JAKARTA -- Survei Charta Politika Indonesia mencatat hampir separuh responden menyatakan tidak percaya terhadap data kasus pandemi virus corona (Covid-19) yang dikeluarkan oleh pemerintah.

Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya menyebut ada 40,9 persen responden yang menyatakan tidak percaya pada data kasus Covid-19 yang disajikan pemerintah. Sementara 56,1 persen responden sebaliknya, mempercayai data Covid-19 versi pemerintah.

"Sebanyak 40,9 persen menyatakan kurang percaya dan tidak percaya sama sekali. Saya pikir ini juga tantangan besar buat pemerintah melakukan proses penanganan covid-19 bersama dengan masyarakat," kata Yunarto dalam rilis survei yang dilakukan virtual, Rabu (22/7/2020) kemarin.

Yunarto menjelaskan, membaca data ini tak seperti membaca hasil survei elektabilitas dalam pemilu. Dalam survei pemilu, keunggulan tipis pun dianggap menang.

Namun dalam membaca tingkat kepercayaan publik, angka 40,9 persen sangat tinggi. Padahal pemerintah butuh keterlibatan masyarakat dalam melawan pandemi.

"Kalau menggunakan istilah Jokowi ya, dalam situasi extraordinary dibutuhkan antara elite, pemerintah pusat dan daerah, serta masyarakat. Ini buat saya PR besar," ucapnya.

Yunarto juga mengungkap persepsi masyarakat terhadap keterbukaan informasi penanganan corona. Sebanyak 31,9 persen responden menilai pemerintah tertutup, sedangkan 65,3 persen menilai terbuka.

"Bagaimana pemerintah kemudian mengambil sikap yang sama tentang apa yang berbahaya, tentang apa yang bisa atau tidak bisa dipercaya, sementara 32 persen menyatakan tidak terbuka," ujarnya seperti dilansir CNNIndonesia.

Survei ini dilakukan Charta Politika pada 6-12 Juli 2020. Survei dilakukan melalui telepon terhadap 2.000 orang responden. Margin of error dari survei ini kurang lebih 2,19 persen dengan pengecekan ulang terhadap 20 persen dari total responden.

(dhf/osc/oel)

 
Top