PADANG -- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Agam melakukan kunjungan kerja ke Kantor Wilayah Kementerian Agama Sumatera Barat di Padang, Kamis (25/7/19).

Kedatangan rombongan berjumlah 18 orang itu disambut Plt. Kepala Kanwil (Kakanwil) Kemenag Sumbar H. Irwan bersama Plt. Kepala Bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam (Kabid Pakis) H. Armadi di aula Laboratoriun Kerukunan Umat Beragama (KUB).

Wakil Ketua DPRD Agam Suherman selaku ketua rombongan, menyampaikan, tujuan kunjungan ini dalam rangka melakukan koordinasi tentang pendidikan agama dan keagamaan, terutama sistim anggaran Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) dan insentif guru MDTA.

Dalam kesempatan tersebut, Suherman bersama anggota DPRD lainnya juga menanyakan kepastian anggaran pembangunan dan operasional lembaga MDT dan Taman Pendidikan Alquran (TPQ) dari Kanwil Kemenag.

Sebelum melanjutkan diskusi, Plt. Kepala Kanwil Kemenag Sumbar, Irwan menyampaikan terimakasih kepada wakil rakyat yang telah berkesempatan melakukan kunjungan kerja ke Kanwil Kemenag.

“Ini sebuah media bagi Kementerian Agama dengan DPRD untuk membangun komunikasi dalam meningkatkan pembangunan di Sumatera Barat khususnya Kabupaten Agam. Kita berharap ada hubungan timbal balik antar dua lembaga ini sehingga perencanaan anggaran untuk pendidikan agama semakin lebih baik,” ungkap Plt. Kakanwil.

Terkait regulasi pendirian dan penganggaran untuk MDT dan TPQ di Agam, Plt. Kakanwil Kemenag Sumbar minta Bidang Pakis untuk memfasilitasi dan menyampaikan secara teknis kepada perwakilan anggota dewan dari luhak Agam ini, tentu dengan harapan ada juga anggaran tambahan dari pemda karena anggaran di Kementerian Agama sangat terbatas.

Baca Juga: http://www.sumatrazone.co.id/2019/06/madrasah-di-sumatera-barat-terima.html?m=1

Sementara itu, Plt. Kabid Pakis, Armadi memaparkan TPQ dan MDTA udah lama ada di Ranah Minang. Dulu dikenal dengan mangaji di surau. TPQ merupakan pendidikan non formal yang tumbuh di tengah-tengah masyarakat, terang Armadi.

Ia juga menyampaikan bahwa saat ini jumlah TPQ yang ada di Sumbar sebanyak 8.514 TPQ dengan guru 25.442 orang, santri 406.699 orang. Sedangkan MDT berjumlah 1.654 dengan guru 4.962 dan santri 124.128 orang.

“Jumlah lembaga ini hampir sama dengan mesjid dan mushalla yang ada di Sumatera Barat. Yang berkembang di Sumbar saat ini lebih didominasi TPQ dan MDT Alquran (MDTA). Harapan kami ada juga perhatian masyarakat terhadap MDTW atau MDTU yg sampai saat ini belum nampak perkembangannya,” ungkap Armadi.

Karena lanjut Armadi, MTDW (Madrasah Diniyah Takmiliyah Wustha) diperuntukkan bagi siswa SMP dan MDTU  (Madrasah Diniyah Takmiliyah Wustha Ulya) diperuntukkan bagi siswa SMA.

Kedua lembaga ini, TPQ dan MDT memiliki perbedaan. TPQ hanya sekedar belajar membaca Alquran, menulis Alquran dan praktek ibadah. Sementara MDT merupakan pendidikan madrasah sudah ada tambahan pendidikan alquran, hadits, bahasa Arab, akhlak, tarikh dan fiqih.

Baca Juga: http://www.sumatrazone.co.id/2019/02/walikota-letakkan-batu-pertama.html?m=1Fungsi dan perannya menyempurnakan pendidikan agama islam di sekolah sesuai dengan tingkatannya. Sementara anggaran yang tersedia sangat kecil dibandingkan jumlah lembaga yang ada.

“Harapannya, ada bantuan operasional biaya pendidikan di daerah masing-masing,” katanya mengakhiri.

Mendengar paparan Plt. Kabid Pakis, rombongan anggota dewan dari Agam ini merespons positif apa yang menjadi keluhan pihak Kanwil Kemenag Sumbar.

Syafrudin Jambak salah seorang anggota dewan dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengungkapkan bahwa saat ini Pemkab Agam memberi bantuan transportasi untuk seluruh guru MDT dan TPQ yang berjumlah 3.600 orang.

Sementara yang lain mengusulkan kepada Kanwil Kemenag Sumbar bahwa harus ada standarisasi dalam pendirian MDT bukan berdasarkan jumlah masjid dan mushala. Karena ini akan berpengaruh terhadap lulusan yang dihasilkan lembaga ini.

Diskusi dan hujan masukan terus berlangsung hingga pertemuan singkat ini berakhir sebelum azan shalat Ashar.

(rel/ede)
 
Top