PADANG -- Ketua KNPI Sumatera Barat, Fadly Amran, menerima penghargaan dari Lembaga Swadaya Masyarakat Lumbung Informasi Rakyat (LSM LIRA), yang diserahkan Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon, Sabtu (26/5/2018), di aula kantor Gubernur Sumatera Barat.

LIRA merupakan sebuah LSM besar dan tercatat sebagai pemegang rekor MURI, sebagai sebuah lembaga yang memiliki cabang terbanyak. Bukan cuma itu, sejumlah tokoh nasional juga pernah diberikan penghargaan oleh lembaga tersebut. 

Mereka yang pernah diberikan penghargaan oleh LIRA, antara lain mantan Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo; Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Ketua Unum Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq serta Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia, Tengku Zulkarnain.

Sederet tokoh lain yang pernah menerima penghargaan dari LIRA, antara lain Ketua GNPF, Ustad Bachtiar Nasir; aktivis Rachmawati Soekarnoputri, Menteri Perikanan dan Kelautan, Susi Pudjiastuti; Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa dan artis penyanyi tiga zaman, Titiek Puspa.

Penghargaan kepada Fadly Amran diberikan dalam rangka pelantikan Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Pemuda LIRA Sumbar yang dipimpin Redian Fikri Guspardi.

Fadly Amran menerima penghargaan karena dinilai memiliki komitmen tinggi dalam membina generasi muda, sekaligus representasi generasi milenial yang memiliki kepedulian terhadap hak-hak politik masyarakat.

Fadli Zon menyebutkan, Fadly Amran merupakan pemuda Sumbar yang mau berkiprah demi kepentingan orang banyak. “Fadly mau berkorban demi organisasi kepemudaan,” ungkal Fadli Zon.

Dia menyebutkan, sekarang banyak generasi muda yang apatis terhadap masa depan. Namun. Fadly Amran merupakan sebuah pengecualian. Fadli terpanggil jiwanya untuk membina anak-anak muda melalui wadah KNPI.

Dikatakannya, generasi muda mempunyai harapan. Anak-anak muda akan memberikan warna baru di masa depan karena generasi muda memiliki keinginan kuat untuk berprestasi. Beda dengan generasi tua yang sudah ingin lagi mengukir prestasi.

Fadli Zon menyebutkan, anak muda seperti Fadly Amran akan mampu membuat perubahan. Generasi muda identik dengan perubahan dan pembaharuan. “Anak muda tak ingin terjebak dalam rutinitas yang biasa-biasa saja,” kata Fadli Zon.

Dijelaskan Fadli Zon, pemuda harus memiliki sikap dalam politik sebagai bentuk tanggungjawab terhadap masa depan bangsa. Dia juga berkeyakinan, di masa depan anak-anak muda akan memberi warna dalam politik Indonesia.

Amanah

Terhadap penghargaan yang diberikan, Fadly Amran menyebutnya sebagai amanah, sekaligus motivasi untuk terus berbuat bagi generasi muda di Sumatera Barat serta masyarakat. “Saya mengucapkan terima kasih kepada pengurus LIRA atas penghargaan ini,” kata dia.

Fadly Amran menyebut, ke depan tantangan generasi muda tidak ringan. Persaingan akan semakin keras di semua lini kehidupan. Untuk jadi pemenang, generasi muda harus bekerja keras dan memikiki sikap tahan banting.

“Anak-anak muda tidak boleh menyerah dengan keadaan. Tiap peluang dan kesempatan harus direbut,” katanya. 

Dia mengemukakan, anak-anak muda milenial harus berani melakukan terobosan. Tantangan harus dijadikan peluang.

Pelantikan pengurus DPW Pemuda LIRA Sumbar dihadiri Wakil Gubernur Nasrul Abit dan undangan lainnya serta diisi dengan diskusi publik dengan tema pemilu dan pemuda. Pelantikan dilakukn Ketua DPP Pemuda LIRA, Adam Irdam.

Ketua DPW Pemuda LIRA Sumbar, Redian Fikri Guspardi mengatakan, diskusi itu sebagai bentuk dukungan terhadap Pemilu 2019.

“Berdasarkan riset demokrasi, Indonesia akan diramaikan generasi milenial, kami mengajak semua kalangan muda berpartisipasi aktif dalam politik dan tidak golput,” kata dia.

Ia mengatakan, Pemuda LIRA akan menggerakkan kalangan muda untuk berpartisipasi dalam politik dan meminimalkan perilaku yang akan merusak sendi-sendi kebangsaan.

Wagub Nasrul Abit mengharapkan, pemuda aktif pada seluruh pesta demokrasi, mulai dari pilkada di daerah hingga pilpres. Buktikan pemuda itu hadir dan ikut memilih sebagai bagian dari menentukan keberlanjutan bangsa.

Pemuda dalam memilih mesti cerdas pula dalam menentukan pilihan, jangan sampai ikut-ikutan memilih saja. Harus berdasar hari nurani, dan pencermatan terhadap apa yang akan dipilih.

“Jangan sekadar pilih pemimpin berdasar informasi sekilas. Dalami sebelum memilih. Kalau tidak bisa celaka, ternyata keliru memilih kepala daerah yang hobinya pencitraan. Rakyat juga yang susah nantinya,” harap Nasrul Abit.

(rif/rki)
 
Top