JAKARTA -- Aktivis Pergerakan 77-78, Syafril Sjofyan, menilai, ucapan jubir Menteri BUMN, Arya Sinulingga dalam suatu dialog televisi,"tidak mungkin menutup bandara terhadap orang asing terutama China, semakin mengesankan bahwa pemerintah Jokowi sudah ‘di bawah kekuasaan’ RRC

“Jadi apapun yang terjadi pada rakyat kita, banyaknya pengangguran dan PHK karena dampak Pandemi Covid-19 pemerintah Jokowi tidak akan berani menolak tenaga kerja asing (TKA) China. Hal ini karena RRC memberi utangan dan investasi infrastruktur yang tidak begitu penting bagi rakyat. Di sisi lain, teriakan untuk berbuat adil terhadap rakyat tidak akan didengar oleh rejim,” kata Syafril seperti dilansir Harian Terbit, Kamis (8/7/2021).

Sekjen Forum Komunikasi Patriot Peduli Bangsa ini lebih lanjut menyatakan, lihat saja betapa kukuhnya Luhut Binsar Panjaitan, Menko Maritim dan Investasi (Marves) membela, membiarkan dan mengijinkan masuknya TKA China walaupun dalam kondisi darurat kesehatan. 

“Semua tokoh bangsa, ormas besar seperti MUI, Muhamaddiyah, termasuk Ketua MPR RI, beberapa elit partai dan lain-lain teriak protes dan menolak masuknya TKA China, diabaikan. Bagaikan angin lalu, dan terkesan rejim ini ‘dikendalikan’ oleh RRC,” papar Syafril. 

Ketat

Sebelumnya, dalam konferensi pers virtual yang disiarkan YouTube Sekretariat Presiden pada Selasa (6/7/2021) lalu, Menko Marves, Luhut Binsar Panjaitan mengatakan bahwa tidak ada yang aneh dari kedatangan warga asing dimaksud. 

Dalam syarat itu, warga negara asing tidak hanya diwajibkan melakukan tes usap PCR, tapi juga wajib menunjukkan kartu vaksin dengan dua kali suntikan atau dosis. Tidak cukup sampai di situ, mereka juga menjalani karantina setelah tiba di tanah air dan dites PCR lagi. 

“Jadi prosedur ini kita lakukan dan berlaku di mana-mana di dunia. Hanya saja ada yang (karantina) 8 hari ada yang 14 hari ada yang 21 hari tergantung negaranya," kata Luhut.

Arogansi Kekuasaan

Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Fadli Zon mengaku merasa aneh dengan pernyataan Luhut terkait kedatangan warga negara asing (WNA) asal China ke Indonesia di tengah lonjakan penularan Covid-19 yang disikapi biasa saja. 

Menurutnya, meski syarat bagi WNA masuk ke Tanah Air sudah diperketat, namun pernyataan luhut yang tidak merasa aneh dengan fenomena itu justru mempertontonkan arogansi dari penguasa yang tidak peka dengan kedaruratan rakyat. 

“Inilah contoh arogansi kekuasaan yang dipertontonkan di tengah kedaruratan. Ini pula yang mereduksi kepercayaan rakyat pada pemerintah,” tegasnya lewat akun Twitter pribadi, Rabu (7/7/2021).  

Menurut Fadli Zon, pernyataan itu berbanding terbalik dengan kebijakan yang membatasi aktivitas masyarakat. Bahkan tidak sedikit kendaraan militer yang dikerahkan untuk menghalau mobilitas rakyat. “Sebaliknya TKA dari China masih bisa melenggang,” cuitnya.

#harianterbit





 
Top