SAYA belum terlalu lama kenal dengan wartawan kota Padang Panjang ini. Sebab saya baru dua tahun tinggal di Padang Panjang. Saya justru baru mengenal Ucok Haris setelah mulai mengutak atik berita untuk situs www.kabarpolisi.com sekitar delapan bulan lalu. Tetapi melihat namanya, Ucok Haris, saya merasa sudah sangat lama kenal dengan dirinya. 

Kenapa? Alasannya adalah alasan primordial. Satu daerah. Saya lahir dan besar di Kota Medan. Ucok sendiri, kabarnya ayahnya berasal dari Sumatera Utara. Asal daerahnya itu, saya ketahui, awalnya, dari cara berbicaranya. 

Kalau gaya Ucok di Medan bicara, anak Medan pasti tau itu. Nadanya keras, bibirnyo jontor dan mimiknya nyata terlihat. Tidak tau, apakah karena perkawinannya dengan wanita Pariaman, tiba tiba bawaan Ucok Haris melunak? 

Tidak. Dalam satu acara. Ucok memperlihatkan gaya Medannya di depan teman teman. Saat itu saya ada menyampaikan sesuatu, yang saya tidak ingat lagi apa objeknya, namun ditanggapi berbeda oleh teman-teman. 

Saat itulah aksen Medan kentalnya keluar. "Woiii yang dimaksudkan Bang Awe bukan begitu!," ujar Ucok dengan suara keras dan lantang, tapi terdengar sopan. 

ITULAH terakhir kali kebersamaan saya dengan Ucok Haris, seorang wartawan yang sangat tau dengan profesinya. Itu dibuktikan dengan munculnya berita berita Ucok Haris di laman koran berita Mingguan Rakyat Sumbar. 

Hampir semuanya bercerita tentang dinamika kota Padang Panjang baik tentang berita Pemko, Polres, Kejaksaan sampai suara rakyat. 

Sebagai wartawan Ucok Haris sangat pandai menempatkan diri sehingga mudah bergaul dengan narasumber di semua tingkatan. 

Pertemuan terakhir saya dengan Ucok Haris itu, adalah pada saat Jamuan Buka Bersama Wartawan Padang Panjang yang diselenggarakan oleh Dinas Kominfo Padang Panjang. Saat itu wartawan Padang Panjang sedang menunggu jadual berbuka bersama dengan Wako Fadly Amran. 

Oleh sebab karena sesuatu hal yang berkaitan dengab jadual walikota, akhirnya para wartawan berbuka puasa bersama Kadis Kominfo Padang Panjang dan staf. Rasanya memang lebih pas begitu. Sebab Kominfo memang tempat mangkalnya para wartawan. 

Pada saat menjelang acara berbuka itu saya ada mengatakan sesuatu tapi ditanggapi beda oleh kawan kawan. Dan saat itulah Ucok Harris tampil membela saya. Sebagai anak Medan saya menanggapi positif sikap Ucok Harris. Sebab rata rata anak Medan memang suka membela kawan. Walaupun itu sebatas dalam perkataan. 

Setelah lebaran, ada satu kali lagi saya melihat Ucok Haris di kantor Dinas Kominfo Padang Panjang, tetapi sangat sekejap. Saat itu saya berada dalam ruangan kerja Sekretaris Dinas Kominfo Padang Panjang Drs Ampera Salim, MSi. Saya mengenali Ucok Haris ada di luar dari suaranya yang khas Medan. 

Saya sempat melihat ke arah Ucok Haris yang saat itu sedang duduk dari ruang tamu Dinas Kominfo. Saya lihat penampilan Ucok memang agak beda. Badannya lebih kurusan dari biasa. Terakhir saat takziah ke rumah almarhum saya dapat kabar, pada saat itu sesungguhnya Harris sudah diserang penyakit ganas itu. 

TIBA TIBA saja, Sabtu (31/8/2019) saya dikejutkan oleh berita kepergian lelaki berperawakan sedang dan rambut mulai menipis dibagian depannya itu melalui WAG pers Padang Panjang dan Humas Polres Padang Panjang, subuh 03.15 Wib tadi. 

Saya sudah lupa siapa yang melisting berita itu di dua WAG yang sangat dekat dengan wartawan Padang Panjang tersebut. Hati saya tercekat. Wartawan baik itu telah pergi untuk selamanya. 

Menurut sang Istri, Uni Tili, suaminya meninggal setelah berjuang sangat keras melawan penyakit leukemia atau kanker darah yang menimpa lelaki berusia 57 tahun ini. 

Uni Tili, adalah anak dari pengusaha Sate Saiyo Padang Panjang, sehari harinya menjabat Ketua RT 6 Balai Balai Padang Panjang, yang berasal dari Padang Pariaman. 

Uni Tili menghabiskan waktu selama 1,5 bulan di RSUP M Jamil Padang bersama sang suami tercinta untuk berusaha sembuh dari salah satu penyakit paling ganas tersebut. 

Tetapi takdir berkata lain. Serangan Leukemia yang menyerang Ucok Haris tidak mampu lagi dihadapi para dokter. 

Persis pukul 03.15 Wib di ke diamannya di belakang Masjid Jihad RT 6 Balai Balai, Ucok Haris memenuhi janjinya menghadap Sang Khalik, dengan tenang meninggalkan anak dan istri yang sangat menyayanginya. 

Jenazah almarhum Sabtu siang sudah disemayamkan di Pandam Pekuburan Persatuan Keluarga PKDP Padang Panjang di Padang Reno, Padang Panjang, diantar para sejawatnya dari kalangan pers, masyarakat dan unsur Pemko Padang Panjang diwakili Kadis Kominfo Marwilis SH. 

Selamat jalan kawan
Semoga semua dedikasi jurnalistikmu dikenang teman, sahabat, narasumber dan khalayak di Padang Panjang. Aamiin. 

Awaluddin Awe
Wartawan / Dewan Redaksi Media Online www.kabarpolisi.com
 
Top