Oleh: Nazwar, S. Fil. I., M. Phil
(Penulis Lepas Lintas Jogja Sumatera)
BARU masuk Islam sudah bisa melaksanakan Haji. Ada kemuliaan terhadap beberapa orang yang dikaruniai keistimewaan, di antaranya sebut nama pesohor Ruben Onsu, pada paruh Ramadhan menjelang Idul Fitri tahun ini, Alhamdulillah menjadi Mu'allaf.
Meski bukan ibadah yang patut iri (hasad) terhadapnya, ibadah dengan memenuhi panggilan ilahi ke tanah suci oleh kalangan tersebut nyatanya memunculkan rasa tersendiri bagi banyak orang Islam yang menginginkan untuk sampai ke sana dan cukup mencuri perhatian.
Bagaimana tidak, sebelum menjadi muslim, setiap orang kemungkinan besar pernah melakukan dosa, tidak hanya Bid'ah yang dapat menjadi penyebab masuk neraka, bahkan memakan/meminum yang haram sampai menyembah berhala
Kekaguman tidak berhenti di sana, Allah tidak sama memperlakukan yang bertaqwa dan yang berdosa, meski keduanya masing-masing diberi karunia dan cobaan jangan sampai kemuliaan yang dikaruniakan kepada orang yang berislam (syari'at, kebaikan dan berbagai keutamaan ibadah) karena lalai terhadap olehnya justru (dalam istilah yang digunakan al-Ghazaly) menjerumuskan kepada kebinasaan.
Orang bertaqwa dan orang berdosa meski berkualitas beda namun sama-sama hamba Allah yang menjalani kehidupan sebagaimana yang Ia tentukan. Artinya meski sikap terhadap keduanya Allah bedakan, namun bukan berarti kebaikan Islam menjadi jaminan sepenuhnya untuk tujuan yang diusahakan.
![]() |
Penulis |
Allah melakukan yang Ia kehendaki.
Allah tidak semena-mena.
Allah Maha Adil,
termasuk dalam memperlakukan hamba-hambanya yang sekalipun Allah tidak luput terhadap yang mereka perbuat.
Hati, perkataan dan perbuatan sekecil apa pun akan diperhitungkan.
Berikutnya Allah Yang Maha Mengetahui, Maha Bijaksana secara tepat dalam memanggil hambaNya untuk beribadah ke sana.
Maka, seberapa tepat diri kita dalam hisab/perhitungan masing-masing?!
(**)