H. Herman Nawas semasa hidup, sedang memberi nasehat sekaligus motivasi kepada salah seorang anak dalam salah satu kegiatan pemberian santunan yatim piatu.  
PADANG -- H. Herman Nawas, pendiri Universitas Putra Indonesia - Yayasan Perguruan Tinggi Komputer (UPI "YPTK") Padang wafat pada Sabtu (31/10/2020) sekitar pukul 19:30 WIB. Ia wafat dalam usia 65 tahun.

Banyak pihak yang merasa sangat kehilangan begitu mendapat kabar bahwa tokoh pendidikan yang semasa hidupnya dikenal sangat ramah juga dermawan tersebut meninggal dunia.

Ketua Ikatan Keluarga Aur Duri Indah yang juga merupakan sahabat mendiang, Budi Syukur, mengaku sangat kehilangan. Ia ikut merasakan duka mendalam atas kepergian Herman Nawas.

"Kita sangat kehilangan sekali. Dia orang yang baik, sangat kebapakan, sangat peduli terhadap sesama, terutama orang miskin, luar biasa," kenang Budi Syukur seperti dilansir tribunpadang, Sabtu (31/10/2020) malam.

Budi Syukur sendiri sudah 30 tahun mengenal Herman Nawas. Selain baik, almarhum menurutnya juga ramah.

"Jarang sekali kita ketemu orang-orang seperti beliau," ungkapnya.

Jika bertemu Herman Nawas, kata Budi Syukur suasana selalu cair dan enjoy. Ketika bicara pun sangat hangat sekali.

Diakui, beberapa hari ini ia memang mendapat kabar bahwa pendiri UPI "YPTK" tersebut sakit. Namun ia tak pula menyangka sang sahabat akan begitu cepat berpulang meninggalkan dunia fana ini. 

Selain kalangan sahabat mendiang, warga Kota Padang yang mendapat kabar duka wafatnya Herman Nawas pun membeberkan kebaikan-kebaikan yang ditebar mendiang semasa hidup. Seperti diungkapkan salah seorang anggota keluarga mendiang Ibu Fatimah Aziz di Aur Duri, Ernawati.

Di mata perempuan parobaya tersebut, Herman Nawas adalah orang baik. Orang kaya yang rendah hati. Dermawan, tidak pelit, senang berbagi dengan sesama terutama kepada anak yatim piatu dan kaum dhuafa. 

"Beliau juga kerap membantu masjid-masjid di Kota Padang serta membagi-bagikan kitab suci Alqur'an untuk dibaca orang banyak," beber "Celok Erna", demikian ibu empat anak dan dua cucu itu akrab disapa. 

Yang paling berkesan menurutnya lagi, mendiang juga rutin menyediakan "pabukoan" (penganan berbuka puasa) bagi warga Kota Padang yang menunaikan ibadah puasa sunat Senin - Kamis. "Pokoknya beliau adalah sosok yang luar biasa!," ungkap Celok Erna seraya membubuhkan tiga emoticon jempol pada chat-nya di group Whats'App (WA) keluarga, Minggu (1/11/2020) dinihari. 

Menurutnya lagi, sangat banyak kebaikan-kebaikan yang ditebar mendiang Herman Nawas semasa hidup, berdasarkan apa yang ia ketahui dan ikut merasakan.

"Banyak lagi kebaikan2 beliau yg beliau terbar di bumi Allah ini," tulisnya. 

Ia mengaku sempat beberapa kali ikut serta shalat Maghrib berjamaah dan berbuka puasa Senin - Kamis di Masjid UPI. 

Di penghujung chat, Celok Erna menulis bahwa dirinya beserta segenap keluarga di Aur Duri berbelasungkawa sedalam-dalamnya atas wafatnya H. Herman Nawas. "Semoga almarhum husnul khatimah," ujarnya.

Ungkapan kesan baik terhadap sosok H. Herman Nawas di atas, merupakan representasi penilaian warga Kota Padang bahkan Sumatera Barat pada umumnya.

Tentang Herman Nawas

Herman Nawas berasal dari Silungkang, Sawahlunto. Ia merupakan anak kelima dari sepuluh orang bersaudara. Nama belakangnya, Nawas, diambil dari nama ayahnya Abu Nawas, seorang pedagang souvenir di Bandara Tabing. Herman diketahui merupakan cucu dari seorang tokoh pejuang perlawanan rakyat Silungkang pada 1927.

Pada 1985, Herman Nawas dan istrinya mendirikan Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK “YPTK”) yang merupakan akademi komputer pertama di pulau Sumatera. 

Pada 1986, mereka mendirikan Akademi Akuntansi dan Manajemen Program Komputer (AAMPK “YPTK”). Langkah tersebut berlanjut dengan pendirian Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK “YPTK”) pada tahun 1987, lalu diikuti dengan pendirian Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE “YPTK) pada tahun 1992.

Pada tahun 1999, Herman Nawas dan Zerni Melmusi sang istri mendirikan Program Studi Magister Manajemen (S2) yang pertama di KOPERTIS Wilayah X (Sumbar, Riau, Jambi dan Kepri), baik di Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta. 

Selanjutnya, pada tahun 2001, dua Sekolah Tinggi dan dua Akademi yang ada digabung menjadi Fakultas Ilmu Komputer (gabungan dari STMIK-AMIK) dan Fakultas Ekonomi (gabungan dari STIE-AAMPK).

Setelah menambah 3 fakultas lagi, yaitu Fakultas Psikologi, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan serta Fakultas Teknologi Industri, maka sejak 16 Mei 2001 seluruh perguruan tersebut tergabung dalam sebuah universitas baru dengan nama Universitas Putra Indonesia (UPI) YPTK, dan kemudian pada tahun tahun 2003 mendapatkan izin Menteri Pendidikan Nasional untuk membuka Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer (S2) yang pertama dan satu-satunya di luar Pulau Jawa.

Pada awal tahun 2019, UPI "YPTK" berhasil membuka program studi S3 Doktor di bidang Manajemen pertama di PTS Kopertis/ LLDIKTI Wilayah X. 

(ede)

 
Top