JAKARTA – Markas Polsek Ciracas dibakar sekelompok massa tak dikenal, Sabtu (29/8/2020) dini hari.

Insiden ini menjadi kali kedua terjadi dalam kurun tak sampai dua tahun.

Medio Desember 2018 silam, insiden yang persis sama juga terjadi di Mapolsek Ciracas.

Kepolisian melontarkan pernyataan yang persis sama dengan insiden hari ini.

"Ada sekelompok orang yang kita belum tahu berasal dari mana," ujar Irjen Idham Azis, Kapolda Metro Jaya ketika itu.

Salah satu warga di sekitar lokasi kejadian, S (72), mengatakan, massa sudah mulai berdatangan sejak pukul 22.00 WIB.

Mereka mengendarai sepeda motor dan kendaraan roda empat dari arah Pasar Rebo dan mulai memarkirkan kendaraannya di Jalan Raya Bogor, tepatnya di depan markas Polsek Ciracas.

Akibatnya, jalan tertutup dan tak bisa dilintasi kendaraan lain.

"Datang dari arah sana (Pasar Rebo). Parkir motor semua di jalan sini. Di Pasar Rebo ditutup, di sana ditutup. Sama dia itu, pendemo (massa). Enggak boleh ada mobil yang lewat," ujar S kepada awak media, Rabu (12/12/2018).

Warga yang penasaran dan ingin melihat kejadian ini pun diusir oleh orang-orang tersebut, bahkan ponsel warga yang sedang merekam turut diambil.

"Diambil HP-nya, enggak boleh direkam. Kita enggak ada yang berani deket sih, diusirin pada. Saya enggak berani dekat, saya di sini (pinggir kali). Yang dekat diusir," ujarnya.

Sebelum perusakan berlangsung, lampu Mapolsek Ciracas dipadamkan.

"Warga enggak ada yang berani. Urusannya dia sama polsek saja, warga enggak ada. Kita sih asal diuber pada larian," kata dia.

Warga lainnya, R, menyebut melihat sekitar 200 orang berpakaian sipil sudah mengepung Polsek Ciracas.

Meski demikian, ia menyebut bahwa kelompok tersebut didominasi sosok “berambut cepak dan berbadan tegap”.

Saat itu, ia baru saja balik dari Pasar Kramat Jati. Dia melihat para polisi dari polsek berlindung ke rumah-rumah warga.

"Polisinya ngehindarlah, namanya 200 orang. Lewat sini, tapi ditutup. Dia (mereka) ngecek orang yang ngeroyok kagak ada, makanya diserang," ujarnya.

Buntut pengeroyokan
Insiden pada 2018 kemudian mencuatkan isu ketegangan antara dua korps bersenjata republik, TNI dan Polri.

Diduga pembakaran Polsek Ciracas pada 2018 silam erat kaitannya dengan pengeroyokan anggota TNI beberapa hari sebelumnya.

Kala itu, Kapolres Jakarta Timur Kombes Yoyon Tony menjelaskan, mulanya anggota TNI AL Kapten Komaruddin terlibat percekcokan dengan seorang juru parkir.

Namun, percekcokan tersebut berujung terjadinya pengeroyokan terhadap anggota TNI AD, Pratu Rivonanda, yang mulanya ingin melerai.

Tak selesai sampai di situ, anggota TNI tersebut mencari para pelaku pengeroyokan ke permukiman warga sekitar lapangan tembak.

Salah satu pelaku yang ikut mengeroyok dibawa ke Polsek Ciracas.

Meski begitu, pada Selasa (11/12/2018), kedua belah pihak sempat memutuskan untuk berdamai dengan menyelesaikan secara kekeluargaan.

Namun, massa yang belum terima dengan penyelesaian tersebut akhirnya menyerang Polsek Ciracas.

