SECARA umum geotekstil dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu non woven geotekstil dan woven geotekstil, namun dari kedua jenis tersebut memiliki spesifikasi teknis masing-masing sehingga perlu ada standard klasifikasi untuk memudahkan dalam menentukan jenis material geotextile yang akan di gunakan.

Dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum telah membuat pedoman mengenai perencanaan dan pelaksanaan perkuatan tanah dengan geosintetik. Namun pada artikel kali ini kami hanya akan membahas standard klasifikasi kelas dari material geotextile berdasarkan yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum.

Standard Klasifikasi Kelas Geotextile

Geotextile dibagi dalam 4 kelas, yaitu kelas 1+, kelas 1, kelas 2, dan kelas 3 berdasarkan tujuan dari perencanaan perkuatan jalan. Namun untuk kelas 1+ ini sampai saat ini belum terdefinisikan dengan jelas sehingga jika digunakan harus disyaratkan oleh Pembeli.

Berikut ini adalah syarat derajat daya bertahan yang terdapat dalam table 1

Table 1,  Syarat Derajat Daya Bertahan (Survivability), AASHTO M 288-06

Bagaimana Menentukan Kelas dari Material Geotextile ?

Saat ini banyak beredar informasi mengenai standard klasifikasi kelas geotextile yang menurut kami kurang tepat, karena standard yang menjadi acuan adalah berdasarkan dari gramasi geotextile baik itu yang non woven maupun woven, sedangkan jika kita mengambil acuan dari dokumen pedoman yang telah dikeluarkan oleh Departemen PU maka acuannya adalah berdasarkan Kekuatan yang dapat ditahan oleh geotextile tersebut.

Untuk standard klasifikasi kelas dari Geotextile, dapat dilihat pada table 2.

Table 2, Persyaratan Kekuatan Geotekstil (AASHTO M 288-06)

Keterangan:

elongasi < 50% digunakan untuk woven geotextile.

elongasi ≥ 50% digunakan untuk non woven geotextile.

Sumber: pandu-eduquator






 
Top