PADANG -- Di tengah belum teratasinya pandemi virus corona atau COVID-19, hadir lagi satu virus dengan korban perdana bangsa Tiongkok. Hantavirus atau virus Hanta namanya. Daya membunuh virus ini bahkan dikabarkan lebih cepat, hanya dalam hitungan jam!

Laporan yang diterbitkan Globaltimesnews, Rabu (25/3/2020), seorang pria asal Provinsi Yunnan China meninggal setelah terpapar Hantavirus saat naik bus menuju Provinsi Shandong. Akibatnya, sebanyak 32 penumpang lainnya harus menjalani test. Namun tidak ada keterangan resmi lebih lanjut tentang cerita ini.

Pusat Pengendalian Penyakit atau The Centers for Disease Control and Prevention (CDC), mengungkapkan, virus yang satu ini menyebar lewat tikus dan lebih mematikan dari virus Corona atau COVID-19. Orang yang terinfeksi akan mati dalam hitungan jam saja.

"Hantaviruses yang di Amerika dikenal dengan 'Dunia Baru' Hantavirus dapat menyebabkan Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS). Hantavirus yang lain dikenal dengan 'Dunia Lama' Hantavirus, kebanyakan di Eropa dan Asia,  dapat menyebabkan Hemorrhagic Fever with Renal Syndrome (HRFS)," tulis CDC di situs resminya. 

Kehadiran Hantavirus ini sontak membuat panik masyarakat seantero karena bersamaan dengan mewabahnya virus Corona atau COVID-19 yang telah menginfeksi sebanyak 400 ribu orang lebih dan telah membunuh puluhan ribu orang di seluruh penjuru dunia.

Yang sedikit melegakan, meski daya membunuhnya lebih dasyat dari Virus Corona COVID-19 namun virus ini tak menular dari satu manusia ke manusia. Berbeda dengan COVID-19 yang dapat menular sehingga saat ini telah menyebar.

Menurut CDC, Hantavirus merupakan keluarga virus yang utamanya menyebar lewat tikus atau rodent. Virus ini bisa memicu berbagai penyakit pada manusia.

Beberapa penyakit yang disebabkan hantavirus adalah Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS), banyak terjadi di Amerika, kemudian Haemorrhagic Fever with Renal Syndrome (HFRS).

Penyakit tersebut tidak ditularkan lewat udara atau airborne, melainkan lewat kontak cairan tubuh seperti urine, feses, dan ludah tikus. Meski jarang, bisa juga menular lewat gigitan.

Dikutip dari Firstpost, gejala awal HPS mencakup fatigue atau kelelahan, demam, nyeri otot, sakit kepala, pusing, dan gangguan pencernaan. Jika tak tertangani, bisa memicu batuk dan sesak napas.

Infeksi yang tidak tertangani juga bisa berakibat fatal. CDC menyebut, mortalitas atau angka kematiannya 38 persen.

Gejala HFRS kurang lebih sama, dan bisa menyebabkan hipotensi atau tekanan darah rendah, syok akut, kebocoran pembuluh darah, dan gagal ginjal akut.

HPS tidak ditularkan dari orang ke orang, sedangkan HFRS bisa tapi sangat jarang. Pengendalian populasi tikus menjadi cara pencegahan paling utama.

#redaksi/berbagai sumber
 
Top