Ngopi Sewarung

Uten Sutendy | Penulis/ Budayawan Banten


DIMULAI dari kasus ijazah, serangan itu mulai melebar ke banyak arah dan penjuru. Ini bukan sekadar kasus pidana biasa berupa tuduhan pemalsuan sebuah ijazah.

Bukan, melainkan sebuah gerakan politik yang terkonsep rapih dengan agenda politik jangka panjang. Tuduhan pemalsuan ijazah hanya sebagai lokomotif untuk menarik banyak gerbong berisi aneka agenda politik ikutan atau susulan.

Dari soal ijazah Pak Jokowi mereka bergerak ke ijazah Wapres Gibran, terus menyambar ke isu korupsi proyek kereta cepat Whoosh. Serangan berlanjut ke isu mangkrak proyek IKN dan sejumlah masalah proyek strategis nasional: PIK-2, MBG, dan proyek hilirisasi di banyak sektor.

Mereka memainkan banyak pion dengan strategi freming yang hebat seolah pion-pion itulah yang paling benar dan tahu, paling membela rakyat dan mengerti masalah, paling ber-tuhan dan paling peduli bangsa serta paling tahu solusi untuk masa depan bangsa.

Strategi freming didukung oleh algoritma media sosial secara masif masif. Suatu hari anak-anak negeri akan menyadari bahwa aktor -aktor di balik isu ijazah sedang memainkan politik adu domba sesama anak bangsa. Tujuannya jelas, supaya laju perjalanan bangsa menuju arah masa keemasan bisa gagal atau terhambat. (*)

Get the feeling

Mr. Ten



 
Top