#Tips Smart Digital Parenting
Wijaya Kusumah – Omjay
DI ERA digital yang serba cepat dan terhubung seperti sekarang ini, peran orang tua tidak lagi sebatas mendidik dan mengasuh secara konvensional. Anak-anak kita kini tumbuh di tengah gempuran teknologi, media sosial, dan berbagai aplikasi yang terus berkembang.
Dunia digital menawarkan manfaat luar biasa, tetapi juga menyimpan risiko yang tak kalah besar. Itulah mengapa penting bagi setiap orang tua untuk menjadi smart digital parent—orang tua yang cerdas dan bijak dalam mendampingi anak menjelajahi dunia digital.
Berikut ini adalah tips smart digital parenting yang dapat membantu Anda menjadi pendamping terbaik bagi anak di era digital:
Jaga Komunikasi dengan Anak
Komunikasi adalah fondasi utama dalam hubungan orang tua dan anak, termasuk dalam urusan digital. Jangan biarkan anak-anak mencari jawaban sendiri tentang dunia digital hanya dari internet atau teman sebaya. Tanyakan aktivitas online mereka dengan pendekatan terbuka, bukan interogatif.
Misalnya, alih-alih bertanya, “Kamu main game apa terus, sih?”, cobalah bertanya, “Game apa yang kamu suka mainkan? Ceritain dong kenapa kamu suka.” Dengan begitu, anak merasa dipercaya dan nyaman untuk terbuka. Komunikasi yang baik akan membuat anak lebih mungkin datang kepada Anda jika mengalami masalah seperti cyberbullying, konten tidak pantas, atau tekanan sosial media.
Bekali Diri dan Terus Belajar
Tak ada kata terlambat untuk belajar. Dunia digital berkembang begitu cepat, dan jika ingin membimbing anak, orang tua pun harus ikut belajar. Kenali aplikasi-aplikasi yang sedang populer, pahami media sosial yang digunakan anak, dan pelajari istilah-istilah baru dalam dunia digital.
Anda bisa mengikuti webinar parenting digital, membaca artikel teknologi, atau sekadar berdiskusi dengan sesama orang tua. Semakin Anda memahami dunia digital, makin kuat posisi Anda dalam membimbing anak. Ingat, Anda tak bisa melarang apa yang tidak Anda pahami.
Gunakan Aplikasi Parental Control
Banyak orang tua merasa takut kehilangan kendali atas aktivitas online anak. Namun kini tersedia banyak teknologi yang bisa membantu. Aplikasi parental control memungkinkan Anda memantau dan mengelola waktu layar anak, menyaring konten tidak pantas, dan bahkan melacak lokasi perangkat.
Beberapa aplikasi populer seperti Google Family Link, Norton Family, atau Qustodio dapat Anda coba. Tapi ingat, penggunaan parental control sebaiknya disertai penjelasan pada anak. Katakan bahwa Anda ingin melindungi mereka, bukan memata-matai. Transparansi akan membangun kepercayaan.
Buat Aturan Bersama Anak
Setiap rumah sebaiknya memiliki aturan digital yang disepakati bersama. Buat kesepakatan tentang durasi penggunaan gawai, waktu tanpa layar (screen-free time), aplikasi yang boleh diakses, hingga etika berkomentar di media sosial. Libatkan anak dalam membuat aturan tersebut agar mereka merasa memiliki dan bersedia mematuhi.
Contohnya, Anda bisa membuat aturan bahwa semua anggota keluarga menyimpan gawai di tempat khusus saat makan malam, atau tidak menggunakan ponsel satu jam sebelum tidur. Tuliskan aturan tersebut dan tempelkan di ruang keluarga sebagai pengingat bersama.
Jadi Teman Baik bagi Anak
Anak-anak tak selalu membutuhkan guru yang menggurui, tapi mereka sangat membutuhkan teman yang mendengarkan. Jadilah teman digital mereka. Sesekali ajak anak menonton YouTube bersama, bermain game bareng, atau diskusi soal konten yang sedang viral.
Dengan menjadi teman, Anda akan lebih mudah menyusup ke dunia mereka tanpa terasa mengintimidasi. Anak pun akan merasa bahwa dunia digital bukanlah tempat untuk bersembunyi dari orang tua, tapi ruang yang bisa dijelajahi bersama.
Jelajahi, Berbagi dan Rayakan Bersama
Gunakan dunia digital untuk mempererat hubungan keluarga. Jelajahi hal-hal baru secara online bersama anak—mulai dari membuat video kreatif, menjelajahi peta dunia lewat Google Earth, belajar coding, hingga menonton film edukatif.
Rayakan pencapaian anak di dunia digital. Misalnya, jika anak berhasil menyelesaikan kursus online, buatlah momen perayaan kecil. Jika mereka punya karya digital, bantu mereka mempublikasikannya secara positif. Ini akan membangun kepercayaan diri anak dan menunjukkan bahwa teknologi bisa digunakan untuk hal baik.
Jadi Teladan Digital yang Baik
Anak belajar lebih banyak dari apa yang mereka lihat dibanding apa yang mereka dengar. Jika Anda ingin anak menggunakan gawai secara bijak, mulailah dari diri sendiri. Jangan sibuk bermain ponsel saat berbicara dengan anak, atau terlalu asyik scrolling media sosial saat bersama keluarga.
Tunjukkan sikap sehat dalam penggunaan teknologi. Bagikan konten positif di media sosial, jaga etika digital, dan hormati privasi orang lain. Ingat, Anda adalah panutan digital pertama anak Anda.
Penutup: Digital Boleh, Asal Bijak
Menjadi orang tua di era digital memang menantang, tapi juga penuh peluang. Teknologi bukan musuh, melainkan alat. Yang penting bukan sekadar membatasi, tapi mendampingi. Dengan komunikasi terbuka, pengetahuan yang cukup, aturan yang jelas, dan contoh nyata dari orang tua, anak akan tumbuh menjadi pengguna digital yang cerdas, kreatif, dan bertanggung jawab.
Mari kita menjadi smart digital parent—orang tua yang bukan hanya menjaga, tapi juga menginspirasi anak-anaknya untuk menjadi generasi digital yang bermartabat. (*)
Salam Blogger Persahabatan!