Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Mentawai bersama TNI/Polri, Bupati dan jajaran Pemkab setempat melaksanakan pembersihan dan penyemprotan disinfektan di seputar dermaga Pelabuhan Tuapeijat, Selasa (31/3/2020) pagif: dok.h.lumbanraja
MENTAWAI, SUMBAR -- Karantina lokal bagi Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pelaku Perjalanan Daerah Terjangkit (PTT) di Kabupaten Kepulauan Mentawai dilaksanakan mulai hari ini, Selasa (31/3/2020). 

Tim Gugus Tugas Penanganan dan Pencegahan Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) setempat mencatat sebanyak 10 ODP dan 345 PTT, sementara Pasien Dalam Pemantauan (PDP) nihil. Data terbaru ini dirilis Senin (30/03/2020) malam pukul 22.00 WIB, setelah jadwal kapal terakhir pembawa penumpang masuk wilayah Kepulauan Mentawai.  

Kepala Dinas Kesehatan Lahmuddin Siregar selaku juru bicara Gugus Tugas Penanganan dan Pencegahan Covid-19 Mentawai, kepada awak media setempat,  Selasa (31/3/2020) pagi, menjelaskan bahwa PPT tetap melapor apabila merasakan gejala terjangkit Covid-19 seperti pusing, muntah, sakit tenggorokan serta gejala lainnya selama 14 hari masa tanggap darurat Covid-19. 

“Bagi PPT mesti melakukan isolasi secara mandiri dengan cara tidur di kamar sendiri dan menjaga jarak fisik 1 meter atau phisycal distancing. Selalu cuci tangan pakai sabun, istirahat yang cukup, konsumsi sayur dan buah dan jangan makan daging setengah matang,” urai pejabat kesehatan yang selama ini memang dikenal getol kampanye cuci tangan pakai sabun atau CTPS di kalangan anak usia sekolah dan masyarakat umum di Mentawai tersebut. 


Kemeriahan Lomba Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) yang diikuti ratusan pelajar SD di Tuapeijat di halaman kantor Dinas Kesehatan Mentawai pada Selasa 15 Oktober 2019 lalu. f: dok.dinaskesehatanmentawai  
Tentang 10 ODP yang terdata, Lahmuddin merinci, tujuh di antaranya berada di kecamatan Sipora Utara, satu di kecamatan Sikakap, satu di Kecamatan Siberut Tengah dan satu lainnya di Kecamatan Siberut Selatan.
Ditekankan Lahmuddin, pihaknya secara intens melakukan pemantauan dan pemeriksaan atas karantina mandiri para ODP di kediaman masing-masing melalui koordinasi dengan tim kesehatan di setiap kecamatan. 

Sementara itu, Kepala Puskesmas Mapaddegat, Steffanie Ribkha, dijumpai terpisah, mengklaim bahwa pihaknya selalu melakukan pemeriksaan terhadap OPD melalui petugas di setiap desa.

"Apabila mereka terdaftar sebagai ODP kami selalu melakukan pengecekan kondisi mereka saat dikarantina mandiri melalui petugas Posko Kesehatan Desa (Poskesdes) dan Puskesmas Pembantu (Pustu)," ujarnya meyakinkan. 

(***)
 
Top