SLEMAN, DIY -- Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), kehabisan stok oksigen pada Sabtu (3/7/2021) hingga berujung 33 pasien yang tengah dirawat meninggal. Berikut ini penjelasan pihak pengelola RSUD terkait kematian massal pasien:

"Bersama ini kami sampaikan bahwa terkait dengan kondisi pandemic COVID-19 yang memuncak dan banyaknya pasien yang harus dirawat di rumah sakit, termasuk di RSUP Dr Sardjito, sehingga menimbulkan terjadinya kekosongan oksigen," kata Direktur RSUP Dr Sardjito, Rukmono Siswishanto, dalam keterangannya, Minggu (4/7/2021).

Rukmono menjelaskan terkait dengan kelangkaan oksigen pihaknya sejak jauh hari telah melakukan upaya-upaya antisipasi. Salah satunya sejak tanggal 29 Juni 2021, RSUP Dr Sardjito Telah berkoordinasi dengan supplier oksigen di antaranya PT Samator dan PT Surya Gas untuk mendapatkan pasokan oksigen secara rutin dan memenuhi kebutuhan.

Sabtu 3 Juli 2021

Menurut Rukmono, pada hari Sabtu (3/7/2021) siang, oksigen mulai menipis. Mengatasi hal itu, pihaknya kemudian melakukan koordinasi dan persiapan. Termasuk pertemuan lanjutan untuk memastikan kecukupan persediaan oksigen dengan penyedia.

"Hal ini mengingat kebutuhan oksigen dan jumlah pasien yang makin banyak di RSUP Dr Sardjito berakibat menipisnya persediaan baik untuk oksigen central berupa liquid maupun oksigen tabung," jelasnya.

"Bahwa atas situasi tersebut, serta ditambah dengan masuknya pasien secara bersamaan pada Jumat 2 Juli 2021 maka kebutuhan oksigen makin meningkat sehingga menyebabkan persediaan makin menipis," tambahnya.

Upaya yang dilakukan RSUP Dr Sardjito yaitu dengan melakukan pengaturan ulang semua penggunaan oksigen yang dipakai pasien, serta mengirimkan surat permohonan dukungan kepada berbagai pihak.

Pukul 15.00 WIB

Akan tetapi sampai saat itu jam 15.00 WIB, rumah sakit masih mengalami kendala dan pasokan oksigen yang diperkirakan paling cepat sampai ke RSUP Dr Sardjito Yogyakarta pada hari Minggu tanggal 4 Juli 2021 pukul 12.00 WIB.

"Selain itu juga dilaporkan bahwa persediaan oksigen sentral di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta akan mengalami penurunan pada hari Sabtu (3/7/2021) mulai pukul 16.00 WIB sampai dengan kehabisan persediaan oksigen yang diperkirakan pada pukul 18.00 WIB," urainya.

Pukul 20.00 WIB

Namun ternyata, oksigen central habis, Sabtu (3/7) pukul 20.00 WIB.

"Namun pada kenyataannya oksigen central habis pada sekitar pukul 20.00 WIB," kata Rukmono.

Minggu 4 Juli 2021

Pukul 00.15 WIB

Rukmono melanjutkan, dari kondisi tersebut, perawatan pasien beralih menggunakan oksigen-oksigen tabung atau oksigen cadangan yang ada termasuk mendapat pinjaman dari RS Akademik UGM dan RSGM/FKG UGM serta Polda DIY.

"Pukul 00.15 WIB bantuan Polda DIY sebanyak 100 tabung datang dan langsung didistribusikan ke bangsal-bangsal perawatan sambil menunggu kedatangan pasokan dari penyedia oksigen," katanya.

Pukul 03.40 WIB

Selanjutnya, pada pukul 03.40 WIB truk oksigen liquid pertama sudah masuk dan mengisi tabung utama, sehingga oksigen central sudah berfungsi kembali. Disusul truk kedua pada pukul 04.45 WIB masuk pula mengisi tabung central oksigen.

"Dengan datangnya pengisian ini pelayanan untuk sementara sudah menggunakan oksigen sentral kembali, kami berharap ke depan oksigen ini terus lancer dipasok oleh penyedia oksigen untuk memenuhi perawatan bagi pasien yang membutuhkan oksigen," katanya.

"Kami sampaikan pula bahwa RSUP Dr Sardjito telah menyediakan bed untuk pasien COVID-19 secara optimal sebanyak 35 persen dari total tempat tidur, dan pasien yang datang jauh lebih banyak dari kemampuan daya tampung rumah sakit," sambungnya.

Selain itu, Rukmono juga meluruskan terkait pemberitaan yang menyebutkan 63 pasien di RSUP Dr Sardjito meninggal.

"Maka dapat kami sampaikan penjelasan bahwa jumlah tersebut akumulasi dari hari Sabtu (3/7/2021) pagi sampai Minggu (4/7/2021) pagi. Sedangkan yang meninggal pasca oksigen central habis pukul 20.00 WIB maka kami sampaikan jumlahnya 33 pasien," ungkapnya terkait kematian massal pasien di RSUD yang ia pimpin.

Namun, seluruh pasien yang tidak tersuplai oksigen sentral dalam pelayanannya tetap menggunakan suplai oksigen tabung.

"Namun dalam kondisi tersebut, semua pasien yang tidak tersuplai oksigen central maka dalam pelayanannya tetap tersuplai menggunakan suplai oksigen tabung. Salah satunya bantuan dari Polda DIY sejumlah 100 tabung tersebut," jelasnya.

Rukmono menjelaskan, pihaknya sudah melakukan upaya antisipasi maksimal melalui berkoordinasi dengan Dinkes DIY, PERSI DIY, seluruh RS di DIY, penyedia oksigen dan aparat TNI/Polri. Selain itu penghematan seoptimal mungkin terhadap penggunaan oksigen telah dilakukan pula, namun karena pandemi ini melanda seluruh negeri dan semua membutuhkan oksigen, pasokan oksigen menjadi terganggu.

"Kami mengimbau bagi masyarakat untuk mengikuti dan mematuhi PPKM sehingga laju COVID-19 dapat kita tekan bersama-sama. Tanpa peran serta masyarakat ini tentu saja pandemi ini akan sulit tertangani," pungkasnya.

#dtc/oel



 
Top