TANGGAL 23 Desember, satu tahun lampau, merupakan hari bersejarah bagi kehidupan saya. Allahu Akbar!! Maha besar Allah dengan segala kuasa Nya! Yang saya rasakan saat ini adalah rasa syukur tiada tara karena mau mengikuti kata hati dan panggilan jiwa. 

Singkat cerita, perkenalkan nama saya Putri Lisya Anggraini seorang Master Sains di bidang Ekologi lebih spesifiknya di bidang konservasi dan ekowisata. Saya adalah salah satu menganggum bapak Ridwan Tulus, seorang tour designer juga founder di greentourism istitute, CEO Sumatra and Beyond yang sosoknya sudah mendunia. 

Pertama kali saya mengenal profil beliau saat diadakannya kuliah tamu di jurusan biologi, namun saat itu saya tidak bisa mengikuti kuliah tamu tersebut karena saya sedang berada di Bangko, Kabupaten Merangin, Jambi. 

Saya sangat tertarik dengan profil beliau dan mencari tahu di internet. Semakin saya cari tahu, semakin meningkat kekaguman saya kepada beliau, sosok yang sangat menginspirasi saya untuk berbuat lebih terutama di bidang pariwisata dan sosial.  

Ada perasaan menyesal di hati ini karena tidak cepat bergerak dari zona nyaman. Andai saat itu saya segera mengikuti kata hati untuk segera ke Padang, mungkin kuliah tamu  di jurusan biologi Unand hari Rabu tanggal 25 oktober 2018 akan menjadi pertemuan pertama saya dengan sang inspirator, bapak Ridwan Tulus. 

Tiga hari setelah dilaksanakannya kuliah tamu tersebut, saya segera meluncur ke Padang. Saat itu minggu pagi, seperti biasa saya dan sahabat melakukan rutinitas rutin senam di GOR, saya ceritakan kepadanya mengenai penyesalan tidak dapat mengikuti kuliah tamu tersebut dan mengatakan bahwa Senin-nya insha Allah saya akan memberanikan diri menghubungi dan bertemu langsung dengan sang inspirator.

Namun dua jam setelah sesi curhat tersebut, takdir berkata lain. Saya diterima kerja untuk mengajar pemantapan UN di salah satu boarding school di Makassar. Dua hari kemudian saya pun terbang ke Makassar dan menetap selama 1,5 bulan di sana. 

Setelah kontrak kerja di Makassar habis, saya pun bermaksud untuk menetap di jak Jakarta dengan tujuan mencari pekerjaan baru. Saat di Jakarta saya memasukkan lamaran kerja di beberapa perusahaan dan mengikuti jobfair

Saat itu dalam perjalanan menuju lokasi jobfair di dalam busway saya iseng membuka instagram yang telah jarang dibuka. Saat membuka instagram, alangkah terkejutnya saya. Tampilan pertama yang muncul di instagram saat itu adalah akan diadakannya seminar oleh bapak Ridwan Tulus. Mengetahui kabar tersebut saya langsung menginformasinya kepada adik saya yang berada di Padang dengan cara menandai namanya pada kolom komentar. 

Tak lama kemudian pak Ridwan membalas komentar tersebut dengan mengatakan "Lisya datang ya!?". 

Saya sangat senang mendapat balasan dari tokoh yang sangat saya kagumi tersebut. Tanpa keraguan sayapun memberanikan diri memulai percakapan dengan pak Ridwan Tulus di pesan instagram. 

"Masya Allah!," betapa bahagianya saya karena beliau fast respons terhadap pesan yang saya kirim. 

Saya tiba di lokasi jobfair dengan perasaan dilema, galau dan bingung. Setibanya di lokasi saya tidak langsung masuk ke dalam stand melainkan mencari-cari tiket untuk pulang ke Padang hari itu juga agar bisa mengikuti seminar tersebut tepat waktu. Tapi saya kehabisan tiket untuk keberangkatan hari itu. Semua transportasi baik darat maupun udara sudah habis terbooking karena dalam suasana libur natal dan tahun baru. Saya pasrah dan mencoba mengikhlaskan apa yang terjadi dan berharap apapun yang akan terjadi ke depan semoga itulah jalan terbaik yang Allah tunjukan.

