BALI, NTB - Gempa bumi berkekuatan 6,4 SR mengguncang Bali dan Nusa Tenggara Barat, terutama Lombok dan sebagian kota di Sumbawa, Minggu (29/7/2018) dilaporkan menewaskan sejumlah orang dan merusak puluhan bangunan permanen. 

Juru Bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho, menyebut hingga sekitar pukul 9.20 WITA, gempa susulan terjadi hingga 66 kali.

Hingga berita ini diturunkan, otoritas setempat masih terus menghitung korban luka maupun tewas. Sutopo menyebut setidaknya 10 orang telah dinyatakan meninggal dunia akibat gempa ini.

Delapan korban yang meninggal berada di Lombok Timur sementara dua lainnya merupakan warga Lombok Utara.

Satu dari 10 korban tewas itu berstatus warga negara Malaysia.

Adapun, terdapat pula sekitar 40 orang yang terluka dan dilarikan ke pusat kesehatan. Sementara itu, lindu itu juga merusak puluhan rumah.

Gempa susulan terbesar tercatat berkekuatan 5,7 skala richter. Warga di berbagai daerah gempa dilaporkan berhamburan keluar rumah, termasuk para turis yang keluar dari hotel di kawasan pariwisata setempat.

"Masyarakat di Lombok Timur dan Kota Mataram merasakan gempa dengan guncangan keras selama 10 detik," kata Sutopo melalui keterangan tertulis.

Lalu Muhammad Iqbal, Direktur Perlindungan WNI pada Kementerian Luar Negeri, mengaku merasakan gempa kuat di kawasan Senggigi, Lombok. Ia berada di daerah wisata itu saat gempa terjadi.

"Sangat terasa karena berdekatan dengan Lombok Utara. Para turis berhamburan keluar dari hotel karena takut," kata Iqbal kepada BBC News Indonesia.

Iqbal mengatakan, tidak terdapat bangunan hancur di sekitar Senggigi. Ia melihat sebagian turis kembali beraktivitas, sementara sejumlah wisatawan lainnya telah masuk ke hotel.

"Saat ini sedang peak season. Semua hotel sepertinya penuh," kata Iqbal.

Adapun, gempa yang diduga akibat akivitas Sesar Naik Flores itu juga menyebabkan longsor di Gunung Rinjani. Jalur pendakian gunung itu kini ditutup untuk umum. 

(mdk/bin)
 
Top