PALEMBANG -- Kota Palembang memiliki tingkat populasi penduduk 1,6 juta jiwa dan menempati posisi tertinggi soal jumlah pasien kasus Demam Berdarah Darah (DBD) di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).

Data Dinas Kesehatan Sumsel hingga Kamis (28/5/2020) mencatat 360 kasus DBD periode Januari – 26 Mei 2020.

“Memang kasus DBD di Kota Palembang setiap tahun selalu tinggi. Mungkin karena jumlah populasi penduduknya banyak dan mobilitas penduduknya tinggi," ungkap Muyono, Kasi Pengendalian Penyakit Menular (P2M) Dinas Kesehatan Sumsel.

Pada periode yang sama tahun 2019 lalu tercatat ada 667 kasus penderita DBD. Angka ini agak lebih sedikit terpantau dan menunjukan tren adanya penurunan tiap bulan karena siklus puncaknya pada Januari – Februari sudah lewat.

Namun dari 360 kasus DBD di Palembang diketahui tidak ada pasien yang meninggal dunia.

Menurutnya, kasus DBD itu mengalami penurunan karena didorong oleh meningkatnya kebiasaan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), kata dia, masyarakat dengan kesadaran penuh menjadi lebih peduli dengan kebersihan lingkungan dan kesehatan.

Sementara data keseluruhan terdapat 1.703 kasus DBD di Sumatera Selatan (Sumsel) pada periode Januari – 26 Mei 2020.

Dari 1.073 kasus DBD tersebut tiga orang meninggal di Kabupaten Muratara, Muara Enim dan Banyuasin.

“Kami meminta masyarakat tetaplah menerapkan PHBS karena dengan pola itu maka hampir semua penyakit menular dapat dicegah dan disembuhkan,” kata Muyono.

Meskipun penyakit menular, DBD adalah penyakit yang tidak cepat menular, tapi meskipun demikian kita harus lebih waspada.

Sumber: sidikkasus
 
Top