f: dok.alinea
PADANG -- Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) mencatatkan rekor jumlah harian kasus baru Covid-19 pada Jumat (7/8/2020) sebanyak 47 orang. Angka tertinggi sebelumnya terjadi pada Jumat (31/7/2020) lalu dengan 41 kasus,

"Hari ini ditemukan 47 sampel terkonfirmasi positif," kata Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sumbar Jasman Rizal, Jumat (7/8/2020).

Sejak Kamis (6/8/2020) sampai dini hari tadi, Tim Laboratorium Diagnostik dan Riset Terpadu Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas dan Laboratorium Veterenir Baso Agam memeriksa sebanyak 1.421 sampel swab. Dari total sampel itu ditemukan 47 orang positif Covid-19 dan kepastian 9 orang pasien Covid-19 di Sumbar sembuh.

Dari 47 orang tersebut, terbanyak berasal dari Kota Padang yakni 41 orang. Kemudian dari Kabupaten Pesisir Selatan 2 orang,. Kabupaten Padang Pariaman 2 orang, Kabupaten Agam 1 orabg dan Kota Sawahlunto 1 orang.

Total kasus positif Covid-19 di Sumbar sampai hari ini sudah sebanyak 1.085 orang. Dengan perincian, 796 orang atau 73,36 persen sudah sembuh, meninggal dunia 34 orang atau 3,13 persen, dirawat dan isolasi sebanyak 255 orang atau 23,50 persen.

Seorang pasien baru positif Covid-19 di Sumbar adalah salah satu ajudan Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit. Temuan ini kemudian ditindaklanjuti dengan pengambilan sampel swab secara masif terhadap 90 orang ASN di bawah naungan Biro Organisasi Pemprov Sumbar dan beberapa wartawan yang berposko di Pemprov Sumbar.

"Kemarin yang ikut tes swab ada 90 orang. Itu ASN dan beberapa wartawan. Hari ini ada lagi sisa yang belum ikut tes swab," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Biro Humas Pemprov Sumbar, Zardi Syahrir.

Zardi menambahkan selain ASN dan wartawan di Pemprov Sumbar, Gubernur beserta keluarga dan staf, wakil gubernur beserta keluarga dan staf juga telah mengikuti tes swab. Hasilnya semuanya negatif.

"Gubernur, wakil gubernur beserta keluarga, ajudan sespri, serta beberapa wartawan dan pejabat yang sempat kontak erat dengan ajudan Wakil Gubernur, hasilnya negatif," ucap Zardi.

Kepala Laboratorium Diagnostik dan Riset Terpadu Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, dr. Andani Eka Putra mengatakan, peningkatan jumlah kasus Covid-19 di Sumbar lebih kurang dalam satu pekan terakhir sudah dalam prediksi dari Gugus Tugas Penanganan Covid-19 termasuk dari pihak laboratorium. Andani tidak sepakat bila peningkatan kasus Covid-19 di Sumbar pascalebaran Idul Adha merupakan gelombang kedua infeksi.

"Bagi kita di lab dan teman-teman Dinkes, sudah memprediksi akan ada letupan seperti ini, tinggal sekarang bagaimana tracing tetap konsisten dengan kapasitas besar," kata Andani, melalui pesan tertulis, Jumat (7/8/2020).

Andani menyebut, temuan kasus Covid-19 akhir-akhir ini didominasi oleh orang tanpa gejala (OTG). Sehingga, gugus tugas menurut dia harus konsisten bekerja menemukan para OTG supaya tidak terjadi penularan ke cakupan yang lebih luas. Menurut Andani, kasus Covid-19 di Sumbar masih terkendali selagi gugus tugas terus melakukan tracing dan pemeriksaan sampel swab PCR oleh tim laboratorium.

Andani juga menyarankan agar orang-orang yang baru kembali dari perjalanan luar daerah supaya memeriksaan diri dengan pengambilan tes swab di Puskesmas terdekat atau di Bandara. Kemudian ia berharap supaya semua warga disiplin menjalankan protokol kesehatan.

"Mari bersama-sama menjelaskan ke masyarakat bahwa situasi masih terkendali dan apa yg ditemukan merupakan proses pencarian kasus," ucap Andani.

Sebelumnya, pakar epidemiologi Universitas Andalas (Unand), Defriman Djafri mengatakan, Sumbar telah memasuki gelombang kedua pandemi virus corona jenis baru. Defriman menilai gelombang pertama sudah mereda setelah momen Hari Raya Idul Fitri ketika penambahan kasus Covid-19 setiap hari berada di bawah angka 10.

"Ini sudah gelombang kedua. Kalau kita bicara kurva, ini sudah merangkak membentuk gelombang baru," kata Defriman.

Ia menyebut peningkatan kasus Covid-19 di Sumbar sejak momen Idul Adha merupakan konsekuensi yang harus diterima dan dipertanggungjawabkan oleh Pemprov Sumbar. Karena, sebelum Idul Adha, Gubernur Sumbar membuat pernyataan mempersilakan perantau pulang kampung sebagai pengganti momen mudik Idul Fitri.

Akibatnya, ada gelombang orang datang ke Sumbar dari luar termasuk dari daerah zona merah yang membawa kasus impor. Kasus impor tersebut kini telah menciptakan klaster baru di kantor-kantor pemerintah, BUMN dan BUMD.

Ketika keran pintu masuk sudah dibuka lebar oleh Pemda seiring pemberlakuan New Normal, artinya menurut Defriman, Sumbar harus siap berpacu untuk melakukan testing, tracing dan isolasi. Bila kalah berpacu melakukan tiga tindakan tersebut, penularan akan terus terjadi semakin meluas. Orang tanpa gejala (OTG) akan terus menularkan Covid-19 bila Pemda terlambat melakukan tracing.

Petugas melakukan pengecekan kepada pengendara dengan plat nomor luar daerah yang melintasi Check Point PSBB di kawasan Kalimalang, Jakarta.

Petugas melakukan pengecekan kepada pengendara dengan plat nomor luar daerah yang melintasi Check Point PSBB di kawasan Kalimalang, Jakarta.

"Jadi ketika berani mengimbau perantau untuk pulang kampung, harus berpacu tracing testing secara masif. Itu resiko yang sudah diambil pemerintah," ucap Defriman.

Sumber: republika

 
Top