JAKARTA -- PT Bio Farma (Persero) menyatakan vaksin corona harus mendapatkan izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebelum diedarkan ke masyarakat. Saat ini, vaksin asal perusahaan China, Sinovac tersebut tengah menjalani uji klinis tahap ketiga.

Sekretaris Perusahaan Bio Farma Bambang Heriyanto mengatakan perseroan baru mengajukan izin ke BPOM setelah uji klinis tahap ketiga berhasil dan memenuhi syarat sebagai vaksin yang bisa didistribusikan ke masyarakat.

"Jadi, ini ada kesalahan persepsi di masyarakat, yang datang vaksin ini bukan vaksin yang langsung mau disuntikkan ke seluruh masyarakat. Masih bagian dari pengujian, ketika ini selesai, data dilengkapi, dikumpulkan ke BPOM untuk dapat izin edar, selama belum dapat maka belum bisa dipakai," ujarnya, Rabu (22/7/2020) kemarin.

Ia menuturkan terdapat potensi gagal lantaran proses uji klinis sendiri merupakan bagian dari pengembangan vaksin virus corona. Selain di Indonesia, vaksin virus corona ini juga melalui uji klinis tahap ketiga di Brasil dan Bangladesh.

"Mari kita berdoa, mudah-mudahan uji klinis fase 3 ini bisa lancar. Uji klinis fase 3 ini bagian dari pengembangan vaksin sendiri, jadi masih bisa gagal masih bisa positif atau negatif," imbuhnya.

Sejalan dengan itu, perusahaan farmasi pelat merah itu juga akan mempersiapkan kapasitas produksinya. Untuk tahap awal, kata Bambang, Bio Farma mempersiapkan kapasitas produksi sebanyak 100 juta dosis. Untuk selanjutnya, secara bertahap kapasitasnya akan ditingkatkan menjadi 250 juta dosis vaksin.

Ia menuturkan jika lolos uji klinis tahap ketiga, maka Bio Farma akan memproduksi vaksin asal Sinovac terlebih dulu.

"Yang pertama kali siap tentu yang dari Sinovac. Nanti kami produksi paralel, kalau yang dari Eijkman juga siap segera kami produksi secara bersamaan. Kalau dari Eijkman ini jangkanya lebih lama sekitar 2022 atau 2023," ucapnya.

Sebelumnya, Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir menargetkan dapat memproduksi vaksin virus corona pada kuartal I 2021 mendatang.

"Apabila uji klinis vaksin covid-19 tahap ketiga lancar, maka Bio Farma akan memproduksinya pada kuartal I 2021 mendatang," tandasnya seperti dilansir CNNIndonesia.

(ulf/sfr/oel)


 
Top