JAKARTA -- Sektor pariwisata menjadi sektor paling terpukul akibat pandemi Covid-19. Puluhan hingga ratusan jadwal penerbangan internasional dan domestik dipangkas, membuat angka kunjungan wisatawan merosot tajam. 

Sekarang, jangankan wisatawan mancanegara, turis lokal pun lebih dulu anjlok jumlahnya. Kondisi 'terjun bebas'ini diperkirakan masih akan berlangsung hingga akhir 2020, bergantung terhadap penanganan Covid-19 di tanah air.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama, kepada awak media di Jakarta, belum lama ini, mengungkapkan, potensi menguapnya devisa sektor pariwisata tahun 2020 ini menyentuh 10 miliar dolar AS (Rp 157 triliun dengan kurs Rp 15.700 per dolar AS), bahkan lebih. 

Angka itu pun didapat dengan asumsi pandemi Covid-19 mulai reda pada pertengahan tahun dan industri
pariwisata nasional mulai perlahan
pulih per Juni 2020 mendatang. 

Bila periode pemulihan molor, maka angka devisa yang hilang bisa lebih besar lagi.

“Asumsi Juni recovery. Kenapa asumsi? Karena, memang belum berakhir dan kerugiannya dinamis. Tahun lalu saja kita dapat devisa 20 miliar USD dari pariwisata. Mungkin tahun ini bisa sekitar separuhnya, atau lebih dari separuh ya kehilangan devisa dari pariwisata,” jelas Wishnutama usai mengikuti rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) seperti dilansir antara.

Pemerintah juga memprediksi jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) tahun 2020 ini bisa anjlok ke 5 juta kunjungan. Padahal capaian tahun 2019 lalu, tercatat 16 juta kunjungan wisman dalam setahun penuh. Sebagai gambaran seberapa besar ‘nilai’ kehilangan yang dialami, angka average spending per arrival (ASPA) turis di Indonesia sebesar 1.200 dolar AS. ASPA adalah rata-rata jumlah belanja setiap turis.

“Memang sektor wisata ini perlu rebound setelah ini terjadi. Tapi butuh
staging (bertahap) ya, tak bisa langsung ke atas,” ujar Wishnutama.

Dalam proses pemulihan sektor pariwisata nanti, ujarnya, pemerintah dan maskapai masih perlu secara bertahap mengembalikan jadwal penerbangan. Selain itu, pemerintah masih terus melakukan perencanaan pengembangan pariwisata. 

Wishnutama menyebutkan, redesign pariwisata nasional dilakukan dengan memanfaatkan momen pandemi Covid-19 saat ini. Tujuannya, begitu pandemi berakhir nanti, Indonesia sepenuhnya siap kembali menyambut wisatawan domestik atau internasional.

(oel)
 
Top