NASRUDDIN HOJA memang memiliki seribu satu kisah unik namun bermakna. Salah satunya adalah kisah mullah bersama seorang tukang jahit. Cukup lama Nasruddin menabung agar bisa membeli sebuah baju baru. 

Suatu hari, dengan penuh kegembiraan, dia pergi ke tukang jahit. Setelah diukur segalanya tukang jahit berkata,”Kembalilah ke sini seminggu lagi dan Insya Allah bajumu sudah akan selesai dijahit.”

Terpaksa Nasruddin harus menahan diri selama satu minggu untuk kemudian kembali ke tukang jahit.

“Maaf, bajumu belum selesai. Tapi Insya Allah, besok sudah jadi”

Keesokan harinya Nasruddin datang lagi. “Sekali lagi maaf,” kata tukang jahit. 

“Sedikit lagi selesai. Cobalah besok lagi datang lagi, Insya Allah bajumu betul-betul sudah rampung.”

“Berapa lama sih waktu yang kau butuhkan untuk menyelesaikan bajuku?,” tanya Nasruddin jengkel. “Seandainya Allah tidak turut campur dalam urusan ini!?”

Tentu saja ucapan Nasruddin tersebut hanyalah ekspresi kejengkelan atau bisa jadi sindirannya atas penggunaan kata Insya Allah yang tidak pada tempatnya. 

Insya Allah yang artinya ‘Jika Allah menghendaki’ kini kerap direduksi maknanya. Kata-kata yang melibatkan nama Allah ini sering digunakan sebagai alasan untuk melindungi diri dari ketidakmampuan maupun keragu-raguan seseorang memenuhi janji. Seolah-olah kehendak Allah menjadi tameng dari ketidakmampuannya.

Padahal kata-kata ini adalah suatu pernyataan yang serius. Rasulullah Saw pernah ditegur Allah swt ketika beliau didatangi para penduduk Mekkah; Beberapa penduduk Mekkah datang kepada Nabi Muhammad Saw bertanya tentang ruh, kisah ashabul kahfi, dan kisah Dzulqarnain. Nabi menjawab, “Datanglah besok pagi kepadaku agar aku ceritakan.” Keesokan harinya wahyu tidak datang menemui Nabi, sehingga Nabi gagal menjawab hal-hal yang ditanyakan.

Tentu saja ‘kegagalan’ ini menjadi cemooh kaum kafir. Saat itu turunlah ayat menegur Nabi, "Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu. Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok pagi kecuali [dengan menyebut]: Insya Allah. Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah: “Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini.” [QS al-Kahfi [18]: 23-24].

***
 
Top