PADANG -- Kesiapsiagaan mulai dari mitigasi bencana hingga penanganan pasca bencana perlu mendapat perhatian serius dari semua pihak untuk meminimalisir korban dan kerugian jika bencana datang melanda. Termasuk bagaimana pelaksanaan percepatan pemulihan setelah bencana terjadi.

“Bencana boleh datang, tapi korban harus diminimalisir. Karena itu mutlak diperlukan kesiapsiagaan,” tegas Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera Barat (Kalaksa BPBD Sumbar), Erman Rahman, ketika membuka kegiatan Bimbingan Teknis Hitung Cepat Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana (Bimtek HC Jitu Pasna) Sumbar Angkatan 5 tahun 2021 di hotel Kyriad Bumiminang, Padang, Senin (20/9/2021) malam.

Ia tak menampik sebutan Sumbar sebagai salah satu ‘supermarket’ bencana di Indonesia. Berbagai jenis bencana dari laut hingga daratan seperti gempa dan tsunami, banjir, tanah longsor hingga kebakaran hutan rentan terjadi di daerah ini. Bahkan ke depan Sumbar dihadapkan dengan salah satu bencana yang tidak bisa dipastikan datangnya, namun mungkin saja bisa terjadi yakni gempa dan tsunami megathrust Mentawai.

“Menurut perkiraan, jika tsunami megathrust Mentawai terjadi akan berdampak pada 7 kabupaten dan kota serta 1 juta jiwa di daerah tersebut,” ungkap Erman.

Bertolak dari prediksi tersebut, kesiapsiagaan mulai dari mitigasi bencana hingga penanganan pasca bencana sangat diperlukan. Tidak hanya menjadi tugas pemerintah, namun segenap lapisan masyarakat juga dituntut berperan, salah satunya dalam hal penanganan pasca bencana.

Erman kemudian menyinggung penanganan bencana gempa tahun 2009. Menurutnya, saat itu terjadi kesimpangsiuran data pasca bencana yang berakibat bantuan dari pusat datang terlambat.

Kabid Rehab Rekon BPBD Sumbar Suryadi Eviontri pose bersama Pimprus SumatraZone, Ecevit Demirel, di ruang kerjanya. 
“Tentu kita harus belajar dari peristiwa tersebut. Penanganan pasca bencana membutuhkan data yang akurat. Dengan data yang akurat pemerintah pusat akan cepat menindaklanjuti,” terangnya.

"Nah, demi mendapatkan data cepat dan akurat seputar kerusakan dan kerugian akibat bencana, maka BPBD Sumbar menggelar Bimtek HC Jitu Pasna. Kemampuan yang diperoleh dalam bimtek bisa membantu percepatan pemulihan pasca bencana," imbuhnya.

Sebelumnya, pembukaan Bimtek HC Jitu Pasna Sumbar Angkatan 5 Tahun 2021 dimulai dengan laporan ketua panitia Suryadi Eviontri yang juga Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi (Kabid Rehab Rekon) BPBD Sumbar.

Dipaparkan Suryadi, kegiatan kali ini akan berlangsung selama empat hari, 20 hingga 23 September 2021, diikuti sekitar 115 peserta dari 4 daerah yakni Kota Solok, Kabupaten Solok, Kabupaten Solok Selatan dan Kota Padang, ditambah 18 orang jurnalis.

#red/f: dok.oca/eli






 
Top