JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Jokowi Mania (JoMan), Andi Azwan, angkat bicara menanggapi tudingan bahwa Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) memaksakan pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) atau Whoosh.
Menurut Andi, proyek ini tidak bisa disebut sebagai hasil paksaan, melainkan sudah melalui proses kesepakatan resmi antara pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI).
“Saya rasa bukanlah dipaksakan. Ini sudah merupakan kesepakatan bersama antara Presiden dengan DPR juga. Tidak mungkin ada proyek besar menggunakan dana publik tanpa pembahasan dengan DPR,” ujar Andi dalam tayangan iNews Room, Kamis (16/10/2025).
Menanggapi beban utang proyek yang mencapai Rp116 triliun, Andi Azwan menyatakan dukungan terhadap Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa, yang menolak jika pembayaran utang tersebut menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Saya mendukung apa yang dikatakan Pak Purbaya. Kalau ada utang, ya bukan masyarakat yang menanggung. Perusahaan dan Danantara sebagai pemilik BUMN seharusnya mencari solusi,” ujarnya.
Andi mengakui bahwa proyek kereta cepat seperti Whoosh tidak bisa diharapkan memberi keuntungan dalam waktu singkat.
Menurutnya, proyek serupa di negara lain pun cenderung merugi di awal karena investasi jangka panjang dan nilai sosial yang besar.
“Proyek ini bukan proyek yang menguntungkan dalam waktu dekat. Di mana pun di dunia, proyek kereta cepat pasti merugi. Tapi yang dilihat adalah kemaslahatannya untuk masyarakat,” katanya.
Andi menekankan, manfaat besar dari proyek ini adalah pemerataan pembangunan di wilayah yang dilalui jalur kereta cepat.
Meski demikian, proyek Whoosh kini tengah menghadapi sorotan tajam akibat beban keuangannya.
Total investasi proyek ini mencapai 7,2 miliar dolar AS (sekitar Rp116 triliun), di mana 75% dananya berasal dari pinjaman China Development Bank, dan sisanya dari modal para pemegang saham.
Akibat pembengkakan biaya atau cost overrun sebesar 1,2 miliar dolar AS (Rp19,5 triliun), proyek ini menekan kondisi keuangan PT KAI (Persero).
PSBI bahkan mencatat kerugian Rp1,63 triliun pada semester I-2025, sementara kontribusi rugi bersih ke KAI mencapai Rp951,5 miliar.
Andi Azwan berharap pemerintah dan konsorsium BUMN bisa segera menemukan solusi kreatif untuk meringankan beban utang.
Ia mengusulkan renegosiasi bunga pinjaman dengan pihak China serta inovasi dalam strategi penjualan tiket, mengingat target penumpang harian 30.000 orang belum tercapai.
“Selama ini baru separuh target, sekitar 15.000–20.000 penumpang per hari. Harus ada inovasi dan promosi agar masyarakat semakin tertarik naik Whoosh,” jelas Andi.
#kpc/bin