MENTAWAI, SUMBAR – Pisang merupakan salah satu aspek budaya Mentawai yang menjadi makanan pokok masyarakat asli setempat selain sagu. Namun saat ini  belum menjadi nilai tambah ekonomis bagi masyarakat.

Melihat banyaknya hasil komoditi pisang di wilayah Pagai Delatan, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai bekerjasama dengan Kementerian Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) merencanakan bangun pabrik industri tepung pisang berbasis budaya.

Soal efisiensi pisang ini, kata Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet, masyarakat tidak harus diberikan pemahaman serta cara penanamannya, karena masyarakat sejak dulunya sudah tahu. Namun sekarang ini bagaimana pisang bisa diolah secara moderen untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.

“Pisang bukan sekedar makanan pokok, tapi bagaimana bisa memberikan nilai tambah pengembangan ekonomi yang lebih umum. Untuk mencapai itu tidak ada cara lain, tentunya harus diolah dengan cara profesional menggunakan teknologi,” ujar Yudas di lokasi peninjauan, Selasa (28/1/2020). 

Lebih lanjut disampaikan Yudas, supaya pisang menjadi efisien, harus diolah menjadi tepung. Namun tentunya bahan bakunya yang dibutuhkan lebih banyak, butuh tenaga profesional dalam menjalankan pabrik serta butuh lahan yang luas.

Disebutkan, kawasan Pagai Selatan menjadi salah satu lokasi pabrik tepung pisang yang akan dibangun pemerintah setempat.   

Terkait pengolahan tepung pisang dilakukan jangka panjang, namun saat ini persoalannya ada di Bumdes. Namun Bumdes masih perlu  banyak belajar menjalankan bisnis pisang ini, sehingga nantinya memberikan dampak ekonomi yang baik terhadap masyarakat.

Yudas menjelaskan, dalam kerjasama ini, pihak kementerian sebagai off takernya atau pembelim Sedangkan daerah sebagai penyedia lahan pembangunan sampai penyuplay bahan bakunya. Kerjasama dengan Kementerian PDTT itu diharapkan memberikan suatu sinergi, sehingga Bumdes menjadi mandiri dalam meningkatkan nilai tambah perekonomian dan kemakmuran masyarakat.

“Untuk menjalankan bisnis profesional tidak sesederhana itu, tapi saya optimis dengan bantuan Kemendes serta pendampingan bisa berjalan dengan baik nantinya,” ujar Yudas kepada awak media, Kamis (30'1/2020). 3

Dijelaskan Yudas, untuk lokasi pembangunan pabrik industri tepung pisang ada tiga alternatif yaitu di Malakopak, Bulasat dan Sinakak. Setelah dipelajari dua lokasi seperti Malakopak dan Sinakak terlalu jauh jaraknya, namun titik tengahnya di Bulasat.

“Kalau pabrik tepung pisang ini berkembang, tidak tertutup kemungkinan kita bisa perluas di desa-desa lain” kata Yudas.

Soal pemasaran, lanjut Yudas pihak Kemendes sudah melakukan kajian lebih awal, kesimpulannya pisang ini sangat fleksibel, kalau masyarakat menjual pisang pertandan sangat rugi petani, tapi kalau di olah menjadi tepung nilai ekonomisnya tinggi, selain itu pisang yang sudah dikemas menjadi tepung tidak sulit untuk dipasarkan.

“Kita berharap pemerintahan desa segera menetapkan lokasi pembangunan pabrik industri tepung pisang, supaya segera diantarkan di Kemendes dan dilakukan tender serta kita juga berharap tahun ini pabriknya sudah berdri” pungkasnya .

(ers).
 
Top