedekah, ucapan yang baik adalah sedekah, setiap langkah yang engkau jalankan menuju (ke masjid) untuk shalat adalah sedekah, dan engkau menyingkirkan (duri ) gangguan dari jalan adalah sedekah. [HR. Bukhâri, Muslim]

Ada sedekah yang sangat mudah untuk dilakukan, tanpa perlu banyak mengeluarkan ‎tenaga. seperti yang dijelaskan oleh Rasulullah yang artiya “

“senyuman” Hanya dengan sedikit ‎saja menarik wajah dan bibir sehingga menciptakan sebuah senyuman yang indah dan manis. ‎Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‎“Senyummu terhadap wajah saudaramu adalah sedekah.” (HR. Tirmidzi 1956, ia berkata: “Hasan ‎gharib”. Dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahih At Targhib).‎

‎“Janganlah engkau meremehkan kebaikan sekecil apapun, walaupun itu berupa cerahnya wajahmu ‎terhadap saudaramu.” (HR. Muslim no. 2626).‎

Mari berlomba-lomba bersedekah, karena ada beberapa manfaat yang didapatkan :

Allah semakin sayang
Wujud kepekaan sosial
terhadap sesama
Memupuk semangat
memberi
Terjauh dari mara bahaya
Mengundang rezki dan
rahmat Allah
Semoga bermanfaat, aamiin.

(*)
 
Top