f: dok.fs
PARIAMAN, SUMBAR -- Aksi unjuk rasa terjadi di depan kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Pariaman. Sekelompok massa menolak hasil penghitungan suara Pilkada 2020. Kerusuhan pecah, diwarnai aksi pelemparan dan bakar ban di tengah jalan!

Sabtu (28/11/2020) kemarin, Kepolisian Resor (Polres) Pariaman mengerahkan sedikitnya 200 personel ke lokasi kerusuhan. Ada yang berunjuk rasa, menjadi pengendali massa (Dalmas), mengoperasikan water canon untuk menghalau massa, bahkan sebagian lainnya menjadi negosiator.

Lho, polisi kok berunjuk rasa? Olala! Ternyata alur cerita menegangkan tadi merupakan skenario yang sengaja dibuat oleh Polres Pariaman dalam rangka simulasi kesiapan menjaga keamanan Pilkada. Simulasi digelar di depan GOR Rawang Pariaman.

"Latihan ini merupakan sistim keamanan (Siskam) kota dalam rangka mengantisipasi kegiatan unjuk rasa yang mungkin akan terjadi dalam rangka tahapan Pemilukada diwilayah hukum Polres Pariaman," papar Kapolres Pariaman AKBP Deny Rendra Laksmana, kepada awak media, selepas kegiatan simulasi.

Menurutnya, digelarnya simulasi ini adalah untuk mengecek kesiapan personil dan peralatan serta merefresh kembali tahapan-tahapan dalam rangka penanganan unjuk rasa.

"Syukur Alhamdulillah wilayah hukum Polres Pariaman tidak terlalu rawan terhadap aksi demonstarsi. Cukup aman, namun kita tidak mau under estimate. Kita tetap melakukan simulasi, untuk langkah antisipasi jika memang unjuk rasa terjadi di Kota Pariaman," pungkasnya.

Untuk pengamanan di hari pencoblosan, lanjut kapolres, pihaknya membagi Tempat Pemungutan Suara (TPS) dalam dua bentuk, aman dan rawan. "Jadi sudah diploting 2 TPS 1 personil dan 6 Linmas," katanya.

Sedangkan untuk daerah rawan, yaitu TPS di wilayah Polsek Sungai Geringging, yakni kerawanan dalam hal demografi.

"Tempatnya yang jauh dengan jarak tempuh sekira dua jam, kemudian medannya yang rumit menyeberang sungai. Apalagi di musim hujan. Namun demikian, telah kita antisipasi dengan menyiapkan perahu dan kuda beban untuk pergeseran logistik," ungkap Deny mengakhiri.

(war/rki)

 
Top