Sayapun melanjutkan kegiatan jobfair dengan sejuta fikiran yang berkecamuk di kepala. Hari itu fikiran terasa benar-benar rumit, penuh dengan pilihan. Antara tetap tinggal di Jakarta memenuhi semua panggilan interview dan bekerja di Jakarta atau pulang ke Padang mengikuti panggilan jiwa bertemu dengan sang inspirator dan membangun mimpi menjadi tour designer seperti beliau? 

Akhirnya keputusan sudah bulat untuk pulang ke Padang pada hari Jumat tanggal 20 Desember 2018 dengan meninggalkan tiga interview kerja di hari itu dan interview di hari-hari berikutnya. Mengubur mimpi untuk bekerja di Jakarta dan mulai menumbuhkan mimpi yang sesuai dengan passion

Dengan melafazkan Basmallah kaki ini melangkah menuju loket bus NPM di Bekasi,  satu-satunya nya harapan untuk bisa segera pulang ke Padang.  Sesampainya di loket ternyata tinggal satu bangku lagi yang tersisa yaitu bangku paling belakang pas disamping toilet.  

"Ya tidak mengapa asal segera sampai di p
Padang," ujarku dalam hati.

Dua hari dua mlam saya mencoba menikmati perjalanan Jakarta - Padang dengan posisi duduk tersebut. Namun saya sangat bahagia karena selama perjalanan pak Ridwan terus memantau di mana posisi saya. Beliau sangat perhatian dan semakin membuat saya tidak sabar untuk segera bertemu dengan sosoknya. 

Ada hikmah di balik itu semua. Seandainya waktu itu saya menunda perjalanan, mungkin saya akan menjadi salah satu korban tsunami selat Sunda atau bahkan bus yang saya tumpangi tidak bisa lewat karena terperangkap kemacetan pasca evakuasi bencana.  Allahualam kita tidak tau apa yang akan terjadi ke depan. Yang jelas kali ini saya tidak menyesal karena sudah mengikuti kata hati saya. 

Minggu pagi pukul 06.15 WIB, saya pun sampai dengan selamat di Padang dan mendapat sambutan hangat dari pak Ridwan. Melalui pesan whats app, beliau langsung mengajak saya sarapan sambil berdiskusi namun saat itu saya sudah dalam perjalanan menuju tempat kost dan HP pun mati sehingga tidak bisa membalas pesan tersebut. 

Setibanya di kost, saya pun segera membalas pesan dari pak Riwan. Dengan penuh pengertian pak Ridwan menunda pertemuan menjadi jam 10.00 WIB untuk ngopi di Hotel Pangerans Beach dan menyuruh saya untuk beristirahat sebentar. 

Saya benar-benar terharu dengan respons pak Ridwan. Tidak salah hati saya menjadikan beliau sebagai inspirator. Rasanya saya tidak menyesal meninggalkan Jakarta dan melewatkan panggilan interview kerja yang terus berdatangan sampai saat ini. Karena sesuai namanya, pak Ridwan benar-benar tulus mengarahkan saya untuk mewujudkan mimpi saya menjadi insan yan lebih bermanfaat bagi lingkungan sekitar. 

Beliau benar-benar full support terhadap mimpi saya ingin mengenal kabupaten Merangin dan "suku anak dalam" dengan segala nilai dan potensi yang dimiliki.

Karena bagi saya, sukses itu bukan sekedar kita punya banyak uang tapi sukses itu ketika kita bisa membuat orang lain punya harapan. Saya, merasa sangat beruntung dan bersyukur bisa bertemu dengan sosok seperi beliau. 

Arigatou gozaimasu sensei!
Ichi ban no hito ganbatte kudasai!
 
Top