Penulis: Rosadi Jamani *)


ADA beberapa kawan bekerja di USAID Segar di Kalbar. Ntah gimana lanjutan programnya pasca Donald Trump menutup USAID. Sambil menunggu salat Jumat, yok kita bahas organisasi yang banyak memberikan bantuan pada negara miskin ini.

Februari 2025. Dunia sedang tidak baik-baik saja. Presiden Donald Trump, sang maestro kontroversi, kembali membuat gebrakan. Kali ini, ia menggandeng Elon Musk, sang “Tony Stark” dunia nyata, untuk menutup USAID. Ya, Anda tidak salah dengar. USAID, lembaga bantuan internasional yang selama ini menjadi pahlawan bagi banyak negara, tiba-tiba dianggap sebagai “kelompok lunak radikal” oleh Trump.

“USAID? Itu cuma kumpulan orang-orang yang terlalu baik hati. Kita perlu lebih tegas!” ujar Trump dengan gaya khasnya yang penuh sarkasme. Elon Musk, sambil memainkan Twitter-nya yang sudah berganti nama menjadi “X-42”, hanya mengangguk setuju. “Kita harus fokus ke Mars. Bumi sudah terlalu banyak drama,” tambahnya.

Dampaknya? Oh, luar biasa. Dunia langsung gempar. Program bantuan hidup berhenti seketika. Pekerja kesehatan global kebingungan. “Kami terjebak di sini tanpa dana. Apa ini lelucon?” protes seorang dokter di Afrika. Program penyelamatan pun ikut-ikutan bingung. “Kami sudah siapkan vaksin, tapi dana hilang. Apa kami harus pakai crowdfunding?” keluh seorang petugas kesehatan di Indonesia.

Ketidakpastian ekonomi melanda. Organisasi non-profit dan kontraktor USAID langsung panik. “Kami bangkrut sebelum sempat bilang ‘USAID’,” ujar seorang kontraktor sambil menangis. Beberapa bahkan mempertimbangkan untuk beralih profesi. “Mungkin lebih baik jadi YouTuber. Setidaknya ada iklan,” canda mereka.

Kontroversi hukum pun tak kalah seru. Ahli hukum dan anggota Kongres Demokrat langsung angkat bicara. “Ini ilegal! Tidak konstitusional!” teriak mereka. Tapi Trump hanya tersenyum. “Saya punya hak prerogatif. Saya suka memakainya,” katanya dengan gaya yang membuat semua orang ingin melempar sepatu ke arahnya.

Ada 10 ribu pegawai USAID di seluruh dunia dipaksa cuti tanpa batas. “Apa ini liburan paksa?” tanya seorang pegawai sambil packing barang-barangnya. “Tapi kami tidak punya uang untuk liburan!” keluh yang lain.

Di Indonesia, dampaknya juga terasa. USAID yang selama ini aktif di berbagai sektor, tiba-tiba menghilang. Program kesehatan, pendidikan, pengentasan kemiskinan, semuanya terhenti. “Kami sudah memberikan pelatihan kepada 6.300 petugas kesehatan, tapi sekarang mereka bingung mau ngapain,” ujar seorang pegawai USAID di Jakarta.

Program lingkungan hidup di Kalimantan Barat juga ikut kena imbas. USAID Kolektif, SEGAR, dan Konservasi Kawasan Perairan tiba-tiba berhenti. “Kami sudah susun rencana tata ruang, tapi sekarang siapa yang akan melanjutkan?” tanya seorang pegawai pemerintah daerah.

Trump dan Musk mungkin berpikir mereka sedang menyelamatkan dunia dengan cara mereka sendiri. Tapi dunia hanya bisa geleng-geleng kepala. “Apa mereka serius? Atau ini cuma episode baru dari reality show mereka?” tanya seorang warga di X.

Apa yang akan terjadi selanjutnya? Apakah USAID akan bangkit kembali? Atau dunia harus belajar hidup tanpa bantuan internasional? Satu hal yang pasti, drama ini belum berakhir. Kita semua hanya bisa menonton sambil minum kopi. Selamat menikmati pertunjukan, dunia! (*)

#camanewak

*) Ketua Satupena Kalbar


@hatipena



 
Top