anto narasoma | Sastrawan, Penyair
air mata tahun ini,
begitu menggila
tak hanya basah ke pipi
tapi ribuan hektare hutan
menangis pilu, setelah kemarahan menendang ribuan kubik kayu yang tergeletak di tangan pencuri
air mata tahun ini,
menjadi ombak kemarahan
yang bergulung-gulung dalam ketakutan rakyat
rumah hunian
mobil dan seperangkat motor petani, harus
berlayar seperti sepotong perahu kertas
sebab,
air mata yang membawa lumpur dari kampung
ke kampung itu pun
harus menangis,
setelah potongan nyawa yang tertinggal di belakang penantian, harus menghitung catatan uang para koruptor
inilah sepercik air mata
ketika tangisan ibuku berkecipak sebagai air terjun yang membawa kematian panjang setelah mendarat
ke dalam kumpulan catatan para pengkhianat negeriku
o, siapa yang masih
memiliki kebusukan hati
seperti bangkai tikus
di antara kumpulan para koruptor negeri ini? (*)
Palembang, 30 November 2025