Sejumlah kendaraan di Mapolsek Ciracas dibakar dan dirusak. Selain gedung yang juga terbakar, tiga orang polisi mengalami luka-luka dalam insiden tersebut.

Setelahnya, Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) Jaya/Jayakarta Kolonel Inf Kristomei Sianturi mengklaim, pihaknya akan melakukan pemeriksaan internal terkait dugaan keterlibatan anggota TNI dalam pembakaran Polsek Ciracas.

Tentara yang terbukti terlibat dalam penyerangan dan sejumlah perusakan rumah di Ciracas, kata dia, akan ditindak tegas.

"Pasti (ditindak dengan tegas), harus peradilan militer. Ini lebih berat, saya pastikan lebih berat. Bisa dipenjara, dipecat. Hilang pekerjaan," ujar Kristomei saat itu.

Usai peristiwa pembakaran Polsek Ciracas, polisi gencar memburu juru parkir yang disebut telah mengeroyok dua anggota TNI tersebut.

Di tengah pengejaran polisi, rumah milik salah satu tersangka beserta rumah milik orangtuanya dirusak.

Tak sampai dua hari setelah perusakan kantor Polsek Ciracas, 5 orang yang diklaim sebagai tersangka pengeroyokan TNI, dicokok polisi.

Sayangnya, kelanjutan kasus ini seakan menguap.

Polisi membekuk 5 orang yang disebut sebagai pengeroyok tentara, namun tak pernah menyampaikan kejelasan soal identitas pelaku penyerangan Polsek Ciracas dan bagaimana kelanjutan proses hukumnya.

Kabid Humas Polda Metro Jaya saat itu, Kombes Argo Yuwono irit bicara.

"Masih penyelidikan," ujar Argo, Jumat (14/12/2018).

Saat ditanya perkembangan penyelidikan itu, Argo mengatakan, "Enggak usah tanya kasus itu lagi.”

Sebagian pihak berharap, insiden ini tak sampai membuat ketegangan antara TNI dan Polri meruncing. Keduanya didesak agar menguak kasus ini secara terang-benderang.

"Investigasi atas perusakan Mapolsek Ciracas harus dilakukan penuh oleh institusi kepolisian dan bila cukup bukti, para pelakunya harus diadili secara obyektif dan berkeadilan," kata Direktur Eksekutif Amnesty International yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil Usman Hamid dalam jumpa pers bersama koalisi masyarakat sipil, Jakarta, Senin (17/12/2018).

"Proses hukum terhadap kasus ini penting dilakukan demi menjamin persamaan, meskipun ada indikasi kuat bahwa mereka adalah oknum anggota TNI yang nama-nama maupun kesatuanya seharusnya mudah ditelusuri," ucap dia.

Maka dari itu, lanjutnya, Polri dan TNI didesak agar transparan dan akuntabel dalam mengusut kejadian ini.

"Sebab, pengungkapan dan penegakan hukum hingga tuntas atas peristiwa ini penting demi rasa keadilan umum dan memastikan agar peristiwa serupa tidak terjadi lagi ke depan," paparnya.

Hampir dua tahun sejak insiden itu, perstiwa serupa nyatanya terjadi lagi.

Mapolsek Ciracas dibakar pada Sabtu dini hari, mengakibatkan sejumlah kendaraan polisi rusak dan 2 anggota luka lebam.

Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus seperti dikutip Kompas TV, sampai saat ini polisi belum mengetahui identitas massa yang melakukan penyerangan.

Namun, Yusri menaksir massa yang menyerang Polsek Ciracas diperkirakan berjumlah mencapai 100 orang.

Sebelum penyerangan itu, sejumlah warganet melaporkan adanya sweeping di jalan raya dan perusakan terhadap beberapa kendaraan warga.

Hingga berita ini ditayangkan, belum ada keterangan resmi yang disampaikan oleh kepolisian mengenai duduk perkara penyerangan Polsek Ciracas

Sumber: kompas.com
 
Top