PADANGPANJANG, SUMBAR -- Menabung tidak harus dengan uang tunai, begitulah kiranya prinsip yang ditanamkan oleh Yurnawati, salah seorang warga di Nagari Gunung, Kelurahan Ganting, Kecamatan Padang Panjang Timur, kota Padang Panjang.

Perempuan yang kesehariannya berprofesi guru itu, aktif mendampingi organisasi bank sampah di daerahnya. Ia telah berhasil meyakinkan banyak orang di sekitarnya bahwa simpanan bisa dilakukan dengan sampah. Saat ini, ibu Wati menjadi Direktur Bank Sampah Kurabu yang dirintisnya beberapa tahun lalu.

Sejak saat itu, ia membuka kesempatan kepada warga untuk menabung dengan sampah, "Kita ingin mengajarkan bahwa yang remeh temeh bisa diuangkan, biasanya sampah itu kan dibuang, tapi sekarang bisa jadi uang, " katanya saat ditemui di lokasi Bank Sampah Kurabu.

Mula-mula, sampah anorganik yang dibawa oleh warga ditimbang untuk diketahui bobotnya. Setelah itu, sampah yang sudah ditimbang dinilai dengan rupiah sesuai dengan harga sampah yang telah ditetapkan dan uang hasil penjualan itu ditabung. 

Tidak mudah bagi Wati untuk mengajak warga ikut menabung dengan sampah. Sebab, budaya menabung warga masih sangat rendah, apalagi nilai tabungannya sedikit. 

"Susah menyadarkan mereka bahwa menabung itu bisa mulai dari sedikit," sebutnya, penyetoran sampah dibuka hanya satu kali dalam seminggu yakni setiap hari Minggu. 

Masing - masing warga tidak menabung dengan jumlah banyak. Ada yang nilainya hanya Rp 1.000, Rp 3.000, ada juga sampai Rp 35.000. Biasanya, tabungan warga melalui sampah itu diambil sekali dalam setahun agar nominal yang diterima menjadi banyak. 

Wati mengatakan, sampah-sampah hasil tabungan warga tidak seluruhnya dijual. Sebagian ada yang dibuat kerajinan oleh ibu – ibu pengrajin. Kerajinan itu berupa piring dari gelas minuman, tempat air mineral, tempat tisu, tas, pot bunga dari galon dan banyak kreasi lainnya.

Hasil kerajinan ini juga dapat di jual dan menghasilkan uang, sehingga membuat sampah benar-benar menjadi sangat bermanfaat.

"Melihat hal itu, masyarakat setempat yang mulanya enggan untuk menabung sampah, setiap minggu semakin bertambah. Seiring berjalannya waktu, kini masyarakat memahami pentingnya menabung sampah walau sedikit demi sedikit," pungkasnya. 

(rel/ede)
 
Top