Goresan Tomi Tambijo "TDC"

BERUNTUNG kami Tabuik Diving Club (TDC) Pariaman sejak beberapa tahun silam bisa terlibat kerjasama dengan tokoh pariwisata Indonesia sekelas bang Ridwan Tulus (RT). 

Owner Green Tourism Institute yang juga perancang paket wisata pengalaman hidup (Life Experiental Tourism) kenamaan Indonesia asal Sumatera Barat ini menantang kami untuk mewujudkan cita-cita Kota Pariaman sebagai World Class Green Tourism Destination (destinasi wisata hijau kelas dunia). 

Bang RT dengan bendera Green Tourism Institute mengusung misi Protect Culture (menjaga budaya), Protect Nature (menjaga alam), Empower and Bring Benefit For Local People (memberdayakan dan membawa manfaat bagi perekonomian masyaralat lokal) and Support Conservation (dan mendukung upaya-upaya konservasi)...

Baca Juga: Ridwan Tulus dan SOTO..

InshaAllah dengan nawaitu baik dan tulus ikhlas, berkat kerjasama dengan semua pihak, upaya mewujudkan misi Pariaman Green Tourism Destination  bertahap terus kami upayakan di TDC. Pengembangan wisata ramah lingkungan berbasis potensi lokal yang dimiliki Pariaman terus dibenahi dan disiapkan mendukung misi. 

Banyak sekali potensi wisata potensial dimiliki Pariaman. Belum separuh yang digali dan dikembangkan secara maksimal. Mulai dari potensi perairan, bawah laut dan ekosistem pesisir sekitarnya, potensi seni tradisi dan budaya, termasuk kuliner di dalamnya. Tak ketinggalan potensi wisata dari kekayaan sejarah Kota Pariaman zaman bahola. 

Jika semua potensi wisata itu tergali dan bisa dikemas dan dikembangkan menjadi paket-paket wisata kreatif yang dikelola secara profesional, kami optimis, mimpi menjadikan Kota Pariaman sebagai tujuan wisata hijau kelas dunia dalam waktu dekat bisa diwujudkan. Kunci suksesnya adalah inovatif, kreatif, produktif dan harus  berkelanjutan. 

Selain itu semua, yang juga sangat dibutuhkan dan boleh dikatakan kunci sukses dalam pembangunan kepariwistaan adalah 'political will' serta konsistensi kepala daerah bersama jajaran dinas terkait. Sulit misi pariwisata daerah bisa diwujudkan, kalau kepala daerahnya saja tak 'ngeh' dan tak punya ambisi kuat membangun kepariwisataan.  

(*)
 
Top