MANADO, SULUT -- Menyikapi penyebaran virus Covid-19 yang semakin masif dan telah menghantam sendi-sendi ekonomi, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sulawesi Utara menggelar webinar dengan tema ‘ Kondisi dan Solusi UMKM di tengah Pandemi Covid-19’, Sabtu (13/6/2020) kemarin.

Webinar ini dibuka langsung Ketua Umum Kadin Indonesia Eddy Ganefo, serta menghadirkan narasumber Kemenko Perekonomian RI, Asisten Deputi (Asdep) Bidang Pengembangan Investasi Dr. Ichsan Zulkarnaen dan Ketua Gabungan Pengusaha Eksport Indonesia Khairull Mahalli.

Ketua Kadin Sulut Jemmy Tumimomor, dalam pers relisnya menjelaskan bahwa webinar ini merupakan bagian dari tugas Kadin Sulut untuk membina pengusaha daerah khususnya pengusaha UMKM dan sektor informal yang memang sangat merasakan dampak dari pandemi Covid 19, di mana putaran ekonominya tergantung pada transportasi barang dan jasa, serta lebih diperhebat dengan permintaan barang yang menurun karena daya beli masyarakat yang menurun.

“Menyebarnya virus Covid-19 yang makin meluas di Sulut memang memengaruhi keyakinan konsumen terhadap kondisi perekonomian dalam negeri. Selama belum ada sinyal perbaikan ekonomi, optimisme konsumen disinyalir akan terus menurun,” ujar Tumimomor.

Sebelumnya, Ketua Umum Kadin Indonesia Eddy Ganefo pada saat webinar mengatakan bahwa Undang-Undang No 1 Tahun 1988 tentang Kadin, secara jelas mengatakan pembinaan dan pengembangan kemampuan pengusaha Indonesia ditujukan terutama kepada pengusaha menengah, kecil dan pengusaha sektor informal yang pada kondisi Covid-19 sudah terkena langsung dampaknya. Karena itu saat ini perhatian pemerintah sudah seharusnya terkonsentrasi pada pengembangan sektor UMKM.

“Kadin mempunyai tugas untuk bersinergi dengan pemerintah dalam membina UMKM dan pengusaha sektor informal lainya dalam penyelamatan ekonomi Indonesia,” ujarnya.

Eddy Ganefo juga menyampaikan, dalam hubungan dengan Revolusi Industri 4.0, menurutnya, Kadin Indonesia mengusulkan kepada pemerintah untuk paling tidak, dapat menyediakan spot-spot internet gratis bagi masyarakat khususnya daerah di mana UMKM bisa menjual barangnya secara online dari produk rumahan sehingga mereka bisa survive.

Sementara itu Asisten Deputi Kemenko Perekonomian RI Dr. Ichsan Zulkarnaen dalam materinya mengatakan, kondisi Krisis Moneter 2008 berbeda dengan kondisi ekonomi 2020 saat ini, kondisi ekonomi yang lalu hanya mempengaruhi sektor moneter sedangkan demand terhadap barang tidak berubah sehingga UMKM bisa bertahan, demikian juga episentrumnya jauh berpusat di Amerika.

“Saat ini pandemi Covid 19 menghantam sektor kesehatan dan meruntuhkan ekonomi keseluruhan baik suply dan demand-nya,” ujar Zulkarnaen.

(rel/oel)


 
Top