INTERNET memudahkan orang untuk mendapatkan informasi dan salah satu diantaranya melalui mesin pencarian google,  proses pencarian informasi biasa diistilahkan dengan googling“. Proses ini dilakukan, termasuk untuk mencari info tentang gejala penyakit.

Menurut ahli kesehatan, belakangan banyak orang cenderung beralih ke “Dr. Google” untuk mendapatkan nasihat medis dibanding berkunjung ke dokter.

Dikutip dari dpa, Selasa (18/12/2018) pada pertemuan kesehatan baru-baru ini di Hannover, Jerman, bertemu para profesional medis, politisi, pebisnis, dan tokoh masyarakat untuk mendiskusikan digitalisasi dalam perawatan kesehatan

Martina Wenker dari asosiasi medis negara bagian untuk Lower Saxony ( AEKN) mengatakan, “Akses informasi medis  yang konstan dari pelbagai tingkat akurasi di internet sangat mengganggu bagi banyak pasien”.

Wenker menunjuk pada “cyberchondria“, ketakutan tak berdasar tentang penyakit serius setelah meneliti gejala di internet.

Penelitian telah menunjukkan bahwa hal itu memperkuat ketakutan orang-orang yang cenderung hipokondria.

“Kami para dokter harus mengatasi ketakutan pasien ini dengan serius dan memilah informasi yang tepat bagi mereka, yang terbaik dilakukan dalam komunikasi tatap muka antar dokter dan pasien,” katanya.

Separuh dari semua pengguna internet Jerman melakukan penelitian daring tentang topik kesehatan setidaknya sebulan sekali, 58 persen sebelum kunjungan dokter dan 62 persen setelah menerima dokter diagnosa.

Lebih dari setengah dari mereka yang disurvei mengatakan bahwa mereka “umumnya atau selalu puas” dengan hasil penelitian, sementara 44 persen mengatakan mereka “kadang-kadang puas.”

Penelitian tersebut dipublikasikan pada awal tahun ini oleh Bertelsmann Stiftung, yayasan swasta Jerman.

“Dalam pandangan kami, kemungkinan, dan manfaat dari internet lebih besar daripada bahaya yang mengintai,” kata Marion Grote-Westrick, yang memimpin penelitian itu, mengatakan kepada dpa,

Dokter harus menyediakan informasi lebih banyak kepada pasien dan ditautkan dengan situs web berbasis sains.

Ia menambahkan, “Kami mendesak bahwa informasi yang dapat dipercaya seperti ini, termasuk video, disimpan dalam file pasien di masa depan.”

Dia mengatakan bahwa bantuan keputusan standar untuk membantu pasien memilih antara alternatif pengobatan juga diperlukan. 

(dpa/clb/ede)
 
Top