JAKARTA -- Gubernur Sumatera Barat Prof. Irwan Prayitno menekankan, sukses penyelenggaraan Musabaqah Tilawatil Quran Nasional (MTQN) ke- XXVIII tahun 2020 di Sumbar adalah tanggungjawab seluruh masyarakat provinsi ini, baik yang di kampung atau pun rantau. Tanpa sinerjisitas ia yakin iven kolosal yang sedianya diselenggarakan pada tanggal 18 sampai 26 Juli 2020 itu tak akan sukses, tak akan berjalan dengan baik. 

Irwan Prayitno mengemukakan hal tersebut saat memberikan sambutan pada acara halal bil halal antara Pemprov Sumbar dengan tokoh perantau Minangkabau di hotel Balairung Jakarta, Minggu (30/6/2019), sekaligus sosialisasi program pembangunan dalam rangka persiapan pelaksanaan MTQ ke XXVIII tahun 2020 di Sumbar. 

"Untuk itu, saya mengajak seluruh tokoh Minangkabau, baik yang di ranah atau pun dirantau, mari bersama-sama kita sukseskan MTQ Nasional ini. Kalau ada waktu, pulang kampunglah saat acara MTQ tersebut, biar tambah semarak acara kita. Kesuksesan MTQ tahun 1983 lalu di Sumbar, bisa juga diwujudkan nanti di tahun 2020 dan diharapkan lebih fenomenal, baik dalam penyelenggaraan maupun dalam kualitas hasilnya. Bukankah basamo mangko manjadi dan saikek sakabek arek?,"  lontar politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) kepada segenap hadirin.

Pria yang juga sohor sebagai sosok "multy talenta" ini meyakini, setelah 37 tahun penyelenggaaraan MTQ Nasional di Sumbar , yaitu tahun 1983 lalu, masyarakat Sumbar bertekad untuk menyelenggarakan MTQ Nasional ke XXVIII dengan sukses. Sukses penyelenggaraan dan sukses dalam kualitas secara keseluruhan. Apalagi nantinya sistim penilaian telah berbasis IT, tentu kualitas hasilpun semakin fair dan adil" ungkapnya optimis.

Pada moment yang sama, Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit dalam kapasitasnya sebagai Ketua Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Sumbar, memaparkan kesiapan-kesiapan secara keseluruhan dalam pelaksanaan MTQN ke-XXVIII nanti. Ia berharap para perantau dapat berkonstribusi langsung untuk membantu penyelenggaraannya.

"Saya ditugaskan oleh Pak Gubernur untuk bertanggungjawab penuh melaksanakan iven besar ini (MTQ Nasional-red). Sangat berbeda kondisi tahun 1983 dengan kondisi tahun 2020. Tahun 1983, kita disupport oleh APBN sangat besar, namun sekarang tidak lagi. Anggaran penyelenggaraan lebih besar porsinya dibebankan kepada daerah penyelenggara" ungkap Nasrul Abit.

Lebih lanjut mantan Bupati Pesisir Selatan itu menjelaskan, "Dulu di tahun 1983, kita banyak dibantu oleh perantau dari segi pendanaan. Itu hal yang luar biasa. Dulu juga kita bisa cari dana dengan cara jual kupon, tetapi sekarang tidak boleh lagi. Makanya kita sekarang mencoba kembali minta bantuan perantau Minangkabau dimanapun berada, kiranya berkenan membantu agar acara ini sukses. Ini adalah harga diri kita orang Minangkabau selaku tuan rumah.Tidak mungkin semua dibebankan kepada APBD Provinsi Sumbar, karena untuk tahun 2020, ada lima agenda nasional di Sumbar yang juga butuh dana besar untuk penyelenggaraannya". 

Acara sosialiasi dilanjutkan dengan sambuatan Kepala Biro Umum Kemenag RI dan paparan Uni Elly Kasim tentang persiapan open ceremony yang akan dilaksanakan di Main Stadium Sikabu Kabupaten Padang Pariaman serta acara penutupan yang berlokasi di Masjid Raya Sumbar, Padang.

Turut hadir di kesempatan itu, para sesepuh masyarakat  rantau Minangkabau antara Azwar Anas mantan Gubernur Sumbar, anggota DPR RI Syuir Syam, Leonardy Harmaini, Donny Monek Sekjen DPD RI, tokoh-tokoh organisasi kemasyarakatan Minangkabau, Ikatan Keluarga Minangkabau (IKM), Gebu Minang, para bupati dan walikota atau yang mewakili se Sumbar, anggota DPRD Sumbar, SKPD Provinsi Sumbar terkait, anggota LPTQ, staf Kanwil Kemenag Sumbar serta undangan lainnya.

(rel/ede)
 
Top