Saat Guru Jadi Garda Terdepan
Oleh: Rastono Sumardi
- Ketua satupena Sulawesi Tengah
DI TENGAH hiruk pikuk program pemerintah dan kekhawatiran akan keamanan pangan, sebuah kisah inspiratif datang dari Luwuk Banggai, Sulawesi Tengah. Para guru di sana menunjukkan bahwa tugas mereka bukan hanya mengajar di depan kelas, tetapi juga menjadi pelindung utama bagi kesehatan dan keselamatan anak didik mereka. Sebuah pemandangan yang mengharukan kini menjadi rutinitas di banyak sekolah di Luwuk Banggai.
Sebelum puluhan siswa dengan riang gembira menyantap Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang disediakan, sesosok pahlawan tanpa tanda jasa maju lebih dulu. Bukan untuk mengambil porsi terbaik, melainkan untuk menjadi pencicip pertama. Ya, para guru dengan rela hati mencicipi setiap menu, mulai dari nasi, lauk pauk, sayuran, hingga buah.
Tindakan ini bukan tanpa alasan. Sikap mulia ini lahir dari sebuah keprihatinan mendalam. Beberapa waktu lalu, program yang sama diwarnai insiden keracunan makanan di Kecamatan Moilong. Peristiwa itu sontak menebar kekhawatiran, terutama di kalangan orang tua yang mempercayakan buah hati mereka di sekolah.
Namun, alih-alih menghentikan program yang sejatinya bermanfaat, para pendidik di Luwuk Banggai memilih untuk mengambil langkah proaktif. Mereka menjadikan diri mereka sebagai “benteng pertahanan pertama”.
Seperti yang terlihat dalam sebuah unggahan viral dari TK Al Mustaqim Luwuk, seorang guru dengan tenang memastikan setiap komponen makanan aman sebelum dibagikan. Senyum lega baru terkembang di wajahnya ketika ia yakin makanan itu layak dan aman untuk anak-anak didiknya.
Tanggung Jawab yang Melampaui Panggilan Tugas
Apa yang dilakukan para guru ini adalah cerminan tanggung jawab yang melampaui sekadar profesi. Ini adalah panggilan jiwa. Di pundak mereka, bukan hanya ada target kurikulum yang harus dicapai, tetapi juga ada puluhan nyawa anak-anak yang harus dijaga.
Mereka memahami betul bahwa lingkungan belajar yang aman dan sehat adalah fondasi utama bagi pendidikan yang berkualitas.
Inisiatif ini pun sejalan dengan harapan para pemangku kebijakan.
Ketua DPRD Banggai, Saripudin Tjatjo, sebelumnya telah menyuarakan pentingnya pihak sekolah untuk memastikan keamanan pangan, salah satunya dengan mencicipi menu terlebih dahulu. Para guru di Luwuk Banggai tidak hanya mendengar, tetapi langsung menerjemahkannya ke dalam aksi nyata.
Hasilnya? Anak-anak bisa kembali menikmati menu MBG dengan senyum terkembang. Raut wajah gembira mereka saat menerima piring berisi nasi, ayam goreng, sayur, dan buah menjadi bukti bahwa upaya para guru tidak sia-sia.
Kepercayaan orang tua pun perlahan pulih, melihat dedikasi luar biasa dari para pendidik.
Kisah dari Luwuk Banggai ini mengajarkan kita sebuah pelajaran berharga. Di tengah berbagai tantangan, selalu ada individu-individu berhati mulia yang siap berkorban demi kebaikan bersama.
Para guru ini telah menunjukkan bahwa menjadi pendidik bukan hanya tentang mentransfer ilmu, tetapi juga tentang menebar kasih sayang, kepedulian, dan rasa aman. Mereka adalah pahlawan sejati di garda terdepan pendidikan dan kesehatan anak-anak bangsa. (*)
Luwuk, 14/10/2025
Sumber Foto: RadarSultim