JAKARTA -- Menyambut pengumuman hasil pemilu pada 22 Mei 2019, rencananya akan ada 108 purnawirawan yang turun ke jalan untuk melakukan aksi menolak hasil pemilu yang diumumkan KPU. Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan merespons rencana itu.

Luhut menyebut, dirinya juga merupakan purnawirawan. Sehingga dia juga akan memperjuangkan rakyat di dalam perjalanannya.

"Memangnya hanya mereka yang purnawirawan? Saya kan purnawirawan juga. Apakah hanya mereka yang merasakan rakyat? Saya juga," ujar Luhut saat ditemui di Hotel Akmani, Jakarta, Senin (25/5/2019).

Ia mengatakan, belum tentu dari 108 purnawirawan yang mengaku akan turun aksi tersebut  benar-benar hadir di medan perang untuk membela rakyat. Ia menyebut, dia sebagai purnawirawan juga tak akan mau mengorbankan profesionalismenya untuk hal yang tak benar.

"Mungkin banyak di antara mereka itu belum pernah dengar desingan peluru. Udahlah kalau soal itu juga saya dan teman-teman ndak akan mau melacurkan profesionalisme kami. Janganlah macam-macam itu ngomong," tutur purnawirawan jenderal bintang empat ini.

Luhut juga menyebut bahwa 22 Mei akan aman terkendali. Gejolak jelang pengumuman memang ada, namun, semuanya masih dalam kondisi terkendali sehingga tak perlu ada yang khawatir.

Terkait isu soal penangkapan teroris yang akan mengebom KPU pada 22 Mei, dia juga membantah bahwa hal tersebut merupakan kabar untuk menakut-nakuti rakyat. Luhut menjelaskan, pemerintah memang semestinya memberitahukan kabar tersebut.

"Kalau polisi tidak men-disclose saya sudah mendorong.  Karena kalau tidak diumumkan, pemerintah sudah tahu, tapi tidak mengingatkan masyarakat tiba-tiba ada korban, yang salah siapa?" ujarnya.

Sebelumnya, sebanyak 108 purnawirawan mendeklarasikan akan turun ke jalan pada 22 Mei untuk menolak hasil penghitungan KPU. Meski begitu, para purnawirawan menampik aksi tersebut didorong tim Prabowo - Sandi.

Sumber: Kumparan.com
 
Top