ACEHTIMUR, ACEH -- Front Anti Kejahatan Sosial (FAKSI) Aceh mendesak Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) RI Sakti Wahyu Trenggono untuk memberi penjelasan secara rinci mengenai program dan hasil panen vaname dari sejumlah klaster di Aceh Timur beberapa waktu terakhir.

Diketahui, Selasa (7/9/2021) ini Menteri KKP Trenggono sedang meninjau klaster tambak udang vaname di Kabupaten Aceh Timur.

"Menteri KKP harus jelaskan rincian riil dari seluruh klaster tersebut, anggaran dari mana, berapa, untuk siapa, siapa saja terlibat dalam prosesnya, kemana dibawa hasil panennya, dan siapa saja yang menikmati itu semua? Karena dari pihak daerah informasinya sangat tertutup," beber Ketua FAKSI, Ronny Hariyanto, Selasa (7/9/2021).

BACA JUGA: Usulan FAKSI, Segera Nobatkan Munir Jadi Pahlawan HAM Nasional!

Menurut Ronny, informasi mengenai berhektar - hektar lahan kluster vaname selama ini terkesan hanya menjadi konsumsi kalangan atas saja, bahkan terkesan sangat tertutup. 

"Kesannya hanya pihak - pihak tertentu saja yang tahu data riil seluk - beluk  vaname itu, pihak di Aceh Timur sendiri mengaku hanya penyedia lahan, tapi buktinya ketika menteri datang mereka yang paling sibuk dan terkesan paling tahu segalanya. Jadi kita menuntut pak menteri memberi penjelasan dan transparansinya, karena itu juga menyangkut dengan kucuran uang negara yang harus dipertanggungjawabkan," papar Ronny melalui siaran pers forum yang ia pimpin.

Aktivis yang juga Ketua Forum Pers Independen Indonesia (FPII) Provinsi Aceh itu menduga, banyak hal yang ditutup - tutup terkait klaster vaname tersebut, mulai dari penunjukan kelompok penerima manfaat, pihak yang terlibat pembangunan tambak, aliran uang ,hingga dana  hasil panen vaname tersebut.

"Menteri Trenggono harus jelaskan ini, jangan sampai nanti seperti kasus Benur yang menjerat menteri sebelumnya, dan jangan sampai pak menteri tidak tahu apa yang terjadi di lapangan," ketus putera Idi Rayeuk yang dikenal kritis soal isu - isu sosial seperti kemiskinan, pengangguran, demokrasi dan hak asasi manusia itu.

Ronny mengungkapkan, selama ini informasi mengenai vaname terkesan hanya sebatas informasi pencitraan pejabat, dan bukan informasi yang mengandung data lebih rinci soal seluk - beluk pengelolaan vaname yang perlu diketahui publik.

"Yang banyak disuguhkan ke kita sekarang ini kan cerita pencitraan soal panennya memuaskan, panennya bagus, dihadiri pejabat ini dan itu, tapi rincian dana buat itu berapa, siapa yang bangun, siapa pilih kelompoknya, uang panennya dibawa kemana, dinikmati siapa saja kan enggak jelas? mana datanya? bahkan bupati dan jajarannya terkesan seperti tidak tahu  apa - apa, seolah numpang foto saja di setiap momen vaname itu, ada apa ini, kami mendesak semua itu diaudit sebelum terlambat," pungkas Alumni Universitas Ekasakti (Unes) Padang itu menutup keterangannya.

#rel/sz1




 
Top