Drs. Makmur, M.Ag | Penulis

- Kepala Kemenag Bandar Lampung


HIDUP INI adalah sebuah pelayaran panjang yang tak pernah singkat. Kita semua adalah pelaut yang sedang mengarungi samudra kehidupan, berlayar di atas kapal bernama diri, melawan ombak ujian dan badai takdir yang datang silih berganti. Ada yang berlayar dengan hati tenang karena tahu arah tujuannya, ada pula yang kehilangan arah, karam di tengah gelombang dunia yang menipu.

Di tengah pelayaran inilah, Rasulullah saw memberi wasiat yang begitu indah dan dalam maknanya kepada sahabatnya yang zuhud dan jujur, Abu Dzar al-Ghifari. Wasiat ini bukan sekadar nasihat pribadi, tetapi panduan universal untuk siapa pun yang ingin selamat dalam perjalanan menuju Allah swt.

Rasulullah saw bersabda: “Perbaharuilah kapalmu karena laut itu dalam. Ambillah bekal yang cukup karena perjalanannya jauh. Ringankanlah bawaanmu karena lereng bukit sulit dilalui. Dan ikhlaslah dalam beramal, karena Allah Maha Teliti.” (HR. Abu Nu‘aim dalam Hilyatul Auliya’, juga diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dalam Syu‘abul Iman).

Kalimat sederhana ini sesungguhnya mengandung samudra makna yang luas. Rasulullah seakan sedang menggambarkan perjalanan hidup manusia dengan bahasa simbolik yang sangat menyentuh.

Kehidupan adalah lautan, diri manusia adalah kapal, amal adalah bekal, ujian adalah lereng yang terjal, dan niat adalah arah pelayaran menuju ridha Allah. Maka adalah wajar jika pesan ini menjadi panduan dalam mengarungi lautan kehidupan menuju ridho ilahi.

Ketika beliau berkata, “Perbaharuilah kapalmu karena laut itu dalam,” sesungguhnya beliau sedang mengingatkan agar manusia senantiasa memperbaiki dirinya sebelum menempuh perjalanan panjang kehidupan.

Kapal yang bocor takkan mampu melewati ombak besar. Maka, memperbaharui kapal berarti memperkuat iman, memperdalam ilmu, memperhalus akhlak, dan membersihkan hati dari sifat-sifat yang dapat merusak perjalanan.

Laut yang dalam menggambarkan betapa berat dan kompleksnya kehidupan dunia. Siapa yang tidak menyiapkan diri dengan baik akan mudah tenggelam dalam godaan dan keputusasaan. Rasulullah saw juga mengajarkan keseimbangan antara usaha dan tawakal sebagaimana sabdanya: “Ikatlah unta terlebih dahulu, kemudian bertawakkallah.” (HR. Tirmidzi). Artinya, iman yang kokoh harus disertai ikhtiar yang sungguh-sungguh agar kapal kehidupan tidak hancur diterpa badai.

Kemudian beliau melanjutkan, “Ambillah bekal yang cukup karena perjalanannya jauh.” Perjalanan manusia tidak berhenti di dunia ini. Kita menempuh jalan panjang dari rahim ibu hingga ke alam akhirat, menuju kehidupan abadi yang kekal. Karena itu, bekal yang cukup menjadi kebutuhan mutlak. Allah swt berfirman: “Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa.” (QS. Al-Baqarah [2]: 197).

Bekal sejati bukanlah harta, pangkat, atau popularitas, tetapi ketakwaan—yakni amal saleh yang dilandasi niat yang benar dan hati yang bersih. Orang yang berbekal takwa tidak akan tersesat walau jalannya panjang, dan tidak akan putus asa meski badai menghadang. Sebaliknya, mereka yang hanya mengandalkan dunia tanpa bekal iman akan kelelahan dan kehilangan arah di tengah perjalanan hidupnya.

Selanjutnya Rasulullah saw berwasiat, “Ringankanlah bawaanmu karena lereng bukit sulit dilalui.” Lereng bukit adalah simbol dari jalan terjal kehidupan—masa-masa sulit yang penuh cobaan. Untuk bisa mendakinya, seseorang harus meringankan beban. Beban itu bisa berupa dosa, keserakahan, ambisi duniawi, dan keterikatan berlebihan pada hal-hal fana. Semakin banyak yang dibawa, semakin berat langkah menuju puncak kebaikan.

Dalam kehidupan, sering kali yang membuat kita lelah bukan perjalanan itu sendiri, melainkan beban yang kita pilih untuk pikul. Rasulullah saw bersabda: “Mudahkanlah dan jangan mempersulit, berilah kabar gembira dan jangan membuat orang lari.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Pesan ini mengajarkan prinsip kesederhanaan—baik dalam hidup maupun dalam berdakwah. Sederhanakanlah niat, lepaskan ambisi yang tidak perlu, kurangi keinginan yang menjerat hati, dan fokuslah pada tujuan utama: mencari ridha Allah. Hanya dengan beban ringan, langkah menuju Allah akan terasa lapang.

Dan akhirnya, puncak dari semua wasiat itu adalah “Ikhlaslah beramal karena Allah Maha Teliti.” Setelah memperbaiki kapal, menyiapkan bekal, dan meringankan beban, pelaut sejati harus memastikan arah pelayarannya benar—semata-mata menuju Allah, bukan mencari pujian manusia. Ikhlas adalah ruh dari segala amal.

Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya setiap amal tergantung pada niatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim). Allah Maha Teliti, Maha Mengetahui setiap gerak hati manusia. Tidak ada amal sekecil apa pun yang luput dari pengawasan-Nya. Amal yang dikerjakan karena riya atau pamrih akan hilang nilainya, seperti debu yang diterbangkan angin. Tetapi amal yang lahir dari hati yang ikhlas akan kekal dalam catatan langit dan dibalas dengan kemuliaan di sisi Allah.

Ikhlas adalah kunci ketenangan. Orang yang ikhlas tidak akan berhenti karena pujian, tidak akan mundur karena celaan, dan tidak akan goncang oleh penilaian manusia. Ia berjalan mantap karena tahu Allah melihat dan menilai setiap langkahnya. Di situlah letak kemerdekaan sejati—bebas dari ketergantungan pada pandangan manusia dan hanya terikat pada ridha Tuhan.

Empat wasiat ini, bila direnungkan, sesungguhnya merupakan peta lengkap perjalanan hidup seorang mukmin. Perbaharuilah kapalmu agar siap menghadapi ombak ujian. Ambillah bekal yang cukup agar kuat menempuh jarak panjang menuju akhirat. Ringankan bebanmu agar mudah melewati tanjakan kehidupan. Dan ikhlaslah beramal agar semua perjalananmu diterima di sisi Allah. Hidup adalah pelayaran menuju-Nya; siapa yang menyiapkan diri dengan baik akan sampai di pelabuhan keselamatan.

Semoga kita termasuk pelaut yang cerdas dan sabar, yang senantiasa memperbaiki kapal diri, memperbanyak bekal amal, meringankan beban dunia, dan menjaga niat agar tetap lurus menuju Allah swt. Karena hanya mereka yang berlayar dengan hati bersih dan arah yang benar, yang akan berlabuh di tepian ridha-Nya. (*)

Wallahu a‘lam 




Next
This is the most recent post.
Previous
Posting Lama
 
Top